Alquran

Kesadaran Belajar Alquran pada Anak-anak dan Remaja

Majalahnabawi.com – Alquran adalah risalah Allah untuk seluruh umat manusia. Tidak heran, kitab suci umat Islam ini memenuhi semua kebutuhan hidup manusia. Alquran adalah bacaan yang mulia, sebuah kitab yang terpelihara dan tidak ada yang menyentuhnya kecuali orang yang suci (Mana’ul, 1993). Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْـقُرْاٰ نِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّـلْمُؤْمِنِيْنَ ۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَا رًا

“Dan Kami turunkan dari Alquran (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Alquran itu) hanya akan menambah kerugian.” (QS. Al-Isra’ 17: Ayat 82)

Anak-anak dan remaja memiliki keinginan untuk belajar membaca Alquran, namun beberapa dari mereka memiliki faktor penghambat untuk tidak belajar membacanya, antara lain kurangnya motivasi untuk belajar, malu karena tidak ada teman sebaya, dan orang tua tidak peduli terhadap Alquran.

Motivasi Membaca Alquran

Ketepatan dalam memilih metode sangat berpeluang bagi terciptanya kondisi pembelajaran yang kondusif, menyenangkan, sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien dalam memfasilitasi siswa untuk dapat meraih hasil belajar (Rianto, 2006).

Seseorang termotivasi pada sesuatu disebabkan adanya niat yang tulus sehingga Allah menggerakkan hatinya untuk melakukan hal tersebut. Anak-anak dan remaja akan merasa bosan, sehingga mereka tidak mau belajar membacanya karena mereka tidak menyukai cara belajarnya. Maka diterapkan metode yang tepat agar anak-anak dan remaja kembali belajar dan diberikan motivasi atau dorongan dari ustaz-ustazah.

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ : عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 

Dari Utsman bin Affan, Baginda Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya.” (HR Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, dari Kitab At-Targhib). 

Mulai Mencintai Alquran

Jika seseorang mengatakan cinta kitab suci ini maka dia harus berusaha membuktikan cintanya dengan amal dan perbuatan sehari-hari, jika cinta hanya diucapkan secara lisan dan tidak ada bukti nyata maka cinta itu dikatakan cinta bohong. (Kosim et al., 2019). Sebelum anak-anak dan remaja belajar membaca Alquran, mereka harus mencintainya. Seseorang yang jatuh cinta dengan Alquran mulai membacanya setiap hari tanpa menyadari bahwa Allah sedang menanamkan cinta di dalam hatinya. Ketika kita membacanya kemudian mempelajari, memahami, menghafal, mengamalkan, dan berinteraksi dengannya, maka akan muncul akhlak yang baik sebagai hasil dari orang yang benar-benar mencintainya.

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَا تَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَـكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَا للّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

“Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 31)

Mengetahui keutamaan Alquran

Kita telah mengetahui bahwa Alquran adalah petunjuk hidup. Kitab suci ini memiliki banyak keutamaan bagi pembacanya dan bagi yang mempelajarinya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اِنَّ هٰذَا الْقُرْاٰ نَ يَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ اَقْوَمُ وَ يُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا كَبِيْرًا 

“Sungguh, Alquran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar,” (QS. Al-Isra’ 17: Ayat 9)

Di antaranya, setiap huruf bernilai 10 kebaikan, dilipatgandakan pahala, diampuni dosa, mendapatkan syafaat di akhirat, diangkat derajatnya, dan rasa ketenangan pada dirinya. Selain mendapatkan ketenangan dari membacanya, juga karena proses menghafalnya yang berarti membaca secara berulang kali, tetapi juga mempengaruhi kognitif dari ayat-ayat Alquran yang telah dibaca, dihafal, dipahami agar mereka memiliki pemahaman yang benar ketika memaknai kandungannya (Mar’ati dan Toriqul Chaer, 2016)

Daftar Pustaka

  1. Mana’ul Qalthan. Pembahasan Ilmu Al-Qur’an Ter. Haimuddin (Jakarta: PT Rineka Cip ta, 1993)
  2. Rianto, M. (2006). Pendekatan, Strategi, Dan Metode Pembelajaran. Malang: Depdiknas
  3. Mar’ati, R., & Chaer, M. T. (2017). Pengaruh Pembacaan dan Pemaknaan Ayat-ayat al-Qur’an terhadap Penurunan Kecemasan pada Santriwati. Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi, 1(1), 30–48.
  4. Kosim, M., Kustati, M., Sabri, A., & Mustaqim, M. (2019). Strengthening Students’ Character through Tahfidz Quran in Islamic Education Curriculum. Jurnal Pendidikan Islam, 8(1), 69-94.

Similar Posts