Self Love Perspektif Sains dan Islam

Majalahnabawi.com – Manusia sebagai makhluk yang Allah Swt. ciptakan dengan bentuk yang sedemikian rupa sempurnanya, patutlah bersyukur atas segala karunianya. Mencintai pribadinya sendiri (self love), adalah salah satu cara untuk beryukur atas segala karunia yang telah Allah Swt. berikan.

Menurut Khoshaba (2012), Self Love berarti kondisi ketika kita dapat menghargai diri sendiri dengan cara mengapresiasi diri saat kita mampu mengambil Keputusan dalam perkembangan spiritual, fisik, dan juga psikologis (Riani, Self Love is Important, Penerbit Pustaka Taman Ilmu, 2022, hal. 2).

Self Love dalam pandangan Sains dan Agama memiliki keterlibatan yang sangat kompleks antara satu dan yang lainnya. Hal ini karena self love merupakan salah satu konsep yang Allah Swt. sebutkan secara tersirat di dalam Al-Quran, namun juga dipandang sangat penting dalam Ilmu sains.

Self Love dalam Perspektif Islam

وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا

Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah maha penyayang kepadamu.” (QS. An-Nisa: 29)

Surat di atas merupakan salah satu dalil yang secara tersirat telah menyebutkan konsep dari self love itu sendiri. Di mana Allah Swt. menunjukan bahwa ia maha penyayang kepada hambanya, bagaimanapun hambanya berbuat maksiat.

Sebagai bukti bahwasanya betapa banyak manusia yang setiap harinya mendustakan Allah Swt., namun tidak serta merta Allah Swt. langsung turunkan adzabnya. Allah Swt. selalu menunggu, dan menunggu tobat dari para hambanya. Padahal seharusnya hambanya lah yang harus terus bertaubat, dan meminta kepadanya.

Jika kita lihat dalam Tafsir Ibnu Katsir maka kita akan menemukan bahwa kalimat jangan membunuh di sana, berarti jangan mengerjakan hal-hal yang diharamkan Allah Swt. dan melakukan perbuatan-perbuatan maksiat terhadapnya. Karena sesungguhnya segala perbuatan maksiat pasti memiliki efek buruk bagi pelaku maksiat itu sendiri. Sebagai contoh meminum khamr.

Meminum khamr merupakan salah satu maksiat kepada Allah Swt. Dia melarang manusia meminum khamr karena itu memabukkan, dan memiliki dampak buruk bagi tubuh manusia. Atau contoh lainnya yakni membuang sampah sembarangan. Hal ini merupakan perbuatan zhalim, dan merupakan maksiat kepada Allah Swt. Dampak dari padanya berupa banjir, lingkungan yang kumuh menjadi sarang penyakit, ataupun bencana alam lainnya.

Maka dalam perspektif Islam memandang self love itu sendiri sebagai konsep menjaga, dan mencintai pribadinya sendiri. Sebagai bentuk rasa syukur juga terhadap apa yang sudah ia miliki dengan senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya, dan menjauhi apa yang terlarang baginya. Hal ini karena segala hal yang dilakukan untuk mendekatkan diri kepadanya pasti berdampak baik bagi kehidupan, dan yang terlarang baginya berdampak buruk bagi kehidupan manusia itu sendiri.

Self Love dalam Perspektif Sains

Menyambung dari perspektif Islam, karena keharmonisasian antar sains, dan agama memiliki saling keterlibatan yang sangat kompleks. Maka setelah melihat adanya dampak baik dari mendekatkan diri kepada Allah Swt., yang perspetif sains pula dapat melihat dampak nya.

Orang yang bisa menjaga pribadinya dari segala keburukan, dan beryukur atas segala sesuatu yang ia miliki, juga memanfaatkan semua peluang. Akan menjadi seorang pribadi yang sangat sehat secara psikologis, sehingga kehidupannya menjadi lebih damai, dan sejahtera.

Dalam perspektif sains dipandang bahwa untuk dapat mengenali pribadinya sendiri, dan mencintai pribadinya sendiri membutuhkan waktu yang sangat lama. Bahkan ada yang tidak bisa mencintai pribadinya sendiri sehingga harus pergi ke psikolog. Hal ini dapat terjadi sebab seseorang itu memiliki penyakit mental dan harus segera terobati. (Riani, Self Love is Important, Penerbit Pustaka Taman Ilmu, 2022, hal. 3).

Dengan self love seseorang akan lebih mudah dalam mengendalikan emosi, karena mencintai dan memahami diri sendiri, merupakan dasar fondasi dari ketenangan jiwa. Jiwa yang tenang akan senantiasa berpikir bersih, dan tidak terganggu oleh satu apapun.

Ketidaktenangan jiwa akibat dari belum bisanya menerima, dan mencintai pribadinya sendiri, akan membuat emosi menjadi tidak stabil, dan tidak dapat terkendali. Hingga akhirnya dapat mempengaruhi Kesehatan mental dan badan.

Penarikan Kesimpulan

Maka dapat tersimpulkan bahwasanya perspektif Islam yang memandang self love sebagai bentuk menjaga diri dari bermaksiat kepada Allah Swt., memiliki keterkaitan dengan perspektif sains. Di mana ketika seseorang menjaga pribadinya dari bermaksiat, maka hatinya menjadi bersih, dan dapat menerima segala sesuatu yang telah Allah Swt. berikan kepadanya dengan hati yang lapang dan penuh ketenangan.

Sehingga dia akan sangat mencintai pribadinya sendiri, dan senantiasa bersyukur, yang pada akhirnya mempengaruhi psikologinya pula. Sehingga mendidik psikologi dirinya pribadi menjadi seorang pribadi yang penuh dengan ketenangan, dan kesabaran dalam menghadapi segala sesuatu.

Similar Posts