Sahabat Anas bin Malik Ra, Pembantu Kesayangan Rasulullah Saw

Menurut penelusuran yang kami dapatkan dalam kitab Al-Istii’ab dan Usuudul Ghabah, pada zaman Rasulullah terdapat dua orang yang bernama Anas bin Malik. Yang pertama Anas bin Malik bin Abu Umayyah Al-Qusyairi dan yang kedua ialah Anas bin Malik bin Nadhor Alkhazraji. Dan yang akan kita ceritakan disini  ialah orang yang kedua.

Dia memiliki nama lengkap Anas bin Malik bin Annadhri bin Damdam bin Zaid bin Haram bin Jundub bin Amir bin Ganam bin Adiyy bin al-Nadhor bin Tsa’labah bin Amar bin Al-Khazraj bin Haritsah al-Anshari al-Najjari. Kuniyahnya Abu Hamzah, sedangkan laqabnya adalah al-Ka’b al-Qusyairi. Anak dari Ummu Sulaim  binti Milhan bin Zaid bin Mihran ini selain sebagai shahabat juga sebagai pelayan Nabi Saw yang diserahkan oleh ibunya untuk berkhidmat pada Rasulullah Saw semenjak berumur 10 tahun. Ketika Rasulullah Saw wafat, Anas bin Malik berumur 20 tahun.

Awal  kisah bermula tidak lama setelah Rasulullah Saw tinggal di Madinah. Ummu Sulaim binti Milhan datang kepada beliau bersama puteranya, Anas. Anak itu berlarian di depan ibunya dengan ujung rambut yang jatuh di keningnya.

Ketika sampai pada Rasulullah, Ummu Sulaim mengucapkan salam kepada Nabi Saw berkata, “Ya Rasulullah, semua laki-laki dan wanita Anshar telah memberimu hadiah, tetapi aku tidak mempunyai apa pun yang bisa aku jadikan hadiah untukmu selain puteraku ini. Terimalah dia, dan dia akan berkhidmat kepadamu sesuai dengan apa yang engkau inginkan.”Nabi Saw berbahagia, beliau memandang anak muda ini dengan wajah berseri-seri, beliau mengusap kepalanya dengan tangan beliau yang mulia, menyentuh ujung rambutnya dengan jari-jemari beliau yang lembut dan beliau menganggapnya sebagai keluarga.

Anas kecil (Unais), begitu terkadang Rasulullah memanggilnya sebagai ungkapan sayang kepadanya, berumur sepuluh tahun. Dia berbahagia bisa berkhidmat untuk Rasulullah Saw sejak kecil.

Anas bin Malik juga merupakan  seseorang yang didoakan Rasulullah Saw secara langsung. Doa Rasulullah Saw ini  diriwayatkan  oleh Ummu Sulaim manakala beliau menyerahkan Anas untuk berkhidmat, lalu Ummu Sulaim meminta Rasulullah Saw untuk mendoakan anaknya, Rasulullah Saw pun mendoakan:

 اَللَّهُمَّ اَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ وَبَارِكْ لَهُ فِيْمَا اَعْطَيْتَهُ. رواه مسلم

“Ya Allah, limpahkanlah harta dan anaknya dan berkahi baginya pada apa yang engkau berikan.”

Benar, doa Rasulullah Saw pun dikabulkan oleh Allah. Menurut suatu riwayat, Anas bin Malik memiliki 80 orang anak. 78 anak laki-laki dan 2 anak perempuan yang bernama Hafsah dan Ummu Amar.

Anas bin Malik berkata: Bahwasanya aku adalah orang Anshar yang paling banyak memiliki harta dan anak.

Anas bin Malik menceritakan, Rasulullah Saw adalah orang yang paling baik akhlaknya, paling lapang dadanya dan paling besar kasih sayangnya. Suatu hari beliau mengutusku untuk suatu keperluan, aku berangkat, tetapi aku menuju anak-anak yang sedang bermain di pasar dan bukan melaksanakan tugas beliau. Aku ingin bermain bersama mereka. Aku pun tidak pergi menunaikan perintah yang diperintahkan oleh Rasulullah Saw. Beberapa saat setelah berada di tengah-tengah anak-anak yang sedang bermain  itu, aku merasa seseorang berdiri di belakangku dan memegang bajuku. Aku menoleh, dan ternyata dia adalah Rasulullah Saw. Dengan tersenyum, beliau bersabda, “Wahai Unais, apakah kamu telah pergi seperti yang aku perintahkan?” Maka aku pun salah tingkah, aku menjawab, “Ya, sekarang aku berangkat, Rasulullah!”

Anas bin Malik juga menceritakan bagaimana pengalaman ia berkhidmat (mengabdi) kepada Rasulullah Saw semasa beliau hidup,

 

مَا قَالَ لِيْ رَسُوْلُ اللّهِ ` لِشَيْءٍ قَطُّ صَنَعْتُهُ: أَسَئْتَ أَوْ بِئْسَ مَا صَنَعْتَ

“Rasulullah Saw tidak pernah mengatakan kepadaku sesuatu apapun yang aku perbuat: ‘Engkau telah berbuat salah’ atau ‘betapa buruknya apa yang engkau perbuat.’”

Pada lain kesempatan Anas bin Malik menyatakan, “Demi Allah, aku telah berkhidmat kepada beliau selama sepuluh tahun, dan beliau tidak pernah berkata untuk sesuatu yang aku lakukan, ‘Mengapa kamu melakukan ini?’ Beliau juga tidak pernah berkata untuk sesuatu yang aku tinggalkan, ‘Mengapa kamu tinggalkan ini?’.”

Ada  perbedaan pendapat tentang umur dan tahun wafat Anas bin Malik.  Mengenai tahun wafatnya, ada yang mengatakan pada 91 hijriyah, ada pula yang mengatakan 92 hijriyah, 93 hijriyah, dan 96 hijriyah.  Demikian pula dengan umur beliau, ada yang mengatakan 103 tahun, 107 tahun, dan 110 tahun. Namun yang paling kuat ialah pendapat Humaid yang mengatakan bahwa Anas bin Malik wafat pada umur 99 tahun.

Semoga kita semua dapat meneladani Akhlak Rasulullah Saw dan para sahabatnya.

 

Referensi:

Al-Istii’ab fi Ma’rifaati al-Ashhab, jilid 1 halaman 198, Bab Anas bin Malik, Cetakan Daar al-Kutub al-Ilmiyah.

Usud al-Ghabah fi Ma’rifaati al-Shahaabah, jilid 1, Halaman 177, Bab Anas bin Malik, cetakan Maktabah Al-Taufiqiyyah.

Shahih Muslim, Hadits nomor 2480, Bab Fadhailu Anas bin Malik.

Similar Posts