Tarawih Cepat, Ninggalin Tajwid
Perlunya memperhatikan bacaan shalat Tarawih, khususnya tajwid dan makna ayat-ayat. Jangan ngejar cepet, sampe ngebut, tapi belepotan tajwidnya dan suaranya.
majalahnabawi.com – Ramadhan tahun ini jatuh pada hari Kamis, setelah pemerintah mengumumkannya ketika sidang Isbat pada hari Rabu bakda Maghrib.
Kiai Duladi selaku ketua DKM Masjid Muawanah memimpin shalat tarawih malam pertama pada malam Kamis. Shalat Tarawih dilaksanakan sejumlah 20 rakaat, dan diakhiri dengan tiga rakaat shalat witir.
Setelah selesai mengimami shalat Tarawih, Kiai Duladi menyampaikan kultum (kuliah tujuh menit) sebelum melanjutkan shalat Witir.
Kiai Duladi menyampaikan, bahwa shalat Tarawih itu tidak boleh terlalu cepat dan tidak boleh terlalu lambat juga. Karena kalo terlalu cepat, bisa tertinggal rukun shalatnya dan bisa berantakan tajwidnya. Ntar baca al-Qurannya kayak orang kumur-kumur kalo cepat-cepat. Padahal Allah memerintahkan di dalam al-Quran untuk kita membaca al-Quran dengan tartil. Allah berfirman:
وَرَتِّلِ الْقُرْأنَ تَرْتِیْلًا
Penting juga bagi para imam shalat Tarawih untuk memperbagus bacaan al-Qurannya, baik dari segi tajwidnya, nadanya, suaranya, dan paham ayat yang dibacanya. Rasulullah bersabda:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالقُرْآنِ
Tidak termasuk orang yang mengikuti sunnah kami; orang yang tidak memperbagus bacaan al-Quran. (HR. Ahmad, al-Bukhari, Abu Dawud, al-Bazzar, al-Darimi)
Shalat cepat-cepat emangnya mau kemana? kayak orang balap motor aja, kayak orang dikejar-kejar anjing galak aja.
Jangan Terlalu Lama
Shalat Tarawih juga jangan terlalu lama, karena jamaah ada yang punya urusan lain, ada orang tua yang tidak kuat berdiri lama-lama, ada anak-anak kecil juga. Nabi Muhammad pernah menegur Mu’adz bin Jabal ketika kelamaan mengimami jamaahnya. Beliau bersabda:
ُأَفَتَّانٌ أَنْتَ یَا مُعَاذ
Kamu membuat fitnah/kegegeran wahai Mu’adz? (HR. Ahmad)
Oleh karenanya, baik imam maupun makmun shalat Tarawih harus bisa mengondisikan situasi dan waktu.
Jangan terlalu cepat dan jangan terlalu lambat. Perhatikan bacaan al-Qurannya dan khusyu‘ ketika shalat.
Setelah itu, Kiai Duladi mengakhiri kultumnya dan melanjutkan shalat witir.
Nasihat dari kultum Kiai Duladi di atas adalah perlunya memperhatikan bacaan shalat Tarawih, khususnya tajwid dan makna ayat-ayat. Jangan ngejar cepet, sampe ngebut, tapi belepotan tajwidnya dan suaranya.