Rasulullah Saw

Beginilah Cara Makannya Nabi Saw

Majalahnabawi.com – Nabi Muhammad merupakan Khatimul Anbiya’, Nabi yang terakhir, penutup dari para Nabi. Oleh karena itu Nabi Muhammad merupakan teladan utama bagi umat seluruh alam. Apalagi beliau memiliki gelar “Uswatun Hasanah”, sebaik-baiknya teladan.

Banyak hal yang dapat kita teladani dari Nabi Muhammad, dari cara beliau beribadah, sosial atau dalam keseharian. Diantara teladan yang beliau contohkan dalam keseharian adalah adab saat makan. Lantas, bagaimanakah cara makannya Nabi Muhammad Saw?

Diantara adab tersebut yang terangkum dalam kitab Syama’il al-Muhammadiyah wa al-fadha’il al-Mushthafawiyah oleh Imam Abi Isa Muhammad ibn Isa ibn saurah at-Tirmidzi adalah:

1. Menjilat jari setelah makan

Diantara adab yang beliau contohkan adalah menjilat jari seusai makan. Bagi sebagian orang hal ini tampak aneh, namun dalam pandangan Islam hal ini adalah sunnah, karena diajarkan oleh Rasulullah. Selain hal itu, kita juga tidak tau, dimana letaknya keberkahan makanan yang kita makan, bisa jadi sisa-sisa makanan yang tertempel di jari-jari adalah berkah yang akan memberi manfaat pada tubuh kita.
Sebagian hadis menjelaskan kesunnahan menjilat jari dilakukan tiga kali jilatan, namun di hadis lain tidak disebutkan apakah itu tiga kali atau sekali saja cukup.

2. Makan dengan tiga jari kanan

عن ابن لكعب بن مالك ، عن أبيه قال : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم ياكل بأصابعه الثلاث ويلعقهن

“Dari putranya Ka’ab ibn Malik dari ayahnya beliau berkata, Rasulullah saw makan menggunakan tiga jari lalu menjilatnya”

Telah sampai hadis kepada kita bahwasanya rasulullah dahulu makan menggunakan tiga jari. Hal ini menunjukkan kesederhanaan dan tidak tamak terhadap makanan. Sekalipun ketika makan tetap mengutamakan adab dan sopan santun, baik di depan khalayak ramai ataupun sendirian.
Namun hal ini tentu tidak berlaku jika kita makan makanan yang berkuah.

Jika kita telusuri lebih jauh, makanan rasulullah adalah kurma atau roti, kalaupun ada yang berkuah dijadikan sebagai cocolan layaknya sambal yang ada di daerah kita. Oleh karena itu jika kita sesuaikan, maka boleh saja jika kita makan tidak dengan tiga jari, empat bahkan lima jari asalkan makan dengan perlahan dan tidak gelojoh.

3. Tidak makan dalam keadaan bersandar

Rasulullah mengatakan dalam sabdanya:

عن أبي جحيفة قال : قال النبي صلى الله عليه وسلم : أما أنا فلا آكل متكأ

“Dari Abi Juhayfah beliau berkata, Rasulullah saw bersabda: kalau aku, aku tidak makan dalam keadaan bersandar”

Dari hadis tersebut dapat kita ketahui bahwa Rasulullah makan tidak bersandar ke dinding ataupun benda lainnya. Saat makan yang tidak membutuhkan tenaga lebih, kita tidak boleh bermalas-malasan, bahkan kita hendaknya terlihat bersemangat. Karena saat makan, kita berada di depan rezki yang diberikan oleh Allah SWT, maka sudah sepatutnya kita bersyukur dan duduk dengan baik.

4. Duduk iq’aa (الإقعاء)

حدثنا مصعب بن سليم ، قال سمعت أنس بن مالك يقول : أتى رسول الله صلى الله عليه وسلم بتمر فرأيته يأكل وهو مقع من الجوع

“Mush’ab ibn Sulaim menceritakan kepada kami bahwa ia mendengar Anas ibn Malik berkata: Rasulullah diberikan kurma, lalu saat aku melihat beliau, beliau sedang makan dalam keadaan duduk karna lapar”

Duduk yang dimaksud dalam hadis tersebut adalah duduk iq’aa, duduk yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Pada saat itu beliau sedang lapar, kemudian beliau diberi kurma. Lalu Rasulullah memakan kurmanya dengan posisi duduk iq’aa. jika didefinisikan duduk iq’aa hampir sama dengan duduk iftirasy, yaitu duduk diantara dua sujud atau duduk tasyahud awal.

Demikianlah empat diantara adab-adab nabi saat makan. Semoga kita sebagai umat dapat meneladani beliau baik dalam hal ibadah, sosial ataupun adab dalam keseharian.

كلوا واشربوا من رزق الله

“Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah” {QS al-Baqarah 60}

 

[ cara makannya Nabi ]

Similar Posts