Ini yang Dilakukan Rasulullah Saw Pada Malam Nuzulul Qur’an
Karena merasa bahwa moral kaumnya sudah di luar batas, maka Rasulullah memilih uzlah, menyepi. Gua Hira beliau anggap sebagai tempat yang tepat. Cukup jauh dari keramaian dan jarang dikunjungi orang. Setidaknya tempat itu cukup aman dari gangguan orang untuk menenangkan diri.
Di gua itu, semua kebutuhannya tercukupi berkat kesetiaan istri tercintanya, Khadijah. Dengan rutin ia mengirim makanan dari rumah agar sang suami fokus menenangkan hati.
Setelah cukup lama uzlah, tiba-tiba sesosok bayangan mendekapnya dari belakang “bacalah!” perintahnya. Dengan badan gemetar Muhamad menjawab “aku tak bisa membaca.” Sosok itu memerintahnya lagi hingga tiga kali. Lalu ia berkata “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan.”
Begitulah awal mula turunnya Al-Qur’an untuk yang pertama kali. Kemudian secara berangsur-angsur turun ayat lain selama kurang lebih 23 tahun. Semuanya diturunkan secara berkala pada momen yang tepat.
Namun, apa yang sebenarnya yang dilakukan Rasulullah Saw saat malam nuzulul qur’an?
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Al Bukhari disebutkan bahwa Malaikat Jibril:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: كَانَ يَعْرِضُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ القُرْآنَ كُلَّ عَامٍ مَرَّةً، فَعَرَضَ عَلَيْهِ مَرَّتَيْنِ فِي العَامِ الَّذِي قُبِضَ فِيهِ، وَكَانَ يَعْتَكِفُ كُلَّ عَامٍ عَشْرًا، فَاعْتَكَفَ عِشْرِينَ فِي العَامِ الَّذِي قُبِضَ فِيهِ
Dari Abu Hurairah ia berkata bahwa dahulu [Makaikat Jibril] menyetorkan bacaan Al-Qur’an kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam setiap tahun sekali, lalu pada tahun wafatnya beliau, Malaikat Jibril menyetorkan bacaaanya dua kali. Dan dahulu, setiap tahun beliau beritikaf selama sepuluh hari, pada tahun kemangkatannya, beliau beritikaf sebanyak dua puluh hari. (HR. Bukhari)
Adapun hikmah dilakukannya hal tersebut, Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menjelaskan bahwa malam hari bulan Ramadhan lebih utama dibanding siangnya. Selain itu, karena pada siang hari bulan Ramadhan terkadang masih disibukkan dengan urusan dunia.
Ditambahkan bahwa pada kesempatan tersebut, malaikat Jibril juga mengajarkan segala hal yang berkaitan dengan ayat Al-Qur’an pada Rasulullah.
Oleh karena itu, memperingati Nuzulul Qur’an dengan mengajarkan, memberikan pemahaman, sekaligus berdakwah merupakan hal yang sangat dianjurkan, sebagaimana Jibril ajarkan pada Rasulullah. Selain itu, ibadah lain yang dapat dilakukan pada momen tersebut adalah mengkhatamkan Al-Qur’an, beritikaf, atau melakukan keduanya. Wallahu a’lam.
Artikel ini pertama kali dimuat di Islami.co