Wajib Taat kepada Pemimpin selama Bukan dalam Kemaksiatan
majalahnabawi.com – Pemimpin mempunyai peran dan tugas yang sangat besar, di mana peran dan tugas ini berhubungan dengan kehidupan dan kepentingan orang banyak, dunia dan agama. Tanpa adanya sosok pemimpin, maka tatanan kehidupan di masyarakat akan menjadi kacau.
Ketaatan terhadap pemimpin berarti tunduk dan patuh dalam semua kebijakannya. Baik dalam keadaan semangat ataupun susah, dalam keadaan sulit ataupun mudah, mengesampingkan kepentingan pribadi, dan tidak merebut urusan dari yang berhak kecuali jika melihat kebermasalahan secara terang-terangan atau penyalahgunaan kekuasaan yang berkaitan dengan pemimpin tersebut. Nabi saw. bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَطَاعَنِي فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ يَعْصِنِي فَقَدْ عَصَى اللَّهَ وَمَنْ يُطِعْ الْأَمِيرَ فَقَدْ أَطَاعَنِي وَمَنْ يَعْصِ الْأَمِيرَ فَقَدْ عَصَانِي وحَدَّثَنِيهِ زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَلَمْ يَذْكُرْ وَمَنْ يَعْصِ الْأَمِيرَ فَقَدْ عَصَانِي.(رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah r.a. (w. 57 H) dari Nabi saw., beliau bersabda, “Barang siapa menaatiku sungguh dia telah mentaati Allah Swt., dan barang siapa bermaksiat kepadaku maka dia telah bermaksiat kepada Allah Swt. Barang siapa menaati seorang pemimpin sungguh dia telah menaatiku, dan siapa saja bermaksiat kepada pemimpin maka dia telah bermaksiat kepadaku.” Dan telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb, telah menceritakan kepada kami Ibnu ‘Uyainah dari Abu Al-Zinad dengan isnad ini, namun dia tidak menyebutkan, “Barang siapa bermaksiat kepada seorang pemimpin.” HR. Muslim (204 H – 261 H : 57 tahun)
Istifadah Hadis
Dalam hadis tersebut Rasullullah saw. memerintahkan kepada umat muslim untuk taat kepada pemimpin selama bukan dalam kemaksiatan. Taat pada pemimpin adalah suatu ibadah dan akan diberi ganjaran pahala. Karena taat pada pemimpin diperintah oleh Rasulullah saw. Rasulullah saw. pun mengatakan, bahwa barang siapa yang taat pada amir atau pemimpin berarti ia menaati Rasul. Dan yang dimaksud amir di hadis ini ialah orang yang punya wilayah kekuasaan seperti khalifah, presiden, dan kepala pemerintahan lainnya.
Berkaitan dengan itu, ada beberapa poin yang bisa diambil di dalam hadis ini, yakni:
- Wajib patuh dan taat kepada pemimpin (Imam a’dzhom) dan setiap yang diberi mandat untuk memimpin suatu wilayah yang khusus.
- Menaati penguasa adalah suatu ibadah yang akan mendapat ganjaran pahala. Jadi, janganlah dikira bahwa hal ini adalah ketaatan biasa karena menaati pemimpin ini diperintah oleh Rasulullah saw.
- Barang siapa menaati Rasul berarti dia menaati Allah Swt. Karena perintah Rasulullah saw. merupakan perintah dari Allah Swt. Dan Allah Swt. juga memerintahkan untuk taat kepada Rasul saw.
Akan tetapi bila berkaitan dengan pemimpin, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan. Hal tersebut yakni, taat atas apa yang telah diperintahkan dan diridai Allah swt. dan Rasul-Nya. Apabila diperintahkan untuk melakukan kemaksiatan atau hal yang bertentangan secara sharih dengan syariat Islam, maka tidak perlu bagi kita untuk menaatinya. Dan perlu ditekankan juga, bahwa bila pemimpin tersebut bukan pilihan kita dan tidak kita sukai, selama untuk hal kemaslahatan dan masih dalam menjalankan tupoksinya sebagai pemimpin, kita tentu tetap wajib menaatinya.
Semoga kita selalu menjadi rakyat yang patuh kepada allah Swt. dan Rasul-Nya. Semoga diberikan kepada kita pemimpin-pemimpin yang adil dan bijaksana.
Wallahu a’lam