Akhlak Muslim terhadap Diri Sendiri
Mencari keridhoan Allah merupakan destinasi bagi setiap amalan. Dalam menjalani setiap amalan, Rasulullah telah menjadi role model bagi umatnya, maka patutlah kita meniru apa yang beliau kerjakan.
Akhlak adalah salah satu dimensi kehidupan yang cakupannya sangat luas, yakni; etos, etis, moral dan estetika. Etos mengatur hubungan dengan Allah, rasul-Nya, kitab-kitab-Nya dan lain sebagainya. Etis mengatur sikap terhadap diri dan sesama dalam kehidupan sehari-hari. Moral mengatur kehormatan setiap pribadi, dan estetika adalah motivasi untuk meningkatkan kualitas diri dan lingkungan.
Dari cakupan akhlak di atas dapat diketahui bahwa akhlak bukan hanya untuk orang lain, tapi akhlak juga untuk diri sendiri guna meningkatkan kualitas diri.
Sebagai seorang muslim, hendaknya kita menjaga kesehatan jasmani dan rohani sekaligus meninggalkan apapun yang dapat merusak kesehatan. Kesehatan adalah sesuatu yang begitu berharga maka hendaklah kita bersyukur atas nikmat sehat yang telah Allah berikan.
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُقَ
Dari Ibn Abbas ra berkata: Rasulullah saw bersabda: “Ada dua kenikmatan yang banyak orang tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang.” (Shahih al-Bukhari 6412).
Setiap umat muslim sepatutnya memelihara diri dengan sifat-sifat terpuji, antara lain mampu mengontrol hawa nafsu, bersikap sabar, tabah dan rendah hati, memelihara diri dari hal-hal yang dilarang agama, malu terhadap perkara-perkara bathil, menjaga kesederhanaan, jujur, memanfaatkan waktu dengan baik, haus ilmu, ingat mati, rajin muhasabah dan mujahadah.
Seorang muslim selayaknya menjadi pribadi yang pemurah dan dermawan, bersikap sabar dan tenang, pemaaf serta bijaksana dalam mengahdapi segala problematika kehidupan.
Disamping itu, seorang muslim harus menjauhi perbuatan tercela diantaranya bunuh diri, malas-malasan, putus asa, sombong, riya, berbohong, kikir, dendam, gila ketenaran dan jabatan, tergesa-gesa dan segala perbuatan tercela lainnya.
Singkatnya, segala perilaku baik maupun buruk yang kita lakukan bukan hanya berdampak bagi diri sendiri melainkan berdampak pula bagi orang lain. Saat kita gemar mengoreksi diri sendiri dan memiliki motivasi untuk lebih baik maka akan membawa dampak baik dalam muamalah terhadap kehidupan di sekitar kita.
Wallahu a’lam bis showab.