Kontribusi Ummahatul Mu’minin dalam Periwayatan Hadis (5) Hafsah binti Umar bin Khattab

Tulisan kali ini akan mengulas kelanjutan peran Ummahatul Mukminin Hafsah binti Umar bin Khattab dalam periwayatan sabda-sabda kenabian. Hafsah menempati urutan kelima diantara istri Rasulullah yang aktif dalam meriwayatkan hadis.

Hafsah merupakan putri Umar dari istri yang bernama Zainab binti Maz’um. Ia lahir lima tahun sebelum nabi diangkat menjadi nabi dan rasul tepatnya tahun dimana orang Quraisy tengah melakukan pembangunan Baitullah.

Sebelum menikah dengan Rasulullah, Hafsah pernah menikah dengan Khunais bin Hudzafah as-Sahmi. Mereka sama-sama masuk Islam, hijrah ke Habasyah dan Madinah serta suaminya turut serta dalam perang padar dan berakhir sebagai seorang syuhada’.

Setelah suaminya wafat, Umar mencarikan calon suami yang shaleh dan cocok untuk putrinya tersebut. Umar pernah mendatangi Ustman dan Abu Abu Bakar namun keduanya tidak menjawab. Kondisi ini membuat Umar kecewa beberapa hari sampai akhirnya beliau mengutarakannya kepada Rasulullah. Rasulullah pun membahagiakan Umar dengan melamar Hafsah dan menikahinya pada tahun 3 Hijriyah.

Setelah pernikahan tersebut Abu Bakr mendatangi Umar meminta maaf karena penolakannya seperti ditulis az-Zahabi lalu Abu Bakr berujar: “Engkau jangan marah kepadaku, sejujurnya tidak ada satu alasan pun untuk aku menolak putrimu akan tetapi aku pernah mendengar Rasulullah pernah menyebut namanya, aku tidak mau mengatakan rahasia Rasulullah, seandainya beliau tidak menikahi Hafsah maka aku akan menikahinya”.

Dalam perjalanan mengarungi bahtera rumah tangga bersama Rasulullah, Hafsah pernah mengalami masalah sampai Rasulullah menjatuhkannya talak satu. Peristiwa ini sangat mengecewakan Umar dan begitu menyedihkan bagi Hafsah. Ketika Umar mendengar berita ini secara spontan beliau melumuri kepalanya dengan debu seraya berkata: “Hari ini, tuhan tidak lagi menghiraukan Umar dan Putrinya”. Disisi lain, Hafsah terisak-isak menahan tangis ketika ditemui oleh pamannya Qudamah dan Ustman bin Maz’un ia berkata: “Tidaklah Rasulullah menceraikanku karena suatu aib”. Keesokan harinya Rasulullah datang dengan kabar gembira, beliau mengatakan: “Jibril datang kepadaku dan mengatakan ‘rujuklah Hafsah, dia adalah wanita yang rajin shalat dan puasa dan dia adalah istrimu di surga’”.

Hafsah dikenal sebagai perempuan yang taat menjalankan agama dan menjaga diri bahkan setelah Rasulullah wafat dia tidak keluar rumah kecuali hanya karena ada kebutuhan saja. Disamping itu ia juga merupakan satu diantara perempuan yang bisa tulis baca, kemampuan yang ketika itu masih sangat jarang dimiliki apalagi oleh seorang perempuan. Kemampuan beliau ini juga yang membuatnya bisa menulis wahyu ilahi dan ikut serta dalam proyek penulisan al-Quran pada masa pemerintahan Abu Bakr dan menjadi penjaga Mushaf setelah ayahnya wafat yang menjadikannya masyhur dengan julukan Hirasah al-Quran (penjaga al-Quran).

Kontribusi aktifpun juga diperankan Hafsah dalam periwayatan sabda Rasulullah yang ia ketahui selama bergaul bersama Rasulullah menjadi bagian dari kehidupan beliau. Baqi bin Makhlad dalam kitabnya mencatat 60 hadis yang bersumber dari jalur periwayatan Hafsah. Empat hadis diantaranya diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim secara bersamaan dan 6 hadis diriwayatkan Muslim. Hadis-hadis riwayatnya yang dimuat di kutub as-sittah sebanyak 26 hadis.

Hafsah meriwayatkan hadis bab thaharah terkait mandi jumat, bab shalat terkait shalat sunnah setelah azan subuh yang merupakan perbuatan Rasul, bab puasa terkait keharusan berniat sebelum terbit fajar, puasa tiga hari setiap bulan, puasa senin kamis, puasa asyura, mencium istri saat berpuasa, melajutkan puasa walaupun masih dalam keadaan junub di pagi hari dan lainnya, bab haji terkait binatang yang boleh dibunuh ketika ihram dan terkait ciri-ciri fisih Rasulullah.

Hadis-hadis riwayat Hafsah juga berbicara terkait bab akhlak seperti menggunakan tangan kanan saat mengambil makanan atau minuman, adab sebelum tidur, bab pengobatan ruqyah untuk penyakit namlah (semacam penyakit karena luka), tawilan mimpi dan terkait bab fitnah seperti keluarnya Dajjal. Ini merupakan tema-tema yang populer riwayat yang bersumber dari Ummul Mukminin Hafsah binti Umar ra.

Jika kita perhatikan periwayatan yang bersumber dari ummahatul mukminin akan didapati mayoritas periwayatan mereka cenderung terkait sunnah fi’liyah. Ibunda Hafsah merupakan satu diantara mereka yang terhitung banyak meriwayatkan hadis-hadis tersebut namun harus diakui juga bahwa setiap mereka memiliki hadis-hadis yang tidak diketahui oleh sahabat lain atau ummul mukminin yang lain.

Hafsah merupakan salah satu diantara ummul mukminin yang juga memiliki riwayat khusus yang tidak ada pada riwayat yang lain seperti hadis tentang ruqyah untuk penyakit namlah, hal ini menjadi kemulian tersendiri bagi bagi mereka ketika nama mereka disandingkan dengan hadis Rasulullah serta seluruh umat selalu mencintai dan memuliakan mereka sebab rumah merupakan salah satu tempat munculnya hikamah-hikmah kenabian dan kehadiran mereka dalam periwayatan sabda-sabda kenabian.

Similar Posts