Tiga Pengingkaran dalam Islam

Majalahnabawi.com – Pada tulisan kali ini, penulis mencoba paparkan kembali ceramah yang disampaikan oleh KH. Abdul Syakur Yasin, MA., atau biasa dikenal dengan panggilan Buya Syakur. Ceramah ini disampaikan oleh beliau pada kesempatan pengajian kitab Fi Zhilal al-Quran yang diselenggarakan secara rutin oleh Wamimma TV.

Dalam pertemuan tersebut, Buya Syakur menyampaikan setidaknya terdapat tiga pengingkaran dalam Islam; pertama, kafir. Kedua, munafik. Ketiga, musyrik. Kafir adalah mereka yang berkeyakinan di luar Islam, tidak percaya kepada Allah Swt. dan mengingkari Allah Swt. Sedang munafik adalah mereka yang tidak jujur atas keislamannya. Adapun yang musyrik adalah mereka yang menyekutukan Allah Swt.

Dari ketiga pengingkaran di atas, yang paling berat konsekuensinya ialah musyrik. Orang-orang kafir masih diberi harapan akan diampuni oleh Allah Swt. jika mereka bertobat dari kekafirannya. Allah Swt. berfirman dalam QS. al-Anfal: 38

قُل لِّلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ إِن يَنتَهُوا۟ يُغْفَرْ لَهُم مَّا قَدْ سَلَفَ وَإِن يَعُودُوا۟ فَقَدْ مَضَتْ سُنَّتُ ٱلْأَوَّلِينَ

“Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: “Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah terhadap) orang-orang dahulu”.

Begitu pula dengan orang-orang munafik mereka masih mendapatkan harapan akan diampuni oleh Allah Swt. jika mereka berlaku jujur pada hati mereka. Dalam QS. al-Nisa’: 145-146 Allah memberikan ancaman sekaligus solusi bagi orang-orang munafik

إِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ فِى الدَّرْكِ الْاَسْفَلِ مِنَ النَّارِۚ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيْرًاۙ إِلَّا الَّذِيْنَ تَابُوْا وَأَصْلَحُوْا وَاعْتَصَمُوْا بِاللّٰهِ وَأَخْلَصُوْا دِيْنَهُمْ لِلّٰهِ فَاُولٰۤىِٕكَ مَعَ الْمُؤْمِنِيْنَۗ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللّٰهُ الْمُؤْمِنِيْنَ أَجْرًا عَظِيْمًا

“Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka. Kecuali orang-orang yang bertobat dan memperbaiki diri dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan dengan tulus ikhlas (menjalankan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu bersama-sama orang-orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan pahala yang besar kepada orang-orang yang beriman.”

Berbeda halnya dengan orang-orang musyrik mereka yang murtad kemudian beriman lalu murtad lagi dan beriman lagi, mereka tidak akan diampuni oleh Allah Swt. sebab mereka melanggar fitrahnya sendiri dan kema’rifatannya. Mereka sengaja masuk ke dalam kesesatan, maka keadilan bagi mereka ialah Allah tidak akan mengampuninya dan tidak akan memberikan hidayah kepadanya karena menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan Allah setelah mengetahuinya.

Kenapa Allah Swt. tidak mengampuni kemusyrikan?

Allah Swt. tidak mengampuni kemusyrikan sebab mereka menduakan Allah Swt. dengan dirinya sendiri. Iblis menolak perintah untuk bersujud kepada Nabi Adam as. Sedangkan dalam sejarah manusia, terdapat sosok yang mengaku dirinya sebagai Tuhan, contohnya Firaun. Dalam keseharian manusia yang lain juga sama, walaupun tidak pernah mengucapkan bahwa dirinya Tuhan, akan tetapi ketika menyumbangkan beberapa uang ke masjid lantas mengeluarkan kalimat “kalau bukan karena saya, masjid ini tidak akan jadi”. Ucapan seperti tadi seakan-akan berdirinya masjid atas kehendaknya, padahal, ia hanya berkontribusi bukan yang menentukan.

Begitu pula halnya dengan orang-orang yang membela agama, mereka berkata,” kalau bukan aku yang membela agama ini, siapa lagi?

Wallahu A’lam Bishowab       

Similar Posts