Mari Mengenal Kurma Ajwah dan Khasiatnya
Majalahnabawi.com–“Siapa makan tujuh butir kurma Ajwah di waktu pagi, racun dan sihir tidak akan membahayakannya di hari itu.” Mari kita langsung saja ke teks hadisnya. Kita menggunakan susunan syarah.
من تصبح سبع تمرات عجوة لم يضره ذلك اليوم سم ولا سحر
Pada kitab al-Tibb bab al-Dawa’ bi al-‘Ajwah li al-Sihr al-Bukhari dalam Sahihnya meriwayatkan dari jalur Abu Usamah Terjemahannya: kitab Pengobatan bab Berobat dengan Ajwah untuk Sihir.
Sebelum mengenal lebih jauh, mari kita memperjelas dulu makna beberapa kata yang penting. Pertama, tasabbaha. Ia bermakna makan di pagi hari (Mu’jam al-Ra’id, Mu’jam al-Wasit, Mu’jam al-Gani) Jelasnya, dalam riwayat lain teks tertulis manakala (siapa yang makan, oleh Muslim dalam Sahihnya dari jalur ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman). Dalam riwayat lain menggunakan kata istabaha (al-Bukhari dari jalur Marwan) maknanya mirip. Hanya saja, pada awalnya istabaha maknanya minum, seiring berjalannya waktu, kata ini juga memiliki makna makan ringan (Lisan al-‘Arab). Dan, tasabbaha dengan wazan tafa’ala (dengan tasydid) mengandung makna bertahap dan berkelanjutan (al-Amsilah al-Tasrifiyyah). Bahkan pada riwayat lain dengan konteks kulla yaum (setiap hari, masih dari al-Bukhari jalur Marwan).
Tamr adalah buah kurma yang telah matang dan agak kering. Ini adalah pertumbuhan masak terakhir dari buah kurma. Tamr ketika masih agak basah kita menyebutnya dengan rutab, fase sebelumnya busr dan khalal. Sebelum khalal, tal’. Dan ini adalah pertumbuhan paling awal dari buah kurma. (Wikipedia Arab mengutip Kitab al-Tamr Gaza’an wa Syifa’an) Ingat, ini nama buah ya, bukan pohon. Pohon kurma bahasa arabnya nakhlah. Bentuk jamaknya nakhl atau nakhil (Kamus).
Salah satu jenis kurma yaitu kurma ajwah
Di antara macam kurma adalah Ajwah. Ajwah adalah kurma yang tumbuh di daerah Madinah. Bahkan riwayat lain menyebutkan tamarat ‘Ajwah ma baina Labatai al-Madinah. Labah adalah daerah sekitar madinah, yang terdapat banyak pepohonan berwarna hitam. Katanya, Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam menenem kurma Ajwah ini dan pembudidayaannya ada sampai sekarang. (‘Aun al-Ma’bud mengutip al-Qazzaz, dan Tuhfat al-Ahwazi mengutip al-Nihayah).
Racun dan sihir pada hari itu tidak akan membahayakan orang yang memakannya di waktu pagi. Dalam riwayat lain, racun dan sihir malah dimutlakkan dengan kata syai’ (sesuatu apapun).
Hari adalah waktu dari terbitnya matahari sampai ia terbenam. Sementara, setelah itu malam. Sehingga, Fulaih (di antara rawi) menyangka, andai makan di sore hari, maka terbebas dari bahaya sampai pagi.
Terakhir, tujuh butir. Kenapa tujuh? Katanya, tujuh itu bilangan khusus untuk pengobatan. Atau, tujuh itu bilangan istimewa karena mengumpulkan bilangan ganjil (tiga) dan genap (empat). Untuk menyucikan najis berat dibasuh tujuh kali. Dalam cerita Nabi Yusuf ‘alaihissalam dan mimpi raja disebut tujuh tangkai. Atau, tujuh bagi orang Arab adalah bilangan yang menunjukkan banyak seperti tujuh langit, pahala dilipatgandakan sebanyak tujuh ratus kali lipat. Dan masih banyak lagi pendapat-pendapat dugaan. (lihat Fath al-Bari). Kalau mau cari aman, jangan tanya kenapa tujuh. Tapi, ikuti saja dengan sangka baik dan hati yang menerima. Pasti di sana ada keutamaan dan hikmahnya. (Lihat al-Minhaj Syarh Sahih Muslim yang juga terdapat dalam Fath al-Bari).
Wah, sepertinya tidak sempat untuk berdebat. Tak apa lah. Tinggalkan perdebatan. Berikut pohon sanadnya. Dan salam.