Tahnik Bayi

Tahnik dan Bukti Kejeniusan Nabi

Apa yang terbesit dalam benak anda ketika mendengar kata Rasulullah Saw jika disandingkan dengan kata jenius? Mungkinkah kebanyakan jawaban tersebut mengarah pada problematika rumit? seputar strategi, perang, negosiasi, kepemimpinan, gaya pendidikan dan contoh-contoh lain yang bersifat komplikatif.

Jawaban tersebut sangatlah tepat jika disandangkan pada diri Nabi Saw. kenapa tidak? Dengan ratusan bahkan ribuan buku sirah juga kitab-kitab hadis yang memuat perjalanan hidup beserta  kecerdasannya dalam pelbagai hal menjadi bukti bahwa ia merupakan sosok yang sangat jenius.

Namun, peristiwa besar yang ia alami tersebut semasa hidupnya bukan berarti satu-satunya bukti kejeniusannya. Dalam hal ini, apa yang beliau lakukan sebenarnya merupakan sisi kecerdasannya juga. Disamping bahwa ia adalah seorang rasul yang tidaklah semua perkataanya melainkan wahyu dari Allah Swt.

Bayi dan Asupan Nutrisi

Pada umumnya, seorang ibu yang baru melahirkan seorang anak ada yang langsung mempunyai ASI dan juga ada yang tidak dapat memberikan ASI bagi bayinya. Sekuat-kuatnya bayi, dia dapat bertahan 24-48 jam tanpa asupan ASI setelah dilahirkan. Lalu menguning sebagai tanda kondisi tubuhnya yang kian melemah.

Di zaman yang serba modern ini permasalahan tersebut dapat segera teratasi karena adanya produk susu formula yang dikhususkan untuk bayi yang berumur masil nol bulan. Namun, bagaimana dengan keadaan zaman pra susu formula?

Di masa arab dulu, terdapat tradisi radha’ah atau pemberi jasa ASI bagi bayi-bayi yang baru lahir namun tidak dapat menyusu pada orang tuanya. Sebagaimana Sayyidah Halimah as-Sa’diyah yang merupakan ibu persusuan Nabi Saw.

Kendati demikian, mendapatkan ibu susuan itu tidaklah mudah, bahkan dikatakan khusus bagi orang-orang yang memiliki kecukupan dalam ekonominya. Disisi lain sang bayi harus mendapatkan asupan nutrisi bagi kelangsungan hidupnya. Disinilah peran Rasulullah Saw. dengan mentahnik para bayi yang baru lahir pada waktu itu.

 

Nabi Saw Memilih Kurma

Tidak banyak hadis yang membicarakan Nabi Saw mentahnik bayi, barangkali karena sahabat yang beliau tahnik tidak banyak pula. Ini yang melandasi praktek tersebut bukanlah suatu kewajiban bagi setiap anak yang baru lahir. Maka dari itu, sebagian ulama berpendapat bahwa praktek tahnik merupakan kekhususan Nabi Saw saja. Ulama lain seperti Imam an-Nawawi mensunnahkannya, yakni dengan membawa sang bayi kepada orang yang shalih.

Diantaranya hadis Riwayat Imam al-Bukhari:

عَنْ أَنَسٍ قَالَ دَخَلْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَخٍ لِي يُحَنِّكُهُ وَهُوَ فِي مِرْبَدٍ لَهُ فَرَأَيْتُهُ يَسِمُ شَاةً حَسِبْتُهُ قَالَ فِي آذَانِهَا

Artinya: “Dari Anas dia berkata; Aku menemui Nabi Saw bersama saudaraku yang sedang beliau tahnik (mengunyahkan kurma atau sesuatu yang manis lalu di masukkan kedalam mulut bayi) ketika berada di kandang unta, maka aku melihat beliau menandai seekor kambing aku kira Anas mengatakan; “Di telinganya.”

Hadis Musnad Ahmad Ibn Hambal

عَنْ بُرَيْدِ بْنِ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ وُلِدَ لِي غُلَامٌ فَأَتَيْتُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمَّاهُ إِبْرَاهِيمَ وَحَنَّكَهُ بِتَمْرَةٍ

Artinya: “Dari Abu Musa ia berkata; istriku melahirkan seorang anak laki-laki, maka aku membawanya kepada Nabi Saw, lalu beliau menamainya Ibrahim dan men-tahnik-nya (melumatkan korma dengan mulut beliau lalu diberikan ke bibir bayi).

Dari dua hadis diatas, Nabi Saw mentahnik bayi yang baru lahir dan belum memakan apa-apa dengan melumatkan kurma dan mengoleskannya ke bibir sang bayi. Pilihannya menggunakan buah kurma dari buah-buah lainnya merupakan bentuk kecerdasan beliau.

Tinjauan Ilmiah

Dilansir dari  id.theasianparent.com, selain mudah dilumatkan dan kaya akan glukosa yang baik bagi tubuh bayi setidaknya terdapat 5 manfaat buah kurma bagi seorang bayi, seperti mencegah gangguan pencernaan, meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah, membantu perkembangan otak dan sebagai perlindungan organ hati.

Jika ditinjau dari sisi lain, tahnik yang dilakukan Nabi Saw. merupakan bentuk tabarruknya para sahabat kepada Nabi, karena dalam kurma yang telah dilumatkan tersebut terdapat air liur Nabi Saw yang merupakan keberkahan bagi bayi-bayi para sahabat. Dan yang terpenting ialah doa yang beliau panjatkan pada saat mentahnik tersebut.

Sebagai konklusi, Gus Baha pernah berdawuh kira-kira seperti berikut:

“Kita sering menganggap awan dan pohon yang berbentuk lafadz Allah atau Muhammad Saw adalah tanda mukjizat, padahal awan dan pohonnya sendiri adalah mukjizat tuhan”

Peristiwa hebat yang Nabi Saw alami merupakan mukjizat, namun bukan berarti selain itu merupakan hal-hal yang biasa-biasa saja. Semoga dengan ini kita diberikan kecintaan yang lebih lagi akan Nabi Muhammad Saw.

Wallahu a’lam bis shawab

Similar Posts