Meneladani Keistiqomahan Sahabat Abdullah Bin Ummi Maktum Radhiyallahu anhu.
Majalah Nabawi – Hallo darsuners, tidak asing lagi bagi kita dengan sosok sahabat Nabi Muhammad SAW. yang bernama Abdullah bin Ummi Maktum. Beliau terkenal mempunyai kedua mata yang buta, tetapi masih memiliki keimanan yang sangat kuat untuk memenuhi perintah-perintah Allah SWT. hingga iblis pun takut atas ke istiqomahan beliau.
Sepenggal Kisah
Dalam riwayat menjelaskan bahwa sahabat Abdullah bin Ummi Maktum di usia senjanya pernah meminta satu permintaan kepada baginda Rasulullah SAW agar membolehkannya sholat lima waktu di rumah karna kekurangan fisik yang ia miliki.
Beliau berkata: “ Ya Rasulullah saya adalah laki-laki yang buta, kediaman saya jauh dari masjid, dan tak memiliki penuntun jalan menuju masjid yang layak. Apakah saya memiliki rukshoh (keringanan) untuk menjalankan sholat lima waktu di rumah?”
Rasulullah menjawab: “ Ya “ kepada sahabat Abdullah bin Ummi Maktum. Awalnya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengizinkan Abdullah bin Ummi Maktum. Lalu ia beranjak keluar, segera Rasulullah memanggil beliau kembali.
“Apakah engkau mendengar seruan sholat?” tanya Rasulullah.
“Ya Rasulullah, saya bisa mendengarnya,” jawab Abdullah bin Ummi Maktum.
“Kalau begitu engkau tetap harus hadir di masjid, sholat berjamaah bersama kami.”
Mendengar jawaban Rosulullah ini, maka Abdullah bin Ummi Maktum tetap istiqomah menjalankan sholat lima waktu di masjid.
Di dalam riwayat Imam Ahmad menjelaskan bahwa jarak antara rumah Abdullah bin Ummi Maktum untuk menuju masjid ini harus melewati perkebunan kurma yang lebat serta jalan yang penuh bebatuan. Sementara seperti kita ketahui bahwa sahabat Abdullah bin Ummi Maktum ini mempunyai kebutaan pada kedua matanya. Hingga akan sulit untuk melewati jalan tersebut.
Namun, Sahabat Abdullah bin Ummi Maktum Sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan perintah Allah Subhanahu wa ta’ala, Abdullah bin Ummi Maktum yang tidak dapat melihat tiap kali mendengar adzan berkumandang berjalan dengan meraba-raba menyambut panggilan-Nya, tidak terkecuali dalam subuh yang gelap.
Hingga pada suatu ketika, Abdullah bin Ummi Maktum tersandung sebuah batu lalu tersungkur. Darahnya mengalir di wajah. Namun, ia kembali bangkit seraya mengusap darah yang mengaliri wajahnya. Abdullah bin Ummi Maktum pun melanjutkan perjalanan menuju masjid.
Laki- laki Itu Adalah Iblis
Sejak saat itu ada seorang laki-laki yang dengan ramah selalu menjemput dan menuntun Abdullah bin Ummi Maktum pergi ke masjid setiap waktu sholat tiba, kemudian mengantarkannya kembali ke rumah.
Ternyata lelaki asing itu melakukan hal ini setiap hari. Hingga suatu hari Abdullah bin Ummi Maktum menanyakan nama dan asal lelaki itu. Kemudian lelaki itu menjawab, “Tak perlu kau tahu namaku dan jangan mendoakanku karena sesungguhnya aku ini iblis.”
Abdullah bin Ummi Maktum pun kaget mendengarnya, “Bagaimana mungkin kau selalu mengantarku masjid sedangkan pekerjaanmu adalah menghalangi orang beribadah kepada Allah?”
Iblis menjawab, “Ingatkah saat kau berjalan untuk Sholat Subuh ke masjid, lalu kau tersandung dan terjatuh sehingga wajahmu terluka parah? Saat itu aku mendengar para malaikat berkata bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala mengampuni setengah dosamu. Aku khawatir jika kau tersandung lagi maka setengah dosamu yang lain akan diampuni Allah juga. Maka aku terpaksa mengantarmu ke masjid.”
Hikmah Dan Istifadah
Dari kisah ini, kita dapat mengambil pelajaran; pertama, wajib bagi laki-laki yang tidak memiliki uzur untuk melaksanakan sholat lima waktu di masjid secara berjamaah. Kedua, dapat dilihat semangat seorang sahabat untuk mendapatkan pahala berjamaah. Maksud yang diminta oleh Abdullah bin Ummi Maktum adalah agar ia mendapat pahala shalat berjamaah tetapi cukup bagi dia untuk menjalankannya di rumah, namun Rasulullah SAW tidak mengizinkannya.
Pelajaran ketiga, istikamah merupakan hal yang penting bagi seorang Muslim. Karena dengan istikamah dapat menjadi ladang pahala, bahkan mengikis dosa-dosa.
Wallahu a’lam bishawab