Puasa Rajab dan Keistimewaannya
Dalil-dalil Puasa Bulan Rajab
Bulan rajab adalah salah satu bulan terbaik dalam pengkalenderan hijriyah.
Di dalamnya terdapat beberpa amalan yang hukumnya sunnah untuk dilakukan bagi orang mukmin. Diantaranya amalan tersebut adalah berpuasa dan memperbanyak istighfar.
Adapun mengenai dalil mengenai keutamaan bulan rajab sangat beragam diantaranya adalah sebagai berikut.
Hadis Riwayat Muslim
حدثنا عثمان بن حكيم الأنصاري، قال: سألت سعيد بن جبير عن صوم رجب ونحن يومئذ في رجب، فقال: سمعت ابن عباس رضي الله عنهما يقول: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يصوم حتى نقول لا يفطر، ويفطر حتى نقول لا يصوم
Artinya, “Utsman bin Hakim al-Anshari berkata, ‘Saya pernah bertanya kepada Sa’id Ibnu Jubair terkait puasa Rajab dan kami pada waktu itu berada di bulan Rajab. Said menjawab, ‘Saya mendengar Ibnu ‘Abbas berkata bahwa Rasulullah Saw berpuasa (berturut-turut) hingga kami menduga Beliau Saw selalu berpuasa. dan Beliau tidak puasa (berturut-turut) sampai kami menduga Beliau tidak sedang berpuasa. (HR Muslim).
وَهَيْئَتُهُ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَمَا تَعْرِفُنِي قَالَ وَمَنْ أَنْتَ قَالَ أَنَا الْبَاهِلِيُّ الَّذِي جِئْتُكَ عَامَ الْأَوَّلِ قَالَ فَمَا غَيَّرَكَ وَقَدْ كُنْتَ حَسَنَ الْهَيْئَةِ قَالَ مَا أَكَلْتُ طَعَامًا إِلَّا بِلَيْلٍ مُنْذُ فَارَقْتُكَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَ عَذَّبْتَ نَفْسَكَ ثُمَّ قَالَ صُمْ شَهْرَ الصَّبْرِ وَيَوْمًا مِنْ كُلِّ شَهْرٍ قَالَ زِدْنِي فَإِنَّ بِي قُوَّةً قَالَ صُمْ يَوْمَيْنِ قَالَ زِدْنِي قَالَ صُمْ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ قَالَ زِدْنِي قَالَ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ وَقَالَ بِأَصَابِعِهِ الثَّلَاثَةِ فَضَمَّهَا ثُمَّ أَرْسَلَهَا
Artinya, “Dari Mujibah Al-Bahiliyyah, dari bapaknya atau pamannya, bahwa ia mendatangi Nabi. Kemudian ia kembali lagi menemui Nabi satu tahun berikutnya sedangkan kondisi tubuhnya sudah berubah (lemah/kurus).
Ia berkata, ‘Ya Rasul, apakah engkau mengenaliku?’.
Rasul menjawab, ‘Siapakah engkau?’.
Ia menjawab, ‘Aku Al-Bahili yang datang kepadamu pada satu tahun yang silam’.
Nabi menjawab, ‘Apa yang membuat fisikmu berubah padahal dulu fisikmu bagus (segar)’.
Ia menjawab, ‘Aku tidak makan kecuali di malam hari sejak berpisah denganmu’.
Nabi berkata, ‘Mengapa engkau menyiksa dirimu sendiri? Berpuasalah di bulan sabar (Ramadhan) dan satu hari di setiap bulannya’.
Al-Bahili berkata, ‘Mohon ditambahkan lagi ya Rasul, sesungguhnya aku masih kuat (berpuasa).
Nabi menjawab, ‘Berpuasalah dua hari’.
Ia berkata, ‘Mohon ditambahkan lagi ya Rasul’.
Nabi menjawab, ‘Berpuasalah tiga hari’.
Ia berkata, ‘Mohon ditambahkan lagi ya Rasul’.
Nabi menjawab, ‘Berpuasalah dari bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah, berpuasalah dari bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah, berpuasalah dari bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah’.
Nabi Muhammad mengatakan demikian seraya berisyarat dengan ketiga jarinya, beliau mengumpulkan kemudian melepaskannya’.
Hadis Riwayat Bukhari & Muslim
عن أبي بكرة رضي الله عنه، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ” الزمان قد استدار كهيئته يوم خلق الله السموات والأرض، السنة اثنا عشر شهرا، منها أربعة حرم، ثلاثة متواليات: ذو القعدة وذو الحجة والمحرم، ورجب مضر، الذي بين جمادى وشعبان “
Nabi bersabda: “Masa itu berputar seperti keadaan hari di mana Allah menciptakan langit-langit dan bumi. Setahun ada 12 bulan, di antaranya ada 4 bulan haram (mulia). Yang 3 bulan berurutan, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab kaum Mudhar, yang letaknya antara Jumadi dan Sya’ban.” (HR al-Bukhari dan Muslim)
Hukum Puasa Rajab
Adapun hukum melaksanakannya adalah sunnah, sebagaimana disunahkannya puasa-puasa dibulan muharram, sya’ban dsb.
Seperti yang telah dikatakan Imam Ghazali dalam Kitab Ihya Ulum ad Din
اعلم أن استحباب الصوم يتأكد في الأيام الفاضلة وفواضل الأيام بعضها يوجد في كل سنة وبعضها يوجد في كل شهر وبعضها في كل أسبوع
Artinya, “Ketahuilah, puasa sunah kuat dianjurkan pada hari-hari yang utama. Sejumlah hari yang utama itu terdapat setiap tahun. Sejumlah hari utama lainnya bisa terdapat pada setiap bulan. Tetapi sejumlah hari utama bisa ditemukan pada setiap pekan.
Kualitas hadis yang menganjurkan untuk puasa rajab ada yang berkualitas shohih, seperti yang ada dalam kitab Shohih Bukhori dan Muslim. Namun juga tidak sedikit yang berhukum dhoif maupun maudhu. Seperti yang ada di media sosial mengenai balasan bagi siapa-siapa yang melaksanakan puasa rajab.