Analisis Tafsir Quran Surah Fathir Ayat 32
majalahnabawi.com Mari kita simak surah Fathir ayat 32 berikut ini
ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ
Artinya: “Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.” (QS. Fathir; 32)
Ayat ini sekiranya menjelaskan kepada kita bahwa Allah mewariskan al-Quran kepada hamba-hambanya yang terpilih. Menurut Ibnu Abbas yang mereka adalah umat Nabi Muhammad Saw. Karena al-Quran merupakan kitab suci umat Nabi Muhammad Saw. dan hanya mereka yang berhak mewarisinya. Kemudian ayat ini menjelaskan pula mengenai tiga macam sikap manusia dalam mengamalkan al-Quran, yaitu:
1. Orang yang Zalim terhadap Diri Sendiri
Zalim artinya meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Zalim juga berarti orang yang zahirnya terlihat baik namun secara batinnya buruk. Menurut Imam Ibnu Katsir orang yang zalim terhadap diri sendiri adalah ia yang lalai dalam melakukan kewajiban yang telah Allah perintahkan dan senang melakukan perbuatan yang diharamkan oleh-Nya.
M. Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbah mengatakan bahwa golongan ini termasuk ke dalam golongan orang-orang kafir. Artinya mereka akan dimasukkan ke dalam neraka. Adapun Imam Ibnu Katsir menyebutkan bahwa mereka termasuk golongan orang-orang yang mendapat syafaat Nabi Muhammad Saw. sehingga dengan syafaat itu mereka akan dimasukkan ke dalam surga. Namun ada juga yang berpendapat bahwa golongan ini akan menjadi penghuni surga setelah ditahan selama mungkin di padang mahsyar sehingga mereka akan merasakan kesusahan dan kesedihan.
2. Muqtashid
Artinya seseorang yang berjalan dengan seimbang. Tidak terlalu berlebihan dalam melaksanakan kewajiban dan tidak pula melalaikannya. Imam Ibnu Katsir menyebutnya seseorang yang taat melaksanakan kewajiban yang diperintahkan Allah Swt dan meninggalakan apa yang diharamkan-Nya. Namun terkadang dia juga lebih suka melakukan perbuatan yang dimakruhkan ketimbang perbuatan sunnah yang dapat mendatangkan pahala baginya.
Golongan ini termasuk ahli surga yang hisabnya ringan. Namun ada juga yang mengatakan bahwa mereka masuk surga tanpa hisab karena rahmat Allah yang diturunkan kepadanya.
3. Saabiqun bil Khairat
Artinya adalah orang-orang yang lebih dulu berbuat kebaikan. Makna Sabiq sendiri secara terminologi adalah orang yang lebih dulu atau dahulu. Sedangkan Khair berarti kebaikan. Dengan begitu bisa dikatakan mereka adalah orang-orang yang senantiasa mengerjakan amalan yang wajib dan sunnah, meninggalkan segala perbuatan haram dan makruh, serta hanya melakukan sebagian dari hal yang dibolehkan (mubah). Orang-orang ini akan masuk surga tanpa hisab. Dan mereka semua akan kekal di dalam surga.
Hadis Tentang Tiga Macam Sikap Manusia terhadap al-Quran
Ketiga klasifikasi di atas juga telah banyak diceritakan dalam hadis-hadis Nabi Saw. Salah satunya adalah yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya:
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: “قَالَ اللَّهُ: ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ، فَأَمَّا الَّذِينَ سَبَقُوا فَأُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ، وَأَمَّا الَّذِينَ اقْتَصَدُوا فَأُولَئِكَ يُحَاسِبُونَ حِسَابًا يسيرا، وأما الَّذِينَ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ يُحْبَسُونَ فِي طُولِ الْمَحْشَرِ، ثُمَّ هُمُ الَّذِينَ تَلَافَاهُمْ بِرَحْمَتِهِ، فَهُمُ الَّذِينَ يَقُولُونَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٌ شَكُورٌ الَّذِي أَحَلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ مِنْ فَضْلِهِ لَا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٌ
Dari Abu Darda` ia berkata; aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda,
“Allah berfirman: Kemudian Kitab itu kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. (QS. Fathir; 32)
Sedangkan mereka yang lebih dahulu berbuat kebaikan, mereka itulah yang akan masuk surga tanpa hisab, dan mereka yang pertengahan adalah mereka akan dimudahkan hisabnya. Adapun yang menganiaya diri mereka sendiri, adalah mereka akan dihisab selama di Mahsyar, Allah menyelamatkan mereka dengan rahmat-Nya dan ketika itu mereka berkata; Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan kami, sungguh Rabb kami Maha Pengampun dan Dzat yang patut disyukuri. Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu. (QS. Fathir; 34-35).
Demikian sekilas tafsir surah Fathir ayat 32, semoga kita semua dapat termasuk ke dalam golongan yang paling baik dalam menyikapi al-Quran yang merupakan pedoman hidup kita.