Zaitun dalam Bingkai Tafsir, Hadis dan Sains
Majalahnabawi.com – Salah satu buah yang termaktub dalam Al-Quran adalah zaitun. Keistimewaannya serta khasiatnya juga tak diragukan lagi. Tidak hanya Al-Quran, dalam beberapa hadis juga terdapat pembahasan tentang buah zaitun. Lantas, bagaimana sains membuktikan keistimewaan buah tersebut?
Zaitun dalam Al-Quran
Dalam Al-Quran, terdapat 7 ayat pada 6 surat yang berbicara seputar zaitun. 6 ayat dengan kata zaitun dan sisanya dengan thursina yang bermakna sama, yaitu zaitun. Ayat-ayat tersebut adalah surat al-Tin ayat 1-2, surat Abasa ayat 29, surat al-An’am ayat 99 dan 141, surat al-Mu’minum ayat 20, surat al-Nahl ayat 11, dan surat al-Nur ayat 35. Dalam surat al-Nur ayat 35 Allah swt. berfirman:
اَللّٰهُ نُوْرُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ مَثَلُ نُوْرِهِ كَمِشْكٰوةٍ فِيْهَا مِصْبَاحٌۗ اَلْمِصْبَاحُ فِيْ زُجَاجَةٍۗ اَلزُّجَاجَةُ كَاَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُّوْقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُّبٰرَكَةٍ زَيْتُوْنَةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَّلَا غَرْبِيَّةٍۙ يَّكَادُ زَيْتُهَا يُضِيْۤءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌۗ نُوْرٌ عَلٰى نُوْرٍۗ يَهْدِى اللّٰهُ لِنُوْرِهِ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَيَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَ لِلنَّاسِۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ
Artinya: “Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.
Allah swt. memberkahi pohon zaitun dengan umur yang panjang, yang tumbuh tidak di timur dan juga di barat, yang hanya tumbuh di tanah yang disucikan dan diberkahi. Dalam Tafsir al-Mishbah karya M. Quraish Shihab dikatakan bahwa pohon ini bisa tumbuh hingga ratusan tahun—bahkan ribuan tahun. Kemudian diperkuat dengan penjelasan Ibnu Abbas mengenai manfaat jenis tanaman ini dalam Tafsir al-Qurthubi, “Pohon zaitun mengandung pelbagai manfaat. Minyaknya dapat digunakan sebagai bahan bakar lampu, untuk lauk pauk dan juga lulur. Tiada satu bagian pun dalam pohon ini yang tidak berguna. Bahkan abunya dapat dimanfaatkan untuk mencuci sutera.”
Zaitun dalam Hadis Nabi
Perbincangan menyangkut zaitun tidak terbatas pada kitabullah saja, 14 abad yang lalu Nabi saw. pun membahas satu jenis tanaman ini disertai anjuran untuk memanfaatkannya serta khasiat yang terkandung didalamnya. Setidaknya ada 3 hadis yang penulis temukan seputar zaitun, yaitu:
- Sunan al-Tirmidzi, Abwab al- Ath’imah ‘an Rasulillah, Bab Ma Ja’a fi Akl al-Zait, No. Hadis 1851
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” كُلُوا الزَّيْتَ، وَادَّهِنُوا بِهِ ؛ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ”.
Artinya: Dari Umar bin Al Khaththab ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Makanlah minyak zaitun dan berminyaklah dengannya (pergunakan untuk selain makan), karena dia dihasilkan dari pohon yang diberkahi.”
2. Sunan Ibn Majah, Kitab al-Ath’imah, Bab al-zait, No. Hadis 3319
عَنْ عُمَرَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” ائْتَدِمُوا بِالزَّيْتِ وَادَّهِنُوا بِهِ ؛ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ”.
Artinya: Dari Umar dia berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda, “Jadikanlah minyak (zaitun) sebagai lauk paukmu, dan minyakilah (rambut) kalian dengannya, sesungguhnya ia berasal dari pohon yang berkahi.”
3. Sunan al-Darimi. Kitab al- Ath’imah, Bab fi Fadhl al-Zait, No. Hadis 2096.
عَنْ أَبِي أَسِيدٍ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” كُلُوا الزَّيْتَ ؛ فَإِنَّهُ مُبَارَكٌ، وَائْتَدِمُوا بِهِ وَادَّهِنُوا بِهِ ؛ فَإِنَّهُ يَخْرُجُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ “.
Artinya: Dari Abu Usaid Al Anshari, ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Konsumsilah minyak (zaitun), jadikanlah sebagai lauk dan pakailah sebagai minyak, karena sesungguhnya ia berasal dari pohon yang diberkahi.”
Hadis-hadis di atas merupakan anjuran Rasulullah kepada umatnya untuk memanfaatkan minyak zaitun, yaitu dengan mengonsumsi, menjadikannya lauk serta minyak rambut. Minyak zaitun berasal dari pohon yang diberkahi, menjadikan apa-apa yang keluar dari pohon zaitun turut mengandung keberkahan, yaitu berupa manfaat yang banyak. Minyak zaitun bisa menjadi obat dari pelbagai penyakit, seperti lepra dan juga mencegah stroke. Mengoles rambut dengan minyak zaitun dapat menunda pertumbuhan uban pada rambut, bahkan menjadikannya lebih indah dan panjang. Ia juga biasa dipakai oleh para wanita sebagai obat kecantikan yang bermanfaat untuk kulit.
Adapun perintah pada hadis tidak mengandung kewajiban agar memperbanyak atau meminimalisir pemakaian, hanya menunjukkan hukum boleh bagi siapapun yang merasa cocok menggunakannya.
Selain itu, minyak zaitun merupakan bagian dari pengobatan ala Nabi atau Tibb al-Nabawi. Diantaranya dikenal dengan Taghdiyah Nafi’ah, yaitu salah satu jenis pengobatan yang tidak melukai tubuh dengan memakai bahan makanan yang bermanfaat dan berkhasiat sehingga dapat dijadikan obat-obatan, salah satunya minyak zaitun.
Zaitun dan Relevansi Sains
Zaitun (Olea europaea L.) merupakan tanaman dari tumbuhan perdu, karena memiliki pohon yang pendek, dan besar membentuk beberapa cabang dengan dahan yang menyebar. Pohon zaitun tumbuh dengan lambat dan dapat hidup dalam waktu yang lama, angka harapan hidupnya mencapai usia 500-1000 tahun. Ia dapat tumbuh dengan ketinggian rata-rata 6-9 meter atau lebih bahkan sampai 8-15 meter. Zaitun sering diambil buah maupun daunnya sebagai sesuatu yang dapat dikonsumsi dan menjadi obat herbal. Produk alami ini telah banyak digunakan di masyarakat luas karena kegunaannya sangatlah bermanfaat bagi tubuh. sebagaimana telah tercantum dalam Alquran juga hadis Nabi, zaitun bukan hanya saja menjadi objek yang dibicarakan tanpa adanya maksud ilmiah yang ditunjukkan. Secara fisik dan manfaatnya, zaitun memiliki nilai perhatian yang menarik bagi manusia untuk menggunakannya di kehidupan sehari-hari.
Salah satu komponen yang dijumpai pada daun zaitun ialah kandungan fenol yang ada di dalamnya. Senyawa fenol tersebut di antaranya adalah oleuropein, hidroksitirosol, dan tirosol yang dapat bermanfaat sebagai antioksidan, anti-hipertensi, anti-diabetik atau agen hipoglikemi, anti-aterogenik, antiinflamasi, analgetik, agen hipokolestrolemia, antimikroba, dan agen hipourisemia. Selain itu, minyak zaitun juga tak jauh beda kandungannya sebagaimana yang ada pada daunnya yaitu memiliki MUFA (Monounsaturated Fatty Acid) dalam kadar tinggi dan kurang lebih terdapat 30 senyawa fenol. Efek antioksidan yang diberikan memiliki aktivitas yang mirip dengan vitamin C dan E. Adapun anti-mikroba aktivitasya dapat mencegah pertumbuhan virus, bakteri, dan jamur pada tubuh. Salah satu komponen biokimia dalam daun zaitun yaitu kalsium elenolat, yang merupakan derivat dari asam elenolat mempunyai aktivitas melawan virus.
Manfaat baik diberikan oleh hampir seluruh bagian dari pohon zaitun. Manfaat antioksidan yang diberikan tumbuhan zaitun merupakan pengaruh dari kandungan utama zat aktif fenol dan flavonoid yang mempunyai karakteristik utama yaitu terdapat cincin aromatic yang memiliki gugus hidroksil, mudah teroksidasi, membentuk polimer yang menimbulkan warna gelap. Flavonoidnya dapat menghambat reaksi oksidasi enzimatik ataupun non-enzimatik pengaruh dari fungsinya yang berperan sebagai senyawa perduksi yang baik. Secara efek biologispun, senyawa flavonoid dapat menghambat terjadinya penggumpalan keping-keping sek darah, produksi nitrit oksida (NO) dapat dirangsang sehingga dapat melebarkan pembuluh darah dan mencegah terjadinya pertumbuhan sel kanker.