Tafsir Al-Qur’an dalam Konteks Pluralisme; Tantangan dan Peluang
www.majalahnabawi.com – Dalam era globalisasi yang semakin intensif, interaksi antar umat beragama semakin tak terelakkan. Pluralisme agama menjadi realitas yang harus dihadapi bersama, termasuk dalam konteks pemahaman dan penafsiran Al-Qur’an. Pluralisme merupakan anugerah terindah dan sunnatullah dalam kehidupan ini. Pada kenyataannya sebuah negara pasti memiliki keberagaman baik dari segi suku, budaya, bahkan agama.
Pluralisme bukan hanya sekedar keadaan yang bersifat plural (jamak), juga bukan sekedar pengakuan bahwa keberagaman itu ada. Tetapi pluralisme agama adalah sikap dalam menghargai, mengakui, menghormati, memelihara, serta mengembangkan keadaan yang bersifat plural tersebut. Disebut pluralisme agam karena berhubungan dengan agama.
Dalam agama Islam, ayat Al-Qur`an dan hadis tidak ada satu pun yang mengartikan sebagai kebencian, pertentangan, dan permusuhan yang mengganggu kedamaian hidup. Dalam Al-Qur`an juga banyak menjelaskan mengenai ayat pluralisme, bahwasannya tuhanlah yang menciptakan dan menghendaki makhluknya berbeda.Pluralisme agama merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Dalam konteks ini, menafsirkan Al-Qur’an menjadi tantangan sekaligus peluang.
Tafsiran Al-Qur’an Tentang Pluralisme
Tantangan dalam menafsirkan Al-Qur’an dalam konteks pluralisme sangatlah banyak. Diantaranya pluralitas Penafsiran, yaitu keberagaman latar belakang, budaya, dan pemahaman menjadikan penafsiran Al-Qur’an menjadi sangat beragam. Hal ini dapat memunculkan perbedaan pendapat yang bahkan dapat memicu konflik. Kemudian ekstremisme yang merupakan penafsiran yang sempit dan literal dapat memicu sikap ekstremisme dan intoleransi, baik terhadap pemeluk agama lain maupun terhadap sesama muslim yang berbeda pendapat. Dan modernisasi, yaitu tantangan modernisasi seperti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga mempengaruhi cara kita memahami dan menafsirkan Al-qur’an.
Adapun peluang dalam menafsirkan Al-Qur’an dalam konteks pluralisme juga penting kita ketahui. Berupa dialog antaragama, sehingga menjadi peluang untuk membangun dialog antar agama yang lebih inklusif dan saling menghormati. Peluang selanjutnya adalah memiliki pemahaman yang lebih mendalam demi mendorong kita untuk menggali lebih dalam makna Al-Qur’an dan mencari titik temu dan menafsirkan secara kontekstual. Juga moderasi yang dapat mendorong munculnya Islam yang moderat, toleran, dan terbuka.
Prinsip-prinsip tafsir Al-Qur’an dalam konteks pluralisme juga sangat penting untuk kita realisasikan, seperti komprehensif, kontekstual, kritis, toleran, moderat antar sesama. Dalam pluralisme dijelaskan bahwasannya semua manusia setara dengan manusia lainnya yaitu dapat menikmati hak dan kewajibannya sebagai manusia. Tidak hanya kelompok mayoritas saja yang dapat berperan serta dalam suatu masyarakat, akan tetapi kelompok minoritas pun dapat ikut berperan serta seperti peranan kelompok mayoritas. Dengan memahami prinsip-prinsip tafsir yang benar dan membangun dialog antaragama, kita dapat mewujudkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin.