Surga di Bawah Telapak Kaki Ibu, Benarkah?
Majalahnabawi.com – Saat Al-Qur’an pertama kali turun, masyarakat Jahiliyah berada dalam situasi penghargaan yang sangat lemah terhadap perempuan. Perempuan diperlakukan seperti budak, bahkan mirisnya kelahiran seorang bayi perempuan dianggap sebagai sebuah aib. Ketika Islam datang, secara perlahan Islam melakukan pembelaan dan menempatkan perempuan dalam kehidupan terhormat dan sama dengan laki-laki. Islam datang untuk menghapuskan diskriminasi terhadap perempuan.
Penghargaan Islam terhadap Perempuan
Islam merupakan agama yang sangat memberdayakan perempuan. Islam dengan tegas menghargai beban seorang perempuan dalam peran reproduksi (mengandung, melahirkan dan menyusui). Salah satu bentuk penghargaan tersebut Rasul Saw lukiskan dalam sabdanya:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ : الجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ اْلأُمَّهَاتِ
“dari Anas bin Malik RA bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Surga ada di bawah telapak kaki para ibu.”
Meskipun banyak dari kaum muslimin yang menjadikan hadis tersebut sebagai sandaran untuk mengungkapkan betapa mulianya ibu, namun kenyataannya hadis tersebut adalah hadis palsu. Hal itu karena dalam sanadnya ada dua rawi yang tidak dikenal, yaitu Manshur bin al-Muhajir dan Abu an-Nadhr. Akan tetapi ada hadis lain dengan kualitas shahih yang mempunyai makna yang sama yang mengungkapkan kemuliaan seorang ibu
عًنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ جَاهِمَةَ السَّلَمِيِّ ، أَنَّ جَاهِمَةَ رضي الله عنه جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ وَقَدْ جِئْتُ أَسْتَشِيرُكَ . فَقَالَ : هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ ؟ قَالَ نَعَمْ . قَالَ: فَالْزَمْهَا فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا
“Dari Mu’awiyah bin Jahimah As-Sulami, ia datang menemui Rasulullah SAW. Ia berkata, ‘Wahai Rasulullah, saya ingin ikut berperang dan saya sekarang memohon nasihat kepadamu?’ Rasulullah SAW lalu bersabda, ‘Kamu masih punya ibu?’ Mu’awiyah menjawab, ‘Ya, masih.’ Rasulullah SAW bersabda, ‘Berbaktilah kepada ibumu (lebih dahulu) karena sungguh ada surga di bawah kedua kakinya.”
Makna Hadis
Makna hadis tersebut bahwa merendahkan diri di hadapan ibu dan berusaha mencari keridhaannya dalam hal-hal yang tidak melanggar syariat Allah Swt adalah sebab masuk surga. Berbakti dan taat kepada ibu merupakan kedudukan yang lebih utama daripada berjihad di jalan Allah. Siapapun yang bisa melakukannya dengan ikhlas akan mendapatkan pahala yang besar dan surga sebagai balasannya.
Latar belakang munculnya hadis surga berada di bawah telapak kaki ibu tersebut berangkat dari perjuangan seorang ibu yang begitu besar dalam mengandung, melahirkan, menyusui dan merawat anak-anaknya. Pertanyaannya sekarang, bagaimana dengan ayah? Apakah kita tidak berhak untuk mendapatkan balasan surga ketika berbakti kepada ayah? Apakah ayah tidak berhak untuk diposisikan sama seperti ibu? Tentu saja tidak. Berbakti kepada ayah adalah sebuah keharusan sebagaimana berbakti kepada seorang ibu. Tidak ada perbedaan antara ayah dan ibu. Keduanya wajib untuk ditaati.
Dalam sebuah hadis dengan redaksi yang lebih umum, dari Abu Darda Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ الْبَابَ أَوِ احْفَظْهُ
Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu, atau kalian bisa menjaganya. (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibn Majah).
Al-Qadhi Baidhawi dalam Tuhfatul Ahwadzi Syarh Sunan Turmudzi mengatakan, “Makna hadis tersebut adalah bahwa cara terbaik untuk masuk surga dan sarana untuk mendapatkan derajat yang tinggi di surga adalah mentaati orang tua dan berusaha mendampinginya. Ada juga ulama yang mengatakan, ‘Di surga ada banyak pintu. Yang paling nyaman dimasuki adalah yang paling tengah. Dan sebab untuk bisa masuk surga melalui pintu itu adalah menjaga hak orang tua.”
Kesimpulan
Dari hadis tersebut kita paham bahwa berbakti kepada ibu bukanlah satu-satunya jalan untuk bisa masuk ke dalam surga. Balasan surga juga bisa kita dapatkan dengan berbakti kepada ayah tanpa mengenyampingkan kewajiban berbakti kepada ibu. Dalam artian, cara untuk mendapatkan balasan surga yang seutuhnya adalah dengan cara berbakti kepada keduanya. Keduanya mempunyai pengorbanan yang berbeda-beda demi anak-anaknya. Ibu dengan perjuangan mengandung, melahirkan, menyusui, dan merawat anak-anaknya sedangkan ayah dengan perjuangan mencari nafkah demi kelangsungan hidup anak dan istrinya.