Bismillah

Majalahnabawi.com – Basmalah merupakan suatu ucapan yang sangat mulia dan penuh dengan hikmah. Banyak sekali hadis yang menjelaskan tentang keutamaan-keutamaan basmalah. Namun jika kita amati dengan seksama, bisa kita perhatikan bahwa lafaz bismillah ditulis tanpa alif pada kata “bismi” (بسم الله). Sedangkan pada surat al-‘Alaq kata “bismi” pada kalimat اِقۡرَأۡ بِاسۡمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَ ditulis dengan menggunakan huruf alif. Lantas kemanakah alif pada lafaz bismillah?

Imam Najmuddin Jubra (540-618 H) mengatakan bahwa terdapat sepuluh hikmah kenapa Allah menjadikan huruf ba sebagai huruf pembuka dalam kitab-Nya dan memilihnya di antara huruf-huruf lain terutama alif. Kemudian Allah membuang huruf alif dari kata ismu (اسم) dan menempatkan huruf ba di tempatnya.

Huruf Alif Melambangkan Kesombongan

Huruf alif seolah-olah melambangkan kesombongan dan perasaan diri lebih tinggi di banding yang lain. Hal ini bisa kita lihat dari tulisan huruf alif (ا) dan ba (ب) di mana alif lebih tinggi sehingga dianggap melambangkan hal tersebut. Sementara itu, huruf ba seolah melambangkan sikap rendah hati dan tidak sombong atau berbangga diri dari penulisannya yang lebih rendah jika kita bandingkan dengan alif. Maka ketika alif melambangkan kesombongan, Allah menurunkannya. Ketika ba melambangkan rendah hati, Allah menaikkan derajatnya. Hal ini sesuai dengan hadis baginda Nabi ﷺ riwayat Imam Ahmad dalam kitab Musnad Ahmad dari jalur Abu Sa’id al-Khudri nomor 11724:


أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “مَنْ تَوَاضَعَ لِلَّهِ دَرَجَةً رَفَعَهُ اللهُ دَرَجَةً، حَتَّى يَجْعَلَهُ فِي عِلِّيِّينَ، وَمَنْ تَكَبَّرَ عَلَى اللهِ دَرَجَةً، وَضَعَهُ اللهُ دَرَجَةً، حَتَّى يَجْعَلَهُ فِي أَسْفَلِ السَّافِلِينَ


Rasulullah ﷺ mengatakan: Barangsiapa yang rendah hati karena Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya sehingga menjadikannya dalam golongan penghuni surga yang mulia. Dan barangsiapa yang sombong kepada Allah, maka Allah akan menurunkan derajatnya sampai yang terbawah”.

Juga diriwayatkan bahwa ketika Allah memerintah Nabi Musa agar datang ke sebuah gunung untuk mendengar kalam Allah, gunung-gunung kemudian membangga-banggakan dirinya agar menjadi tempat Nabi Musa mendengar kalam Allah. Sementara itu gunung Sinai bersikap rendah hati dan mengatakan; متى استحق أن أكون محلا لقدم موسى عليه السلام في وقت المناجاة “Bagaimana aku bisa pantas menjadi tempat untuk Nabi Musa menginjakkan kakinya pada waktu dia bermunajat?”. Maka Allah memberi wahyu kepada Nabi Musa untuk datang ke gunung yang bersikap rendah hati dan tidak merasa pantas menjadi tempat bermunajat itu.

Huruf Alif Melambangkan Keterputusan

Hikmah selanjutnya adalah bahwa huruf ba (ب) melambangkan ketersambungan. Hal ini bisa kita rasakan bahwa salah satu makna huruf ba adalah lil ilshaq (للإلصاق), penulisannya tersambung dengan semua huruf hijaiyah. Berbeda dengan kebanyakan lainya terlebih lagi alif. Karena alif melambangkan keterputusan dan juga tertulis terputus dengan huruf lainya. Maka ketika huruf ba (ب) melambangkan silaturahmi dan huruf alif (ا) melambangkan keterputusan, Allah pun memutuskan huruf alif dari kata bismi (بسم). Sebagaimana hadis yang riwayat imam al-Tirmidzi dalam kitab Jami’ al-Tirmidzi no 1907 yang berbunyi:


حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ ، وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ ، قَالَا : حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ ، عَنِ الزُّهْرِيِّ ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ ، قَالَ : اشْتَكَى أَبُو الرَّدَّادِ، فَعَادَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ، فَقَالَ : خَيْرُهُمْ وَأَوْصَلُهُمْ مَا عَلِمْتُ أَبَا مُحَمَّدٍ، فَقَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: “قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: أَنَا اللَّهُ، وَأَنَا الرَّحْمَنُ، خَلَقْتُ الرَّحِمَ، وَشَقَقْتُ لَهَا مِنِ اسْمِي، فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ، وَمَنْ قَطَعَهَا بَتَتُّهُ “.

Abdurrahman Ibn ‘Auf mengatakan “aku mendengar Baginda Rasulullah ﷺ mengatakan bahwa Allah Ta’ala mengatakan: Aku adalah Allah dan Aku adalah al-Rahman. Aku menciptakan kasih sayang (الرحم) dan membelahnya dari nama-Ku. Barang siapa yang menyambungnya, maka Aku akan menyambungkannya dengan rahmat-Ku. Barang siapa yang memutuskannya, maka Aku akan memutuskannya dari rahmat-Ku”.

Huruf Ba (ب) Selalu Berharokat Kasrah

Hikmah selanjutnya dari dibuangnya huruf alif dalam bismi adalah bahwa huruf ba selalu berharakat kasrah. Harakat kasrah bertanda garis di bawah suatu huruf. Bernama harakat kasrah yang berasal dari kata (كسر) yang artinya pecah. Hal ini karena ketika kita menyebutkan huruf yang berharakat kasrah mulut akan turun dan terpecah atau tidak menyatu. Maka karena huruf ba memiliki keterpecahan lewat harakat kasrah dari sana kemudian ia mendapat kemuliaan. Sebagaimana yang imam Abu Hamid al-Ghazali (505 H) sampaikan dalam kitab Bidayatul Hidayah (بداية الهداية) bahwa Allah mengatakan:
أنا ‌عند ‌المنكسرة قلوبهم من أجلي
“Aku beserta orang yang hatinya pecah karena Aku”

Huruf Ba Mempunyai Derajat Yang Tinggi

Walaupun secara lahir ba memiliki derajat yang rendah karena berada di bawah dan harakatnya juga di bawah tetapi pada hakikatnya ba mempunyai kedudukan yang tinggi. Tingginya derajat huruf ba adalah bahwa huruf ba memiliki karunia berupa titik sedangkan huruf alif tidak. Selain itu, huruf ba juga tidak serakah atas karunia itu dengan hanya menerima karunia berupa titik tersebut. Berbeda dengan huruf lainya seperti huruf ta (ت) atau huruf ya (ي) atau bahkan huruf sya (ش).

Kesungguhan Ba untuk Dekat dengan al-Haqq

Hikmah selanjutnya adalah bahwa huruf ba mempunyai kesungguhan dalam mencari kedekatan dengan al-Haqq, Allah Shubhanahu wa ta’ala. Dan untuk mendapat ridho-Nya juga untuk mencari tujuan yang hakiki. Hal ini bisa kita lihat bahwa ketika huruf ba memiliki karunia berupa titik ia menaruhnya di bawah kakinya dan tidak memamerkannya dengan mengangkat karunia tersebut dan mempertontonkannya ke khalayak umum.

By Trisna Yudistira

Mahasantri Darus-Sunnah 2020 dan Mahasiswa Ilmu Al-Quran dan Tafsir 2021