Al-Quran Ungkap Dampak Terlalu Mencintai Dunia
Majalahnabawi.com – Al-Quran menerangkan bahwa orang-orang yang tidak percaya adanya kehidupan setelah kematian atau kehidupan akhirat, karena mereka terlalu mencintai dunia. Mereka juga mengabaikan ayat-ayat al-Quran karena terlalu mencintai dunia. Hal ini sebagaimana dalam Surah Yunus Ayat 7-8 dan tafsirnya.
اِنَّ الَّذِيْنَ لَا يَرْجُوْنَ لِقَاۤءَنَا وَرَضُوْا بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَاطْمَـَٔنُّوْا بِهَا وَالَّذِيْنَ هُمْ عَنْ اٰيٰتِنَا غٰفِلُوْنَۙاُولٰۤىِٕكَ مَأْوٰىهُمُ النَّارُ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan (kehidupan) itu, dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya di neraka, karena apa yang telah mereka lakukan. (QS Yunus: 7-8).
Menurut Tafsir Kementerian Agama, ayat-ayat ini menerangkan bahwa alasan orang-orang yang tidak meyakini akan adanya pertemuan dengan Allah di akhirat nanti, di mana semua amal perbuatan akan Allah timbang dengan adil, karena mereka lebih mencintai kehidupan dunia. Mereka rela menukar kesenangan hidup di akhirat dengan kesenangan hidup di dunia yang fana ini.
Pengaruh Kelezatan Duniawi
Hal itu juga karena mereka terpengaruh oleh kelezatan duniawi. Demikian pula orang-orang yang lalai dan tidak mengindahkan ayat-ayat Al-Quran. Serta tidak mau mempelajari, memahami dan mengamalkannya, maka tempat mereka kelak adalah neraka Jahannam. Balasan azab yang demikian itu adalah karena dosa-dosa yang mereka kerjakan selama hidup di dunia. Balasan itu setimpal dengan perbuatan mereka.
Dalam ayat tersebut terdapat dua macam sikap dan perbuatan manusia yang menyebabkan mereka masuk neraka. Yaitu, pertama tidak percaya akan adanya hidup sesudah mati nanti, karena telah terpengaruh oleh kesenangan duniawi. Kedua, tidak mengindahkan ayat-ayat Alquran.Kesimpulan:Tidak percaya adanya hidup sesudah mati, untuk menemui Allah, berarti tidak percaya akan keadilan Allah, dan kasih sayang-Nya kepada hamba-Nya.
Orang-orang yang demikian biasanya adalah orang-orang yang mengira bahwa segala sesuatu yang telah didapatnya itu adalah semata-mata atas usahanya sendiri, bukanlah sebagai rahmat dan karunia dari Tuhan.Seakan-akan manusia (dirinya sendiri) yang menentukan segala sesuatu. Sifat-sifat yang demikian dapat menjurus pada kepercayaan atheisme yang berpendapat bahwa Tuhan itu tidak ada, hanya manusia sendirilah yang mengadakan segala sesuatu. Hal ini sangat berten