Hadis Kontroversial Abu al-A’rab at-Tamimi Tentang Keutamaan Afrika
Dominasi madzhab Maliki di benua Afrika sangatlah kuat, termasuk negara Tunisia yang memiliki sebutan dalam bahasa arab “Tunus Al-Khadra” yang artinya Tunis yang kehijau-hijauan, karena negara tersebut merupakan satu-satunya negara di timur tengah yang memiliki banyak pengihijauan. Hal tersebut menjadikan perhatian masyarakatnya terhadap hadis sangatlah besar, terlebih bahwa madzhab maliki yang mereka ikuti memang tidak bisa dipisahkan dari hadis.
Tentu hal tersebut tidak mengherankan jika banyak ulama hadis atau muhaddisin yang berasal dari negri ini, seperti Imam Sahnun al-Qayrawani (w. 240 H), Muhammad Ibn Sahnun (w. 256 H), Ahmad Ibnu Mu’attib (w. 277 H), Ibnu Muhammad at-Tahirti (w. 296 H), Sa’id Ibnu al-Haddad (w. 302 H), Malik Ibnu Isa al-Qafshi (w. 305 H), dan Abu al-A’rab at-Tamimi (w. 333 H).
Penyebaran hadis Nabi Saw di Tunisia telah berlangsung sejak negara tersebut ditaklukkan dalam futuhat Islamiyyah yang dipimpin oleh Uqbah bin Nafi’ (w. 670 M). Sejak itulah para sahabat dan tabi’in banyak berdatangan ke Tunisia untuk mengajarkan ilmu-ilmu agama, khususnya Al-Qur’an dan Hadis.
Salah satu ulama hadis di negara Tunisia yang mempunyai peran besar dalam penyebarannya adalah Abu al-A’rab at-Tamimi. Tidak hanya memiliki kompetensi di bidang hadis, pun di bidang sejarah. Beliau berasal dari keluarga Arab yang terkemuka di Qayrawan, salah satu kota di negara Tunisia. Kakeknya bernama Tamam Ibnu Tamim yang merupakan salah satu pejabat Tunisia yang pernah mengkudeta Muhammad Ibnu Muqatil al-Aks di Qayrawan tahun 183 H/799 M, disebabkan sikap dan tindakannya yang diktator.
Selama hidupnya, Abu al-A’rab banyak meriwayatkan hadis nabi Saw dan dalam periwayatannya beliau selalu menyebutkan sanad dari masing-masing hadis tersebut. Jika ada seseorang yang berpendapat dalam bidang agama dan tidak menyertakan dalil naqli baik dari Alquran dan hadis maka pendapatnya akan tertolak.
Beliau meriwayatkan hadis-hadis kontroversial tentang keutamaan Afrika yang dalam ilmu hadis dinamakan hadis fadhail ifriqiyyah yang menuai kritik dari beberapa ulama hadis dan para pengkaji hadis lainnya. Namun tidak jarang para muhaddisin memberi kelonggaran dalam meriwayatkan hadis-hadis tersebut termasuk hadis-hadis yang menjelaskan tentang keutamaan bangsa atau bahasa. Dalam bukunya Abu Al-Arab At-Tamimi Al-Qayrawaniwa Ilmu al-Jarh wa at-Ta’dil terdapat 24 hadis tentang keutamaan Afrika. Salah satu contoh hadisnya adalah sebagai berikut:
قَالَ أَبُو الْعَرَبِ مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ تَمِيمٍ : حَدَّثَنِي أَحْمَدُ بْنُ أَبِي سُلَيْمَانَ ، وَحَبِيبُ بْنُ نَصْرٍ صَاحِبُ مَظَالِمِ سُحْنُونِ بْنِ سَعِيدٍ ، وَعِيسَى بْنُ مِسْكِينٍ ، قَالُوا : حَدَّثَنَا سُحْنُونُ بْنُ سَعِيدٍ ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ وَهْبٍ ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ زِيَادِ بْنِ أَنْعُمٍ ، عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحُبُلِيِّ ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : ” لَيَأْتِيَنَّ نَاسٌ مِنْ أُمَّتِي مِنْ إِفْرِيقِيَّةَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، وُجُوهُهُمْ أَشَدُّ نُورًا مِنَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ” .
“Benar-benar akan datang segolongan dari umatku dari Afrika pada hari kiamat yang wajah mereka lebih bercahata dari wajah bulan purnama”.
Banyak kalangan yang mengkritik kualitas hadis fadhail al-A’mal tersebut, diantaranya Ibnu Arafah al-Waraghmi, imam masjid Zaytunah Tunisia yang berkomentar; ‘kemungkinan besar hadis tersebut adalah maudhu, dan sengaja dipalsukan untuk menyenangkan penduduknya’.
Walaupun demikian, Abu al-Arab juga memiliki kontribusi dalam pengembangan ilmu jarh wa ta’dil. Dalam karyanya Thabaqat ulama Ifriqiyyah wa tunus beliau menetapkan kualitas para periwayat hadis baik yang diambil dari pemikiran para kritikus hadis sebelumnya atau dari ijtihadnya sendiri. Karya tersebut menjadi salah satu referensi oleh Imam Adz-Dzahabi dan Imam Ibnu Hajar dalam karya mereka.
Wallahu a’lam bishowab.