Abu Hurairah, Sang Pencinta Kucing dari Kabilah Daus
Di antara sekian banyak sahabat, ada yang namanya begitu masyhur di telinga, seorang sahabat yang selalu setia mendampingi Rasulullah Saw, seorang sahabat yang zuhud nan rajin beribadah, dialah Abu Hurairah Radhiyallahu anhu.
Abu Hurairah bukan termasuk orang-orang yang terdahulu masuk Islam. Ia baru memeluk Islam setelah berhijrah ke Madinah, antara waktu perjanjian Hudaibiyah dan perang Khaibar.
Ketika Abu Hurairah masuk Islam, Rasulullah bertanya “Dari mana engkau?” Dari Daus, jawabnya. Rasulullah Saw kemudian meletakkan tangannya di pelipis Abu Hurairah, mengibaskannya seraya berkata “Aku belum pernah melihat seorang dari Daus yang penuh kebaikan (sepertimu).
Abu Hurairah bercerita “Dahulu namaku adalah Abdu Syam bin Shakhr, ketika Aku masuk Islam Rasulullah Saw kemudian mengganti namaku menjadi Abdurrahman”. Ada pula yang mengatakan bahwa namanya Abdullah. Namun sahabat dari kabilah Daus ini lebih dikenal dengan julukan Abu Hurairah.
Ada kisah menarik di balik julukan Abu Hurairah. Suatu ketika, Abu Hurairah sedang mengembalakan kambing milik keluarganya. Tiba-tiba ia menemukan seekor anak kucing, diambilnya lah kucing tersebut. Apabila malam tiba, ia meletakkan kucing itu di atas pohon. Sedangkan di siang hari, ia membawa kucing tersebut di lengan bajunya kemudian bermain-main dengannya.
Suatu hari kucing itu mengengong hingga terdengar oleh Rasulullah Saw. Beliau pun bertanya “Apa itu wahai Abdu Syams?” Anak kucing yang aku temukan ya Rasulallah. Baiklah, maka engkau adalah Abu Hurairah (Bapak kucing kecil). Semenjak kejadian itu, ia selalu dipanggil dengan julukan Abu Hurairah.
Abu Hurairah banyak menghabiskan waktunya untuk mendampingi Nabi Saw. Sayangnya ia hanya berjumpa dengan Nabi Saw selama tiga tahun karena beliau Saw lebih dulu dipanggil Allah Swt.
Abu Hurairah dikenal sebagai ahlus suffah. Ia tidak memiliki rumah dan harta benda. Abu Hurairah seringkali merasakan lapar yang amat sangat lantaran tidak makan berhari-hari.
Pernah suatu ketika ia menggeliat-geliat di antara mimbar Rasulullah Saw dan kamar Aisyah. Orang-orang pun mengira ia telah gila. Padahal ia tidaklah gila, melainkan merasakan lapar yang amat sangat.
Abu Hurairah sering menekan perutnya ke tanah agar rasa laparnya bisa tertahankan. Ia juga meletakkan batu di perutnya, kemudian diikat dengan kain sorbannya. Ia pun terjatuh di masjid sambil menggeliat kesakitan.
Laki-laki dari kabilah Daus ini juga dikenal sebagai ahli ibadah. Ia bertasbih sebanyak 12 ribu kali dalam sehari, ia berkata “Aku bertasbih sebanyak dosa yang kumiliki”.
Artikel ini pertama kali diterbitkan di Islami.co