Malas Belajar Sejatinya Adalah Durhaka kepada Orang Tua

Majalahnabawi.com – Setiap orang tua menyekolahkan anaknya pasti bertujuan agar kelak menjadi anak yang saleh dan berbakti pada kedua orang tua. Yang dicita-citakan orang tua adalah bagaimana anaknya bisa rajin belajar, ibadahnya tekun, dan selalu bersikap santun. Tapi, faktanya masih banyak anak-anak pelajar (baik yang dipondokkan atau di sekolah formal) tidak sesuai dengan harapan orang tua. Bisa dikatakan banyak dari sikap mereka, seperti sering bolos, tidak mau belajar, bersikap preman, dan tidak mau taat kepada gurunya. Hal seperti inilah yang dapat membuat hati orang tua terpukul dan kecewa jika mengetahuinya.

Lantas apakah perilaku anak yang suka bolos, tidak mau belajar, dan membangkang kepada guru termasuk durhaka pada orang tua?

Makna Berbakti kepada Orang Tua

Dalam Al-Quran banyak bertebaran firman Allah Swt terkait berbakti kepada orang tua. Perbuatan berbakti kepada orang tua ini selain merupakan perintah Allah Swt ia juga termasuk amalan yang memiliki derajat mulia setelah beriman kepada Allah Swt. Sebagaimana firman Allah Swt berikut

وَٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا

’Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu dan bapak’ (QS an-Nisa/4: 36)

Makna berbakti menurut al-Atsari (2007) memiliki arti seorang anak harus patuh terhadap semua perintah mereka selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan syariat. Sedangkan menurut Ahmad Izzudin al-Buyunni berbakti kepada orang tua dapat terealisasi bila sang anak menjalankan apa yang mereka perintah selama tidak bermaksiat kepada Allah, memenuhi hak-hak mereka dan berusaha menjauhi segala hal yang mengecewakan keduanya dan melakukan perbuatan yang diridainya.

Oleh karenanya,  jika sang anak mengecewakan dan menyakiti hati orang tuanya hal tersebut termasuk durhaka kepada orang tua. Seperti contoh di atas yakni sering bolos, tidak mau belajar, bersikap preman, dan tidak mau taat kepada gurunya. Sebagaimana penjelasan dalam kitab Birrul Walidain karya Ibnu al-Jauzi berikut

وَعَنْ مُجَاهِدٍ، قَالَ: لَا يَنْبَغِي لِلْوَلَدِ أَنْ يَدْفَعَ يَدَ وَالِدِهِ إِذَا ضَرَبَهُ، وَمَنْ شَدَّ النظرَ إِلَى وَالِدَيْهِ لَمْ يَبَرَّهُمَا، وَمَنْ أَدْخَلَ عَلَيْهِمَا مَا يُحْزِنُهُمَا فَقَدْ عَقهُمَا

“Dari mujahid ia berkata tidak sepantasnya seorang anak menepis tangan orang tuanya ketika orang tuanya memukulnya (melawan). Barang siapa yang memandang rendah kepada orang tuanya maka ia durhaka kepada mereka. Dan barang siapa yang menyakiti hatinya ia juga durhaka kepada mereka.”

Dengan demikian sikap seorang anak yang malas belajar, suka bolos, dan membangkang kepada guru dapat dikategorikan durhaka kepada orang tua jika hal tersebut sampai menyakiti dan membuat kecewa orang tua. Namun orang tua mana yang tak kecewa jika anaknya berbuat demikian. Setelah kerja keras serta harapan yang ia berikan kepada anaknya diabaikan.

Similar Posts