Apa Maksud Tujuan Penciptaan Manusia?
Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini merupakan ciptaan Allah subhanahu wa ta’ala yang Maha Kuasa. Termasuk dari segala apa yang diciptakan-Nya tentu memiliki tujuan yang berbeda.
Untuk bisa bersyukur dan menghayati betapa besarnya karunia Allah subhanahu wa ta’ala pada manusia, maka dari itu kita perlu mengetahui apa tujuan penciptaan diri manusia atau apa tujuan hidup menurut perspektif Islam.
Dengan ayat-ayat eksplisit Al Quran kita tahu bahwa manusia adalah maksud tujuan dari penciptaan seluruh yang ada di dalam alam semesta ini. Dan Allah subhanahu wa ta’ala telah menciptakan alam semesta yang besar ini meliputi langit dan bumi agar manusia itu senantiasa menjadi khalifah Allah di muka bumi, dengan menegakkan dan melakukan tugas-Nya serta menyampaikan pesan-Nya yang mana terdiri dari dua unsur dasar, yaitu :
- Unsur pengetahuan ilmiah, yaitu manusia mengenal Tuhannya (Tuhan semesta alam) yaitu Allah dengan pengetahuan yang benar dengan mengetahui nama-nama-Nya yang baik serta sifat-sifat-Nya yang Maha Agung. Dan hal tersebut belum lengkap kecuali jika kita telah mengenal-Nya dan mengenal alam sekitar kita.
- Unsur perbuatan/perilaku, yaitu senantiasa memperbaiki amalan (perbuatan) bahkan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk melakukan amalan (perbuatan) yang lebih baik.
Adapun perbuatan yang dikhususkan untuk manusia ada tiga, yaitu :
1. Beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Adz-Zariyat ayat 86 :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”(Q.S Az-Zariyat[51]:56)
Dengan demikian, kita harus menjalankan ibadah kepada-Nya, melaksanakan semua perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya.
2. Khalifah (pemimpin/pengganti)-Nya di muka bumi.
Sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 129:
وَيَسْتَخْلِفَكُمْ فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُونَ
“..dan menjadikan kamu khalifah di bumi; maka Dia akan melihat bagaimana perbuatanmu.” (Q.S. Al-A’raf [7]:129)
Dengan demikian, kita harus bijaksana, menegakkan keadilan dalam memutuskan perkara hukum antara sesama manusia serta senantiasa berbuat baik tanpa diskriminasi dan tidak berbuat kerusakan kapan pun dan dimana pun kita berada.
3. Memakmurkan bumi.
Sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Hud ayat 61:
وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا
“…dan menjadikanmu pemakmurnya…”(Q.S. Hud [11] : 61)
Manusia dijadikan penghuni bumi untuk menguasai dan memakmurkan bumi ini. Dengan demikian, maka akan terjaga kelestarian kehidupan untuk dirinya maupun orang lain.
Maka barang siapa yang tidak bisa melakukan ketiga perbuatan di atas (beribadah kepada Allah, menjadi khalifah-Nya di muka bumi dan memakmurkan bumi-Nya), maka hewan ternak itu lebih baik daripada orang tersebut sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Al-Fuqon ayat 44 :
إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ ۖ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا
“..Mereka itu hanyalah seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat jalannya.” (Q.S. Al-Furqan[25] : 44)
Manusia yang tidak tahu tujuan diciptakannya maka hidupnya akan terombang-ambing dan tidak jelas arah ke mana dia berjalan.
Oleh karena itu, kita harus menyadari serta mampu menghayati tujuan hidup kita supaya terarah pada jalan keselamatan, bukan pada jalan yang sesat lagi menyesatkan.
Selain itu, jika manusia tidak mengetahui tujuan hidupnya, ia akan berlaku sombong dan angkuh di muka bumi ini dengan aturan hidupnya sendiri tanpa pernah mengevaluasi diri dan bertafakur atas apapun yang terjadi sehingga pada akhirnya ia akan merasakan penyesalan di akhirat nanti yang mana di situlah tempat kehidupan yang kekal dan abadi.