Teladan Pendidikan Akidah Rasulullah ﷺ
http://penaqashwa.wordpress.com x http://majalahnabawi.com – Rasulullah ﷺ telah memberikan teladan dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Sebagaimana firman Allah Swt di dalam al-Qur’an surah al- Ahzab ayat 21 لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ. Bagi setiap muslim, solusi atau cara dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan telah tergambarkan dengan melihat teladan dari Rasulullah ﷺ. Mulai dari hal-hal kecil hingga hal-hal besar seperti cara makan dan minum, cara tidur dan bangun tidur, model berumah tangga, bagaimana bermasyarakat, cara shalat dan puasa serta lain sebagainya.
Di dalam aspek pendidikan pun Rasulullah ﷺ telah memberikan teladan yang nyata. Tak lain agar manusia dapat terdidik sesuai dengan tujuan penciptaannya. Pendidikan yang Rasulullah ﷺ lakukan terbagi menjadi dua fase, yaitu fase pendidikan di Makkah dan fase pendidikan setelah hijrah ke Madinah.
Pada masa awal dakwah Rasulullah ﷺ yaitu fase Makkah, beliau ﷺ hanya mendidik umat dalam hal akidah Islam yakni ketauhidan kepada Allah Swt. Rasulullah mendidik umat untuk berpikir lalu menanamkan di dalam hati bahwa satu-satunya dzat yang wajib dan boleh disembah hanyalah Allah Swt. Pendidikan akidah ini berlangsung selama tiga belas tahun. Selama tiga belas tahun lamanya Rasulullah hanya mengajarkan akidah dan belum mengajarkan aspek-aspek lainnya. Kemudian pada fase selanjutnya yaitu fase Madinah Allah mengizinkan Rasulullah ﷺ untuk mendidik umat mengenai aspek-aspek lainnya.
Tiga belas tahun lamanya Rasulullah mengajarkan akidah menunjukkan bahwa pendidikan akidah bukanlah hal yang remeh. Hal ini juga menunjukkan bahwa tanpa adanya akidah yang kuat, maka aspek-aspek lainnya tidak dapat terlaksana dengan baik. Sebagai contoh, seseorang tidak akan makan dan minum dengan cara yang baik jika akidahnya tidak baik. Begitu pula sebaliknya, jika akidahnya baik, maka seseorang akan makan dan minum dengan cara yang baik dan akan menghasilkan nilai ibadah.
Pendidikan Akidah di Indonesia
Kenyataan pendidikan di Indonesia saat ini tidak menunjukkan keseriusan akan pendidikan akidah. Rasulullah ﷺ mendidik umat dalam hal akidah selama tiga belas tahun. Sementara di Indonesia saat ini khususnya di sekolah berbasis agama Islam, pendidikan akidah pengajarannya hanya satu kali dalam satu minggu. Kondisi minimnya pendidikan akidah ini menunjukkan bahwa penerapan pendidikan saat ini tidak meneladani pendidikan yang Rasulullah ﷺ lakukan dahulu.
Pendidikan adalah pembiasaan yang prakteknya setiap hari, bukan satu minggu sekali, atau satu bulan sekali bahkan satu tahun sekali. Untuk melihat pendidikan yang berlangsung merupakan pendidikan yang baik atau buruk, maka cukup dengan pertanyaan “Apa yang dibiasakan?”. Jika yang dibiasakan setiap hari adalah penanaman akidah, maka dapat dipastikan akidah peserta didik akan membaik. Namun, jika penanaman akidah tidak dibiasakan setiap hari, maka dapat dipastikan akidah peserta didik tidak akan membaik.
Adalah menjadi tugas setiap generasi untuk mendidik generasi selanjutnya sebagaimana firman Allah Swt dalam Q.S. an-Nisa ayat 9 وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ yang artinya “Dan hendaklah takut orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadapnya”. Oleh karena itu, tugas mendidik generasi selanjutnya, terutama dalam hal pendidikan akidah merupakan tugas pendidik, orang tua dan masyarakat. Maka perlu ditanyakan setiap hari kepada diri pendidik, orang tua dan masyarakat “hal apa yang telah dilakukan pada hari ini dalam rangka mendidik akidah anak/generasi selanjutnya?”
Tentu hasil yang ditunjukkan dari pendidikan akidah yang telah dilakukan setiap hari akan membutuhkan waktu. Rasulullah ﷺ yang memiliki berbagai macam mukjizat dan langsung dibina oleh Allah Swt saja membutuhkan waktu selama tiga belas tahun untuk menanamkan akidah di dalam hati umat. Maka siapa kita sehingga berpikir bahwa akan mudah memetik hasil pendidikan dalam waktu yang singkat dan dengan proses yang mudah?!
Wallahu’alam.