Resensi Buku: Cara Cermat Mengamalkan Hadis 2

Pada tulisan sebelumnya, beberapa ulasan singkat telah saya paparkan. Kemudian, pada tulisan ini saya kan menjelaskan kelebihan berikut dengan kekurangannya.

Kelebihan dan Kekurangan

Secara garis besar, buku ini menggunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dipahami. Namun memang untuk kalangan awam (yang tidak mempelajari ilmu hadis) terdapat istilah-istilah hadis yang mungkin akan membingungkan.

Pasalnya, setiap tulisan dalam buku ini mengkaji hadis dengan menjelaskan kualitas hadis, takhrij hadis, dan para komentar ulama yang berbeda-beda baik mengenai sanad/perawi atau kualitas hadisnya.

Dalam menerangkan poin-poin tersebut mereka acapkali menggunakan istilah-istilah dalam ilmu hadis. Kendati demikian, terdapat beberapa istilah ilmu hadis yang diiringi dengan padanannya dalam bahasa indonesia seperti misalnya hadis dhaif (lemah), Shahih (valid), nasakh (revisi), dsb.

Setiap kajian hadis yang dimuat dalam buku ini diulas dengan sangat detail. Mulai dari masalah yang melatarbelakangi pengamalan suatu hadis, takhrij hadis, kajian otentitas hadis, pendapat serta komentar para ulama tentang hadis atau para perawi, serta solusi dari masalah hukum yang ditimbulkan oleh hadis-hadis tersebut. Hanya saja, setiap hadis yang diulas tidak didatangkan utuh bersama sanadnya.

Ada satu hal yang mengganjal dalam buku ini yaitu, tidak dijelaskannya alasan pengklasifikasian kajian-kajian hadis ini ke tiga bab dalam buku ini. Sehingga pembaca tidak mengetahui apa perbedaan tulisan-tulisan di antara tiga bab tersebut.

Jawaban mengenai kejanggalan di atas pun hanya terdapat pada bab terakhir, Cermat Dalam Memahami Hadis. Kajian-kajian hadis yang masuk dalam bab tersebut adalah kajian-kajian hadis yang lafaz atau redaksi hadisnya tidak dapat dipahami secara gamblang atau eksplisit, perlu pemahaman secara tekstual dan kontekstual.

Seperti contoh hadis riwayat Tirmidzi Di dalam bulan Ramadan setan-setan durhaka dibelenggu. Redaksi hadis tersebut tentu saja membutuhkan penelitian mendalam mengenai maknanya, karna apabila dimaknai secara tekstual saja, dalam kenyataannya masih banyak setan-setan yang berkeliaran (baca: kemaksiatan terjadi) pada bulan ramadan.

Sebagai pelajar ilmu hadis, saya menilai bahwa buku ini sangat bermanfaat baik bagi pelajar hadis ataupun masyarakat umum. Hadis-hadis yang dikaji dalam buku ini kebanyakan hadis-hadis dhaif  yang populer di kalangan masyarakat.

Buku ini mampu mematahkan asumsi-asumsi masyarakat mengenai suatu hukum agama yang ternyata sebenarnya tidak memiliki dalil. Karena dalam kenyataannya, banyak sekali oknum-oknum yang menggunakan hadis dhaif bahkan palsu untuk disebarluaskan ke khalayak ramai demi kepentingan masing-masing.

Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban bagi seorang muslim untuk tidak menerima berita secara mentah-mentah, melainkan harus diteliti terlebih dahulu keotentikan berita tersebut.

Nilai tambahan lain yang menjadikan buku ini lebih memiliki daya jual adalah kata pengantar yang disampaikan oleh Prof. Dr. KH Ali Mustafa Yaqub. Beliau adalah ulama hadis Indonesia yang memang sangat ahli dan profesional dalam bidangnya.

Meski para penulis karya-karya yang termuat dalam buku ini masih berstatus mahasiswa, hal tersebut tidak menjadikan buku ini kurang dipercaya informasinya karena didukung oleh Prof. Dr. KH Ali Mustafa Yaqub dan diedit oleh Ust. Ahmad Ubaydi Hasbillah, MA, seorang dosen ilmu hadis dan juga murid dari Prof. Dr. KH Ali Mustafa Yaqub. Wallahu a’lam bishowab.

Similar Posts