Relevansi Ajaran Sufisme Al-Ghazali dalam Dinamika Kehidupan Era Modern

Majalahnabawi.com – Nama Imam al-Ghazali pasti sudah tidak asing lagi bagi kaum muslim, khususnya bagi kalangan yang memiliki minat dalam kajian Islam. Bahkan saking populernya Imam al-Ghazali di kalangan aktivis Islam, ada sebuah ungkapan bahwa popularitas Imam al-Ghazali menempati peringkat kedua setelah Nabi Muhammad, meskipun kehidupan mereka terpisah hampir lima abad (478 tahun). Imam al-Ghazali memulai pendidikan intelektualnya di tanah kelahirannya yakni Khurasan. Di tempat ini beliau belajar kepada teman ayahnya yang bernama Muhammad ar-Radzakani sebelum akhirnya beliau berguru kepada orang yang sangat memengaruhi kehidupan intelektualnya, yakni al-Djuwainy Imam al-Haramayn, tokoh terkemuka teologi Asy’ari. Di bawah asuhan Imam al-Djuwainy, intelektualitas Imam al-Ghazali berkembang sangat pesat. pada masa ini, kemampuan intelektual Imam al-Ghazali berada pada tingkat yang paling tinggi. Jadi tak heran jika Imam al-Ghazali menjadi penasihat pembesar dinasti Seljuk pada saat itu.

Keresahan Imam Al-Ghazali

Setelah beberapa tahun menduduki jabatan sebagai penasihat pembesar dinasti Seljuk, batin Imam al-Ghazali semakin gelisah setelah beliau membaca dan mempelajari ajaran teologi Imam al-Haramayn. Krisis rohani serta keresahan batin, mendorong Imam al-Ghazali untuk melepas jabatannya sebagai penasihat istana sebelum akhirnya beliau mengakhiri pengembaraannya di Damaskus. Di kota ini beliau berhasil menulis sebuah kitab yang monumental yang menjadi rujukan para sufi setelahnya yaitu kitab Ihya’Ulumuddin.

Menurut Imam al-Ghazali jalan tasawuf adalah salah satu upaya untuk membersihkan hati dari unsur-unsur ketergantungan kepada makhluk. Di era modern ini seringkali kita merasa terjebak dalam sebuah rutinitas yang sibuk, stres, dan kecemasan akibat perkembangan teknologi dan tuntutan kehidupan yang terus berkembang. Dalam hal ini, Imam al-Ghazali mengajarkan kita agar mencapai ketenangan batin di tengah hiruk pikuknya dunia ini, seseorang harus membersihkan hatinya dari segala penyakit hati seperti keserakahan, iri hati, dengki dan kecintaan kepada duniawi yang berlebihan.

Pentingnya Nilai Moral dan Etika

Di lain kesempatan Imam al-Ghazali juga menekankan bahwa ilmu dapat dikatakan bermanfaat ketika sang empunya menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika. Di tengah kehidupan modern, seringkali kita jumpai nilai-nilai moral dan etika terpinggirkan demi kepentingan dan ambisi pribadi. Ajaran Imam al-Ghazali mengenai pentingnya memiliki kesadaran  akan tanggung jawab sosial, kejujuran, dan memiliki integritas yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari dapat dijadikan pedoman bagi masyarakat yang kehilangan orientasi nilai dalam kehidupannya.

Ajaran seperti ini sangat relevan untuk menghadapi masalah yang ada pada era modern ini seperti korupsi, ketidakadilan dan materialisme yang semakin marak. Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip sufisme, diri seseorang akan menjadi lebih empatik dan lebih fokus pada tujuan hidup yang lebih tinggi, bukan hanya sekedar pencapaian yang bersifat duniawi.

Di era modern yang semakin plural dan multikultural, seringkali terjadi konflik antar agama dan budaya yang berbeda. Ada beberapa Penyebab konflik identitas dan konflik sosial ini terjadi, salah satu di antaranya adalah sulit untuk menerima perbedaaan yang terjadi di lingkungan sekitar dan memiliki rasa fanatik yang berlebihan. Imam al-Ghazali melalui  ajaran sufismenya mengajarkan akan pentingnya mengenal diri sendiri, menerima perbedaan yang terjadi dan membangun hubungan yang harmonis di antara sesama, tanpa memandang perbedaan latar belakang yang ada. Ajaran ini dapat menjadi sumber kedamaian dalam konteks globalisasi dan konflik sosial yang tengah berlangsung.

Penekanan Ajaran Sufisme Imam Al-Ghazali

Ajaran sufisme Imam al-Ghazali, dengan penekanan pada pembersihan hati, ketenangan jiwa, dan moralitas yang tinggi menawarkan jalan yang sangat relevan untuk menghadapi berbagai tantangan di era modern ini. Seperti apa yang penulis sebutkan di atas, di tengah dunia yang semakin kompleks dan dengan perkembangannya yang begitu pesat, ajaran-ajaran Imam al-Ghazali dapat mengembalikan fokus kita pada tujuan inti dalam kehidupan ini, seperti kedamaian hati, kesejahteraan sosial, dan hubungan yang lebih mendalam pada Tuhan. Oleh karena itu, relevansi ajaran sufisme Imam al-Ghazali dengan kehidupan di era modern ini sangatlah besar, baik untuk memperbaiki kehidupan individu ataupun kontribusinya dalam masyarakat luas.

Similar Posts