Janji allah terhadap orang buta

Inilah janji Allah terhadap Orang Buta

MajalahNabawi.com – Allah Swt. menciptakan manusia dalam bentuk paling sempurna di antara makhluk lainya, hal ini tersampaikan dalam firman Allah Swt:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

Artinya: Sungguh, kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (Q.S at-Tin: 4)

Dalam kitab tafsir al-Munir karangan syekh Wahbah al-Zuhaili, Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling bagus, sempurna, mempunyai postur tegak, memiliki susunan badan yang teratur, dan yang paling membedakan antara manusia dengan hewan ialah berilmu dan berfikir.

Ini merupakan salah satu nikmat yang patut disyukuri oleh kita sebagai manusia, dan janganlah sekali-kali kita mengkufuri nikmat-Nya, karena siksa Allah amatlah pedih, sebagaimana Allah berfirman:

لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Artinya: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-ku), maka pasti azab-ku sangat berat. (Q.S Ibrahim: 7)

https://darussunnah.id/pojok-santri-pak-kiai-sahih-bukhari-dan-bahasa-inggris/

Akan tetapi, setiap hamba Allah pasti akan diberi cobaan oleh-Nya. Salah satu cobaan yang dialami sebagian hambanya, adalah dicabutnya nikmat melihat, yaitu kebutaan.

Dengan kebutaan, manusia pasti akan mengalami kesulitan dalam hidupnya. Awalnya ia bisa berjalan kemanupun ia mau, akan tetapi setelah ia mengalami kebutaan, ia berjalan dengan alat bantu untuk menutunya berjalan. Awalnya ia bisa leluasa melihat orang yang ia kasihi, akan tetapi setelah mengalami kebutaan, ia tidak bisa melihatnya lagi.

Janji Allah subhanahu wa ta’ala

Meskipun cobaan ini terasa berat, Allah menjanjikan surga bagi hambanya yang bersabar atas kebutaan yang dialaminya seraya mengharapkan janjinya. Hal ini tersampaikan dalam hadis qudsi, Nabi Muhammad Saw. bersabda:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: “إِنَّ اللَّهَ قَالَ إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدِي بِحَبِيبَتَيْهِ فَصَبَرَ عَوَّضْتُهُ مِنْهُمَا الْجَنَّةَ

Artinya: dari Anas bin Malik RA dia berkata; saya mendengar Nabi Saw bersabda: “Allah berfirman; “Apabila aku menguji hamba-ku dengan penyakit pada kedua matanya, kemudia ia mampu bersabar, maka aku akan mengganti dengan surga.” (HR. Bukhori)

Imam Ibnu Hajar al-Asqolani mengatakan, bahwa Allah Swt mengganti nikmat melihat dengan nikmat surga ialah nikmat yang paling agung. Dikarenakan, nikmat melihat itu tidak abadi, berbeda dengan nikmat surga yang kekal.

Beliau juga menjelaskan bahwa Allah Swt memberikan cobaan terhadap hambanya bukan karena Allah membencinya, akan tetapi untuk menghapus dosanya, mencegahnya dari  perbuatan yang dibenci, dan mengangkat derajatnya.

Syekh Mulla Ali al-Qori dalam kitabnya Mirqootul al-Mafaatihi syarh Misykaatul al-Masobihi berkata: “Sepatutnya, bagi orang yang diberi cobaan dengan hal itu, agar bisa mengikuti dan menghayati  keadaan para nabi dan wali Allah yang tertimpa cobaan itu juga. Mereka bersabar, rela, bahkan menganggap cobaan itu adalah nikmat.

Similar Posts