Telaah Kitab Lisan al-Mizan

Majalahnabawi.com – Telaah kitab Lisan al-Mizan tentu merupakan hal yang menarik bagi pengkaji hadis. Kitab Lisan al-Mizan adalah salahsatu karya Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani ( 852 H) yang membahas tentang al-jarh wa al-ta’dil. Kitab ini beliau tulis setelah selesai menulis kitab al-Mughni. Pembahasan dalam kitab ini mencangkup beberapa nama perawi yang ada dalam kitab al-Mughni dengan tambahan yang secara umum bersumber dari kitab al-Hafil.

Para Ulama sebelum beliau pun telah mengarang karya-karya yang membahas tentang al-jarh wa al-ta’dil. Ulama pertama yang mengumpulkan komentar terhadap para rawi adalah Imam Yahya bin Sa’id al-Qathan. Setelah itu murid-murid beliau mengikuti langkah yang beliau lakukan. Imam Yahya bin Ma’in, Ali bin al-Madini, Ahmad bin al-Hambal, Amr bin Ali al-Fallas, Abu Khaitsamah adalah sebagian dari murid beliau yang mengikuti jejaknya.

Ulama setelah mereka seperti Imam al-Nasa’i, Ibnu Khuzaimah, al-Tirmidzi, juga mempunyai karangan yang membahas perawi yang dhaif. Karya-karya mereka adalah kitab-kitab yang banyak menjadi rujukan dalam al-jarh wa al-ta’dil. Ada juga kitab al-Kamil karya Abu Ahmad bin ‘Adi yang merupakan salahsatu kitab yang paling lengkap dalam al-jarh wa al-ta’dil.

Telaah Kitab terkait Para Rawi

Dalam kitab Lisan al-Mizan ini terdapat nama-nama perawi yang stiqah namun ada beberapa ulama yang mengkritik mereka. Imam Ibnu Hajar mengatakan “Seandainya tidak ada yang mengkritik mereka maka aku tidak akan menulis nama mereka dalam kitab ini karena ke-tsiqahan mereka”. Imam ibnu hajar sendiri tidak membuang nama-nama yang rawi dengan label layyin al-hadis. Bukan karena menurutnya mereka dhaif namun karena takut ulama setelahnya mengikuti jejaknya sehingga pendapat tersebut hilang pada masa yang akan datang. Beliau juga tidak menyertakan nama-nama rawi yang ada pada Shahih bukhari dan Ibnu ‘Adi juga nama para sahabat nabi. Hal ini beliau lakukan karena kemulyaan perawi-perawi tersebut.

Perawi yang tercangkup dalam kitab ini seperti rawi-rawi yang pembohong dan pemalsu hadis dengan sengaja. Nama perawi yang diperkirakan sebagai pembohong juga terdapat dalam kitab ini. Kemudian nama rawi yang matruk yang banyak salah dalam periwayatan mereka.

Nama perawi yang tsiqah namun tercemar oleh ke-bid’ah an juga terdapat dalam kitab ini. Rawi-rawi yang majhul juga beliau sebutkan dalam kitab ini. Kemajhulan mereka adalah sebagaimana yang Imam Hatim al-Razi katakan. Jika terdapat komentar bahwa seorang rawi tidak diketahui maka Imam Ibnu Hajar pun menyebutkan namanya dalam kitab ini.

Similar Posts