7 Kitab Tafsir Yang Tinggal Nama
Majalahnabawi.com – Pada suatu malam, saya terhenyak. Antara percaya dan tidak. Mendapatkan paparan yang baru kali ini terlintas. Ada 7 kitab tafsir al-Quran yang ketebalannya menakjubkan. Menunjukkan kesungguhan para penulisnya. Mencurahkan waktu dan pikiran. Khidmah kepada al-Quran. Dengan beragam pendekatan, metode, dan sistematikanya, ketujuh kitab tafsir ini digoreskan. Meskipun kini, tinggal nama. Sebagian ada yang tersisa, beberapa bagian saja. Sisa bumi hangus peperangan. Tahun 1258 M, kota Baghdad kalah. Luluh lantah.
Jejak ketujuh kitab itu dirangkum dengan baik oleh Syekh Imam Zahid al-Kautsari (1879-1952). Tepatnya dalam karyanya yang berjudul Maqalat al-Kautsari. Sang murid, Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah (1927-1997) menukilnya. Mencantumkan dalam kitab Qimah al-Zaman ‘Inda al-Ulama. Tujuannya, menunjukkan kepada kita. Generasi muda. Bahwa cendekiawan muslim dahulu sangat “gila” menulis. Membaca, berdiskusi, bertukar argumentasi, dan menulis adalah wirid dan laku hidup.
Tujuh Kitab Tafsir Spektakuler
Ketujuh kitab tafsir itu adalah kitab al-Mukhtazan, karya Imam Abu Hasan al-Asy’ari (260-324 H). Tebal 70 jilid. Kedua, kitab Tasir Ibnu Syahin, karya al-Hafidz Ibnu Syahin (297-385 H). Tebal 1000 jilid. Ketiga, kitab al-Muhith, karya Imam Abd al-Jabbar al-Hamadzani (359-415 H). Tebal 100 jilid. Keempat, kitab al-Hadzaiq, karya Imam Abu Yusuf al-Qazwini (393-488 H). Tebal 300 jilid. Kelima, kitab Anwar al-Fajr, karya Imam Ibnu al-Arabi (468-543 H). Tebal 80 ribu halaman.
Keenam, kitab Tafsir Ibnu al-Naqib, karya Imam Ibnu al-Naqib al-Maqdisi (611-698 H). Tebal 100 jilid. Ketujuh, kitab Fath al-Mannan, karya Imam Quth al-Din al-Syirazi (634-710 H). Tebal 40 halaman. Naskah kitab yang terakhir ini tersisa 1 jilid. Tersimpan di Dar al-Kutub Mesir. Sebagiannya ada di Perpustakaan Instanbul. Namun demikian, masih jauh dari jumlah utuh, 40 jilid. Serpihan naskah ini menjadi artefak girah keilmuan yang mengagumkan. Para penulisnya, memanfaatkan betul waktu dan usia. Menulis, menulis, dan menulis.
Lantas tertarikkah anda?