Tradisi Lebaran dan Silaturrahmi Keliling
Majalahnabawi.com – Bulan Syawal termasuk waktu yang sering dijadikan momen untuk berkumpul keluarga dan silaturrahmi kepada teman-teman dan guru-guru. Orang Betawi, khususnya yang tinggal di Jakarta, biasanya merayakan lebaran dengan bersilaturrahmi dan saling mengunjungi. Biasanya dimulai dari tanggal 1 Syawal setelah shalat Idul Fitri.
Tidak cukup sehari dua hari, tetapi bisa sampai sepuluh hari untuk saling mengunjungi dan silaturrahmi ke sanak keluarga dan para guru. Di daerah Kembangan, Duri Kosambi, dan sekitarnya biasanya dijadwalkan tradisi lebaran saling mengunjunginya agar tidak bentrok dan ada penghuni rumahnya jika dikunjungi.
Biasanya hari pertama setelah shalat Idul Fitri, para anak mengunjungi makam keluarga lalu mengunjungi rumah orang tuanya dan rumah orang tua besannya. Mereka bertujuan untuk meminta maaf dan silaturrahmi. Setelah ke rumah orang tua, biasanya keliling mengunjungi rumah para tetangga sekitar.
Tradisi yang unik adalah para ibu biasanya saling bertukar makanan ketika mengunjungi dan biasanya para anak kecil diberikan uang dari para orang tua yang dikunjungi rumahnya, kami menyebutnya dengan persenan lebaran. Hari kedua, di sebagian wilayah kami ada yang open house menerima tamu, dan ada juga yang keliling ke rumah encang encing paman bibi.
Hari ketiga sampai kelima biasanya mengunjungi keluarga besan mertua.
Hari keenam sampai kedelapan biasanya mengunjungi para kyai, ustaz, guru.
Ketika lebaran ke rumah para kiai, ustaz dan guru, biasanya para murid dan santri mengumpulkan (patungan) uang untuk memberi hadiah makanan dan buahan untuk para kiai, ustaz dan guru. Setelah sampai di rumah mereka, biasanya disuguhkan makan terlebih dahulu lalu saling berbincang, lalu kiai, ustaz, dan guru memberi nasihat, kemudian mendoakan para murid dan santrinya. Hal tersebut biasanya disebut Halal bi Halal Alumni dan Santri.
Intinya tradisi lebaran bagi orang Betawi sangatlah berkesan dan tidak cukup sehari dua hari bisa sampai tujuh sampai sepuluh hari.
Nilai Kebersamaan dan Kebudayaan
Dari tradisi lebaran Betawi seperti di atas, kami merasakan banyak nilai yang dapat diambil, seperti bisa saling bertukar pengalaman, bisa saling bermaaf-maafan, bisa saling kenal nasab keturunan. Kata orang betawi: Jangan ampe putus obor, walaupun para orang tua sudah meninggal, tapi tetap para anak harus saling mengunjungi silaturrahmi minimal ketika lebaran.
Dari sisi kebudayaan, haruslah dipertahankan karena tradisi lebaran keliling tersebut adalah sudah menjadi kebiasaan baik yang diwariskan oleh para sesepuh Betawi. Mungkin budaya tersebut tidak ada di daerah lain, bisa saling mengunjungi, bisa saling ngobrol bertukar pengalaman, dan bisa bersedekah dengan memberi persenan dan makanan. Biasanya yang mengadakan open house menyediakan makan nasi uduk atau yang lainnya. Hal tersebutlah yang mendapatkan nilai sedekah juga.
Nilai Silaturrahmi dan Sedekah
Jika kita merenungi tradisi di atas, maka terdapat nilai keagamaan tentang silaturrahmi dan sedekah yang keduanya telah tercantum di dalam al-Quran dan Hadis tentang keutamaan keduanya.
Hadis keutamaan silaturrahmi,
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: “مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ”. (رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ وَأَبُوْ دَاودَ وَأَحْمَدُ)
Dari Sayyidina Anas bin Malik r.a berkata: Aku telah mendengar Rasulullah Saw bersabda: Siapa saja yang bahagia/ ingin diluaskan rezekinya, atau dipanjangkan umur (diakhirkan ajalnya/ diberkahkan umurnya), maka hendaklah dia menyambung silaturrahmi. (HR. al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Ahmad)
Dengan silaturrahmi akan meluaskan rezeki, menjadikan umur berkah.
Implementasi dari luas rezeki adalah diberikan persenan bagi para anak yang belum kerja. Jumlah persenan bisa sampai Rp700.000 sampai Rp1.000.000 jika banyak yang memberi. Bagi yang sudah kerja dan punya gaji lebih, biasanya memberi persenan kepada anak-anak agar mereka senang. Tapi persenan hanyalah bonus bukan tujuan. Tujuannya adalah silaturrahmi agar mempererat persaudaraan sesama muslim dan agar kenal sanak saudara sampai ke atas.
Dalil Keutamaan Sedekah
Adapun keutamaan sedekah banyak tercantum di dalam ayat al-Quran, di antaranya
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ. (سورة البقرة: ٢٦١)
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. al-Baqarah: 261)
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللهِ ثُمَّ لَا يُتْبِعُونَ مَا أَنْفَقُوا مَنًّا وَلَا أَذًى ۙ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. al-Baqarah: 262)
Tetaplah mempererat silaturrahmi, jangan sampai putus silaturrahmi dan jangan sampai mati obor. Yang jauh, mendekat. Yang dekat, merapat.
Siapa tau dengan saling mengunjungi, akan saling kenal dan ketemu jodohnya😃.