Majalahnabawi – Siapa yang tidak kenal dengan tokoh besar umat Islam, beliau adalah imamul muhadditsin dan hujjatul Islam. Beliau berasal dari daerah Naisabur siapa lagi kalau bukan Imam Muslim. Yuk simak biografi dan kisah di balik wafatnya imam besar ini!

Nama lengkapnya adalah Abu Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairi An-Naisabury. Sesuai dengan nisbatnya beliau berasal dari Daerah Naisabur. Daerah tersebut merupakan bagian dari Khurasan yang sekarang manjadi bagian dari negara Iran arah timur laut. Naisabur saat itu merupakan salah satu kota pusat ilmu pengetahuan, politik, dan perekonomian. Sedangkan Khurasan, menurut Imam Dzahabi dalam kitabnya al-Amshar dzawatu al-Atsar, adalah tempat berputarnya hadis dan berkumpulnya orang-orang mulia, karena di sana merupakan salah satu tempat untuk memperoleh sanad ‘ali.

Beliau juga dinisbatkan kepada nenek moyangnya atau kabilahnya yaitu Qusairi bin Ka’ab bin Rabi’ah bin Sa’sa’ah. Sebuah keluarga bangsawan besar. Ibnu Hajar mengungkapkan dalam kitab at-Tahdzib beliau merupakan pedagang pakaian yang sukses. Karena saat itu Naisabur merupakan kota fashion yang tersebar ke berbagai negeri. Tempat berdagang beliau berada di Khan Mahmasyi, dan beliau juga memiliki banyak budak dan kekayaan lainnya di wilayah Ustu.

Ayah imam Muslim yaitu Al-Hajjaj bin Muslim merupakan seorang penuntut ilmu hadis. Walaupun ia tidak setenar ayah Imam Al-Bukhari, namun ia disebutkan oleh Muhammad bin Abdi al-Wahhab al-Farra’ sebagai seorang guru dan pemerhati hadis di kota Naisabur. Imam Muslim lahir tahun 206 H, beliau hidup pada masa dinasti Abbasiyah tepatnya pada masa khalifah Mutawakil 232 H-334 H. Yang mana sebelumnya dipimpin oleh khalifah al-Ma’mun, Al-Mu’tashim, dan al-Watsiq. Pada masa itu kondisi politik umat Islam mulai mengalami kemunduran, tetapi dibidang ilmu pengetahuan justru semakin pesat. Hal ini terjadi karena para penguasa berlomba-lomba dalam memberikan apresiasi kepada para ulama dan pujangga.

Maraknya Hadis-hadis Palsu

Dimasa ini juga banyak kelompok dan gerakan yang berselimutkan Islam. Mereka seringkali menyandarkan kepentingan-kepentingannya berlandaskan atas dasar hadis. Hadis-hadis pada masa itu sudah mulai tersebar ke berbagai negeri tetapi berbarengan dengan hal itu juga banyak sekali hadis-hadis palsu yang kian marak. Hal inilah yang membangkitkan perhatian para ulama terhadap hadis termasuk didalamnya Imam Muslim. Ketika khalifah al-Mutawakil naik tahta, kondisi tersebut menjadi angin segar bagi mereka, karena sang khalifah sangat memperhatikan dan peduli terhadap hadis baginda Muhammad SAW.

Imam adz-Dzahabi menuturkan bahwa beliau belajar, menghafal, dan mengambil periwayatan hadis ketika usia 12 tahun tepatnya tahun 218 H. Beliau belajar di daerah Naisabur kepada Ishaq bin Rahwaih, Yahya bin Yahya yang selanjutnya beliau rihlah ke berbagai negara Islam. Beliau menulis Sahih Muslim pada usia 29 tahun tepatnya pada tahun 235 H dan selesai pada tahun 250 H ketika itu beliau berusia 44 tahun, lalu 11 tahun setelah itu beliau wafat tepatnya pada Ahad sore, dan dikebumikan di kampung Nasr Abad, pada hari Senin, 25 Rajab 261 H / 5 Mei 875 M, dalam usia 55 tahun.

Kisah di balik Wafatnya Sang Imam Muhaddis

Ibnu Shalah dalam kitab Shinayatul Muslim menyebutkan bahwa wafatnya beliau disebabkan kelelahan dalam menelaah ilmu. Dalam sebuah Riwayat Ahmad bin Salamah diceritakan ketika beliau mengadakan majlis mudzakarah (mengulang hafalan hadis), tiba-tiba ada seseorang yang bertanya suatu hadis kepadanya yang mana beliau belum mengetahuinya. Seketika itu beliau bergegas ke rumahnya, menyalakan lampu guna bersiap untuk menelaah hadis. Lalu beliau berkata kepada keluarga yang ada dirumah untuk tidak membiarkan salah seorangpun masuk ke rumahnya. Kemudian ada sekelompok orang yang ingin memberikan hadiah sekeranjang kurma kepadanya, lantas beliaupun menerimanya dan memakannya satu persatu sampai habis. Hingga pagi hari dan akhirnya beliau menemukan jawaban hadis tersebut, Imam Hakim menambahkan sejak saat itu beliau sakit kemudian wafat.

Itulah kisah sisi kehidupan menarik imam Muslim yang kiprahnya sangat besar dan berpengaruh dalam penyebaran periwayatan hadis. Semoga dengan kita meneladani dan menelaahnya barkahnya sampai kepada kita semua amin..