Tobat dan Kadar Akhir Hayat Seorang Hamba

Majalahnabawi.com – Tobat ialah sebuah pengakuan dan penyesalan akan perbuatan buruk yang terjadi di masa lalu, serta berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Bertobat bagi seorang hamba tidaklah hanya tertuju bagi seorang yang telah melakukan maksiat saja, akan tetapi bagi segenap manusia juga perlu untuk bertobat. Karena manusia sejatinya tak luput dari kesalahan dan dosa.

Syekh Wahbah az-Zuhaili mengatakan bahwa tobat ialah kembalinya seorang hamba kepada Allah SWT dengan meninggalkan kekufuran yang selama ini mengotori jiwanya serta dengan penyesalan terhadap dosa-dosa yang pernah dilakukan dan kembali untuk mengerjakan amal kebaikan untuk menumbuhkan keimanan itu kembali.

Kapan Batas Akhir Bertobat?

Menilik batas akhir bertobat, sejatinya akan tersandar dengan surat an-Nisa ayat 18 yang berbunyi:

وَلَيْسَتِ ٱلتَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلسَّيِّـَٔاتِ حَتَّىٰٓ إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ ٱلْمَوْتُ قَالَ إِنِّى تُبْتُ ٱلْـَٰٔنَ وَلَا ٱلَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا

Artinya: Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: “Sesungguhnya saya bertobat sekarang”. Dan tidak (pula diterima tobat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.

Dari ayat di atas, menggambarkan akan tobat orang-orang fasik yang tetap beriman akan tetapi bertobat saat akhir hayatnya dan orang-orang kafir yang bertobat dari kekufurannya akan tetapi setelah kematiannya. Saat-saat itulah tobat sudah tidak lagi dapat diterima.

Atau dalam Sunan at-Tirmidzi menyebutkan bahwa:

إنَّ الله عَزَّ وَجَلَّ يَقْبَلُ تَوْبةَ العَبدِ مَا لمْ يُغَرْغِل

“Sesungguhnya Allah Yang Maha Agung akan menerima tobat seseorang sebelum nyawa sampai di tenggorokan (sekarat).”

Maka, dapat disimpulkan bahwa tobat seorang hamba tak akan diterima jikalau ia telah sampai pada akhir masa hidupnya atau menjelang detik akhir kematiannya.

Taubat dan Penyembah Api

Pada masa Hasan al-Bashri hiduplah seorang penyembah api bernama Simeon yang sangat taat pada agamanya, ia sangat tekun untuk beribadah sampai akhir hayatnya. Ia tetap berpegang teguh pada agama yang ia pegang yakni majusi.

Sebelum ajal menjemputnya, Hasan al-Bashri mendatanginya untuk diajak masuk Islam. Hasan al-Basri menjenguknya ketika ia terbaring sakit dan sebentar lagi ia menemui akhir hayatnya, diajaklah ia oleh Hasan al-Basri untuk masuk Islam. Akan tetapi ia menolak dan menyebutkan berbagai alasan mengapa ia tak ingin masuk ke agama Islam.

Alasan Sang Penyembah Api Tak Mau Masuk Islam

Dengan Jawaban: Ada tiga perkara yang menghalangiku menjadi muslim, yang pertama adalah kalian membenci dunia akan tetapi siang malam hanya mengejarnya. Yang kedua kalian berkata kematian adalah hal kenyataan akan tetapi kalian tak membuat sedikit pun persiapan untuknya. Dan yang ketiga adalah Allah Zat Yang Maha Mengetahui namun kalian selalu melakukan hal yang bertentangan dengan keridhaan-Nya.

Singkat cerita, Simeon akan bertobat dan masuk Islam akan tetapi ia meminta pernyataan tertulis dengan maksud agar dia tidak mendapatkan hukuman di akhirat kelak. Hasan al-Basri menyetujuinya dan dia pula meminta agar pernyataan tersebut ada pada genggamannya saat dia dikubur. Dan atas kehendak Allah, Simeon pun masuk surga dan berbahagia bersama orang-orang mukmin di akhirat.

Dari cerita Simeon di atas, dapat kita simpulkan bahwa setiap manusia dapat kembali bertobat kepada Sang Maha Pencipta sebelum ajal menjemputnya. Dan kadar akhir hayat seorang hamba bukanlah ditentukan dari seberapa lama ia beriman ataupun musyrik. Bisa saja ketika Allah menghendaki seorang hamba untuk bertobat walau sebelum akhir hayatnya, ia mati dalam keadaan husnul khatimah. Karena diterima atau tidaknya tobat juga merupakan hak prerogatif Allah SWT.

Wallahua’lam bisshowab.

Similar Posts