Taat Kepada Orang Tua Adalah Kunci Bahagia
www.majalahnabawi.com – Perlu kita ingat, bahwa Islam adalah agama yang sangat memperhatikan urusan keluarga, terutama berbakti kepada kedua orang tua. Tidak hanya perintah dan dorongan untuk berbuat baik dan membina hubungan, tetapi juga untuk merangsang dan menggugah hati untuk mengabdikan diri dalam memperhatikan orang tua dengan sepenuh hati.
Maka perlu dipertegas, bahwa orang-orang hebat yang sukses dan berkah dunia akhirat karena terhadap kedua orang tuanya sangatlah taat, betul atau betul? Maka tentu taat mendatangkan rahmat sedangkan khianat mendatangkan laknat na’udzubillah tsumma na’udzubillah.
Saifullah Al-Maslul (Pedang Allah yang selalu terhunus)
Hai sahabatku, coba kita ingat kembali kisah Khalid bin Walid. Ketokohan Khalid bin Walid tentu tak lagi asing dalam sejarah kepahlawanan Islam. Dialah panglima “termahal” dalam sejarah Islam. Dialah seorang mujahid legendaris yang namanya membuat orang kafir miris. Mendengar julukannya saja kita akan tergetar, dialah Saifullah Al-Maslul (Pedang Allah yang selalu terhunus). Khalid adalah inspirasi Syahid. Ia melanglang buana, mengikuti seratus kali pertempuran besar dan tiada secuil pun bagian tubuhnya, kecuali penuh luka akibat sabetan senjata perang.
Begitulah kehebatan Khalid. Namun ada yang lebih dahsyat di balik kedahsyatan Khalid. Siapakah dia? Dialah ibunya. Ibu yang telah melahirkannya. Ketika Umar bin Khattab mendengar Khalid di pengujung usianya, beliau mengakui eksistensi kepahlawanan dan keutamaannya, “seluruh wanita tidak mampu melahirkan anak seperti Khalid!”. Begitu komentar Umar terhadap pahlawan besar ini. Di balik para pahlawan besar, ada wanita-wanita besar. Dan kunci dari itu semua adalah tarbiyah. Dan tarbiyah di tangan bijak seorang ibu akan menjadi energi dahsyat. Maa syaa Allah.
Keteladanan Sahabat Abu Hurairah Ra.
Coba kita ingat kembali kisah abu hurairah. Abu Hurairah adalah salah seorang sahabat Nabi yang patut diteladani dalam memelihara ajaran Islam tentang birrul walidain. Di antara akhlak mulia Abu Hurairah yang membawanya pada kedudukan tinggi adalah bakti dan kesetiaannya kepada sang ibu. Kisah Abu Hurairah bersama ibunya tercantum dalam Shahih Muslim dan kitab hadis lainnya. Suatu waktu Abu Hurairah pernah berkata, “Aku makan satu biji dan sisanya kusimpan”. Rasulullah Saw., bertanya, “Wahai Abu Hurairah, mengapa engkau tidak memakan kurma itu?” Aku menjawab, “Untuk ibuku!” Rasulullah Saw., berkata, “Makanlah, aku akan memberikan untuk ibumu dua biji kurma lainnya”. Kemudian aku memakannya, lalu Rasulullah Saw., memberiku dua biji lagi.
Kesempurnaan Iman
Wahai pembaca yang budiman!
Kisah Khalid bin Walid dan Abu Hurairah menjadi contoh konkret, bahwa di balik kesuksesan seseorang ada kedua orang tua yang tak terlupakan. Seorang mukmin dikatakan memiliki iman yang sempurna ketika dia dapat menunjukkan ketaatan kepada kedua orang tuanya. Al-Qur’an jelas menyatakan dalam surat Luqman ayat 13 & 14:
(13) وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْم
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar“. (QS. Luqman: 13)
(14) وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِير
Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu“. (QS. Luqman: 14)
Kesimpulan
Maka dapat kita tarik kesimpulan, bahwa perintah berbakti kepada kedua orang tua diberikan atas dasar mahabbatullah agar ikhlas mendapatkan ridho Allah, tentu Allah tidak menyia-nyiakan amalnya, doa-doanya diterima, urusannya dimudahkan dan keinginannya dikabulkan. Pengabdian kepada orang tua memberi energi kebahagiaan dan kesuksesan. Sebaliknya, durhaka kepada orang tua membawa kesengsaraan, penuh penderitaan, baik di dunia maupun di akhirat.
Semoga kita tergolong orang-orang yang selalu menjaga birrul walidain serta memiliki kesadaran bahwa di balik keberhasilan hidup ini ada peran orang tua yang tak terlupakan. Aamiin.