Wajah yang Indah dan Fitnah Wanita
Majalah Nabawi – Setiap yang memanaskan, maka ada yang mendinginkan. Api dan air contohnya. Setiap yang pahit ada yang manis. Segala yang kecil, ada yang besar. Begitulah Allah menciptakan alam ini saling berpasangan. Begitu pula di saat Allah menciptakan Adam dengan kelamin laki laki, maka Allah hadirkan Hawa dengan berkelamin perempuan. Sehingga jadilah mereka berpasangan di muka bumi ini. Andaikan seluruh dunia penghuninya adalah laki laki, maka tidak akan ada keturunan manusia setelah Nabi Adam. Pun begitu juga kalau Allah ciptakan seluruh penduduk dunia adalah wanita. Hadirnya laki-laki dan perempuan menyebabkan hubungan mutualisme antara kedua nya. Maka ketetapan Allah Swt dalam al-Quran surah al-Hujurat ayat 13, begitu indah “Wahai manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari seorang laki laki dan perempuan”. Agar apa ?? Lanjutan ayatnya… “Agar kalian saling mengenal/melengkapi”.
Fitnah wanita, secara harfiah tersusun dari dua kata, yaitu fitnah dan wanita. Fitnah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti perkataan tanpa berdasarkan kebenaran, menodai nama baik, merugikan kehormatan orang lain. Sedangkan wanita dalam KBBI bermakna golongan makhluk manusia yang dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak dan menyusui. Quraish Shihab dalam bukunya Tafsir al-Misbah ketika menafsirkan surah al-Tagabun ayat 15 memaknai fitnah sebagai ujian. Sementara itu, dalam Mu’jam al-Wasith fitnah bermakna kekaguman pada sesuatu hingga menjadi bodoh dan hilang akal karenanya.
Adapun pengertian fitnah wanita secara laqabiy (keseluruhan) ialah ketakjuban seorang laki-laki terhadap lawan jenis karena keelokan dan keindahannya (wanita) yang menyebabkan hilangnya kendali/sikap positif pria.
Fitnah Dibalik Sebuah Kisah
Fitnah wanita bukan hanya terjadi di zaman ini, bahkan sudah muncul sejak zaman kenabian. Dimana ketika Nabi Yusuf as. yang memiliki paras yang tampan, rupa yang menarik perhatian. Hingga tangan yang terkikis oleh pisau hanya bagaikan khayalan, istri dari pembesar istana kehilangan akal, jatuh kedalam syahwat dan mencoba menyetubuhi nabiyullah Yusuf. Namun karena Rahman-Nya, Yusuf as. terbebas dan selamat dari semua fitnah wanita yang sudah terhasut oleh iblis laknutullah. Maka jelaslah Rasulullah bersabda
ما تَرَكْتُ بَعْدِي فِي النَّاسِ فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النساء
“Aku tidak meninggalkan fitnah yang lebih besar bagi laki-laki selain dari perempuan,” (HR Al-Bukhari).
Kisah Sulaiman bin Yasar
Cerita yang serupa pun juga dialami oleh salah seorang tabi’in terkenal yang Bernama Sulaiman bin Yasar (107 H), ia banyak meriwayatkan hadis dari Ibnu Abbas, Abu Hurairah, Ummu Salamah, dan said bin Musayyib, dan juga merupakan guru dari Ibnu Syihab Az Zuhri (123 H).
Sulaiman bin Yasar pergi bersafar meninggalkan kampung halamanya Madinah untuk suatu hajat dengan beberapa teman nya. Ketika mereka sampai di Abwa’, sebuat tempat yang terdapat mata air bertempat di perjalanan antara Mekkah dan Madinah, mereka beristirahat dan mengisi amunisi tubuh disana. Lalu mendirikan tenda sebagai penghalang dari teriknya matahari. Teman-teman Sulaiman pergi berpencar mencari logistik perbekalan, hingga tinggal lah Sulaiman seorang diri yang berada di dalam tenda. Sulaiman dianugerahi Allah wajah yang tampan rupawan, namun siapa sangka ternyata ketampanan nya itu menjadi cobaan yang akan menimpa nya. Maka disini penulis memberikan motivasi, bagi kita yang memiliki wajah yang jauh dari kata layak dari umumnya atau sering disebut “muka pas-pasan”, jangan langsung introvert dan rendah diri, boleh jadi hikmah nya Allah menghindari kita dari cobaan/fitnah wanita ini.
Tidak jauh dari tenda mereka, salah seorang wanita rombongan arab badui melihat dengan penuh pesona akan ketampanan sang alim dari negeri Madinah, hingga membuat nafsu si wanita bergejolak tak terbendung. Ia langsung bergegas mendatangi tenda Sulaiman dengan memakai burqa, lalu masuk ke dalam dan membuka burqa nya hingga tampaklah kecantikan dan putihnya wajah sang Wanita. “Penuhilah Aku…” sahut sang Wanita itu.
Mendengar itu Sulaiman mengambil sisa makanannya untuk memberikannya kepada si wanita, ia menyangka si wanita meminta perbekalan safar. Ternyata yang dimaksud nya ialah “aku ingin seperti apa yang dilakukan seorang suami kepada istrinya” jawab nya.
Sungguh ini adalah fitnah nyata dari wanita dan cobaan yang sangat hebat. Hanya orang-orang yang bersih hatinya yang selamat dari keadaan seperti ini. Coba kita perhatikan, banyak indikator terjadinya zinah itu. Pertama, yang memberikan kode (mengajak) adalah si wanita. Kedua, wanita ini berparas cantik, berkulit putih dan halus. Ketiga, kejadian ini di dalam tenda tertutup, keadaan yang sepi dan jauh dari pandangan orang.
Allah SWT Tidak Lengah
Sunguh, hanya Allah-lah sebagai Penolong. Ia yang Maha Melihat apa yang tak terlihat oleh makhluk-Nya dan Maha Mendengar apa yang terucap meskipun di dalam hati. Dan Ia sekalipun tak akan lengah terhadap perbuatan makhluk-Nya. Sulaiman bin Yasar termasuk yang lulus dalam ujian berat ini. Rasulullah juga telah mengingatkan akan fitnah Wanita ini,
الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتْ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ
“Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya”. (HR Tirmdzi)
Dengan tegas ia katakan “Iblis laknatullah yang telah mempersiapakanmu untuk diriku!”. Lantas, beliau pun meletakkan kepalanya pada lengan bajunya, pecahlah tangisan beliau menangis sejadi jadinya. Ia sadar akan ujian ini, dan ia takut akan dirinya. Adapun Wanita itu dia merasa kebingungan dan tidak pernah ia dapati keadaan seperti ini sebelumnya. Maka ia kembali menutup wajahnya dengan burqah lalu kembali ke tendanya. Sungguh demikianlah keimanan sang ‘alim dari negeri Madinah.
Tak lama kemudian, teman nya pulang dan melihat air mata yang jatuh dari Sulaiman, maka ia bertanya “Ada apa denganmu?” jawab Sulaiman “Tidak mengapa, aku hanya ingat keluargaku di rumah” “Tidak mungkin…..terus teranglah saja…. ” Jawab si kawan.
Sulaiman pun berterus terang menceritakan kejadian tersebut dari awal hingga akhir. Setelah mendegar, si kawan berkata lagi “Sungguh aku lebih berhak menangis daripada engkau”. “Kenapa?” ucap Sulaiman, “Aku khawatir kalau aku berada di posisimu, aku tidak akan bersabar dan terjerumus ke dalam fitnah wanita itu”. Keduanya pun menangis karena peristiwa tersebut.
Buah dari Kesabaran
Beberapa saat setelahnya, Sulaiman bin Yasar bermimpi melihat seorang yang tampan dan rupawan. Badannya tinggi dan tegap. Bajunya bagus dan indah. Baunya pun harum mewangi. “Siapa Anda, semoga Allah merahmati Anda?” tanya Sulaiman. “Saya Yusuf bin Ya’qub.” “Anda Yusuf Ash Shiddiq?” “Ya.” “Sungguh, kisah Anda dengan istri pembesar Mesir sangat menakjubkan,” kata Sulaiman. “Kisahmu dengan wanita Abwa’ lebih menakjubkan,” kata Nabi Yusuf.
Masya Allah kisah sang Alim seorang tabiin dari negri Madinah hampir sama dengan yang Nabiyullah Yusuf as. alami. Kisah ini memberikan banyak pelajaran untuk kita kaum laki laki dan menjadi peringatan untuk kaum Wanita. Allahu a’lam bish shawab.