Shafwah al-Tafasir li al-Qur’an al-Karim

Shafwah Al-Tafasir: Kitab Tafsir Kontemporer Karya Ali Al-Shabuni

majalahnabawi.com – Ali al-Shabuni adalah seorang ulama yang produktif dalam menghasilkan karya tulis, khususnya di bidang tafsir al-Qur’an. Nama lengkap beliau adalah Muhammad Ali bin Jamil al-Shabuni. Beliau merupakan seorang profesor di bidang syari’ah dan dirasah islamiyah (Islamic Studies) di Universitas King Abdul Aziz Makkah al-Mukarramah. Ali al-Shabuni lahir pada tanggal 1 januari 1930 M, di Suriah tepatnya di kota Aleppo, dimana kota ini merupakan tempatnya ilmu dan para ulama. Dan beliau wafat pada tanggal 19 Maret 2021 di Yalova pada usia kurang lebih 91 tahun.

Hingga saat ini karya-karya utama Muhammad Ali al-Shabuni kurang dikenal oleh masyarakat luas, padahal telah beredar di kalangan dunia Islam. Berikut adalah empat karya beliau yang cukup popular dikenal. Ikhtisar tafsir Ibn Katsir, Rawai’ al-Bayan fi Tafsir Ayat al-Ahkam min al-Qur’an, Al-Tibyan fi Ulum al-Qur’an. Kemudian di antara karya beliau yang paling populer dan komprehensif dalam penafsiran yaitu Shafwah al-Tafasir li al-Qur’an al-Karim.

Sumber Penafsiran

Sumber-sumber yang dijadikan rujukan oleh Muhammad Ali al-Shabuni dalam menulis kitab Shafwah al-Tafasir yaitu dari pandangan-pandangan ulama kenamaan yang ditulis dalam kitab-kitab tafsir besar yang terpercaya, disertai penelitian yang jeli untuk memilih pendapat yang paling rajih dan benar. Dalam kitab Shafwah al-Tafasir ini al-Shabuni memadukan (kompilasi) antara al-ma’tsur (tekstualitas) dengan al-ma’qul (rasionalitas), dan menghimpun sejumlah pendangan ulama kenamaan dengan kitab-kitab tafsir yang monumental. Pandangan-pandangan yang dihimpunnya bersumber dari kitab-kitab tafsir sebagai berikut: Tafsir al-Tabari, Tafsir al-Kasysyaf, Tafsir al-Qurtubi, Tafsir al-Alusi, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir al-Baidawi dan Tafsir al-Bahr al-Muhit.

Corak dan karakteristik

Kitab Shafwah al-Tafasir ini memudahkan umat manusia dalam memahami al-Qur’an, karena dalam menafsirkan al-Qur’an al-Shabuni memaparkan dengan jelas, ringkas dan tanpa panjang lebar. Beliau menjelaskan isi al-Qur’an secara kontekstual yang sesuai dengan zaman modern dan memenuhi kebutuhan kaum muda yang haus akan ilmu pengetahuan tentang kitab suci al-Qur’an. Sehingga mudah dipahami dan dapat ditangkap makna yang dikandung ayat.

Dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an, al-Shabuni lebih banyak menafsirkan berdasarkan pengertian ayat-ayat al-Qur’an itu sendiri, dan tidak jarang menggunakan pola penafsiran ayat dengan ayat. Kendatipun demikian, penggunaan hadis-hadis Nabi dalam penafsirannya tetap dilakukan, walaupun relatif sedikit. Untuk memperkuat dan membandingkan hasil pemikiran tafsirnya al-Shabuni sering mengutip pendapat-pendapat mufassir besar. Dari aspek linguistik, Kitab tafsir ini juga disusun dengan struktur bahasa (uslub) yang mudah namun tetap ilmiah, alur bahasa yang runtun serta kental dengan aspek-aspek gramatika bahasa dan sastra.

Metode Penafsiran

Al-Shabuni dalam menafsirkan kitab Shafwah al-Tafasir menggunakan metode tahlili. Metode tahlili adalah mengkaji ayat-ayat al-Qur’an dari segala segi dan maknanya. Dengan demikian beliau menguraikan kosa kata, lafaz, arti, sasarannya, dan kandungan ayat. Seperti menguraikan aspek i’jaz, hakikat, majaz, kinayah, isti’arah balaghah, dan keindahan susunan kalimat. Beliau juga menjelaskan apa yang diistinbatkan dari ayat, seperti hukum fiqih, dalil syar’i, arti linguistik, akhlak, tauhid, perintah, larangan, janji, ancaman serta menerangkan kaitan antara ayat-ayat relevansi dengan surat sebelumnya dan sesudahnya. Kesemuanya itu senantiasa mengacu pada asbab an-nuzul ayat, hadis Rasulullah Saw., riwayat sahabat, dan tabi’in.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh al-Shabuni dalam menafsirkan al-Qur’an dalam kitab Shafwah al-Tafasir, yaitu:

  1. Dimulai dengan penjelasan secara global kandungan surat dan penjelasan tujuan yang paling mendasar (maqasid al-asasiyyah), serta pokok-pokok ajaran yang terkandung di dalamnya.
  2. Mencari munasabah (kolerasi) antara ayat yang mendahului dengan ayat-ayat yang senada (koneksitas).
  3. Dari segi tata bahasa (gramatikal), disertai penjelasan isytiqaq bahasa Arab dan yang menguatkannya (syawahid).
  4. Asbab an-nuzul terhadap ayat-ayat yang memang memiliki latar belakang.
  5. Penafsiran substansial terhadap potongan ayat dan ayat secara utuh.
  6. Pemaparan aspek balagiyyah (aspek sastrawi).
  7. Memunculkan fawaid dan lataif (faidah-faidah dan esensi) makna ayat.

Sistematika Penafsiran

Ali al-Shabuni dalam tafsirnya menafsirkan seluruh ayat-ayat al-Qur’an sesuai susunannya dalam mushaf al-Qur’an, ayat demi ayat dan surat demi surat, mulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Nas, maka secara sistematika tafsir ini menempuh tartib mushafi.

Sistematika penulisan yang dipakai oleh al-Shabuni dalam kitab Shafwah al-Tafasir adalah sebagai berikut:

  1. Menjelaskan secara global terhadap isi pokok surat
  2. Kesesuaian antara ayat-ayat terdahulu dan ayat-ayat berikutnya
  3. Tinjauan bahasa
  4. Asbab an-nuzul
  5. Penafsiran ayat
  6. Aspek ilmu balaghah (kefasihan dan keindahan).
  7. Pelajaran.

Similar Posts