Mendengar Suara Lara Pendidikan Indonesia

Majalahnabawi.com – Era baru dengan banyak perubahan, selangkah lebih maju pendidikan Indonesia akan mengikuti peradaban. Jika benar, apa kabar dengan potensi yang terkubur semakin dalam, sebenarnya masih ada banyak harapan, di antaranya yang disediakan oleh  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Penulis berupaya menampilkan sisi komparasi dalam pendidikan lintas negara, memang terasa kurang objektif jika membandingkan sesuatu yang memiliki latar belakang sosial dan budaya yang berbeda, namun ini menjadi evaluasi positif bagi pendidikan kita jika ingin mengejar ketertinggalan.

Penulis akan memakai kacamata ­world view, setidaknya mengambil beberapa negara sebagai sampel. Ada program penilaian pelajar skala internasional yang disebut PISA (Program for International Student Assessment), tiap tiga tahunnya akan diselenggarakan untuk menguji kemampuan akademis murid seluruh negara. Terakhir kegiatan ini dilakukan pada tahun 2018 yang lalu.

Materi yang diujikan ada tiga: Literasi, Matematika dan Sains. Setelah membaca data dengan seksama, ternyata kualitas pendidikan Indonesia menurun pada tahun itu, padahal dari sebelumnya tahun 2000-2015 terkait materi yang diujikan, Indonesia selalu mendapatkan perkembangan yang mana nilai semakin baik. Agaknya, akan membutuhkan waktu yang lumayan lama bagi Indonesia untuk mengejar posisi 10 besar. Ini bukan untuk memperkecil suasana hati, harusnya memperkokoh motivasi.

Pekerjaan Rumah Menuju Pendidikan Yang Berkualitas

Kita paham, bahwa pendidikan kita memiliki banyak pekerjaan rumah, baik dari segi internal: fasilitas, kualitas pengajar, atau eksternal: pemerintah, ekonomi, sosial dan masih banyak lagi. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, telah mengesahkan K13 untuk menggantikan kurikulum sebelumnya, dan di antara keistimewaan kurikulum baru ini ialah guru memiliki kebebasan untuk mengembangkan kurikulum sendiri, yang bisa disesuaikan dengan lingkungan sosial dan budaya di sekitar murid layaknya sistem pendidikan pragmatis yang menyesuaikan dengan fungsi yang dibutuhkan.

Baik, kembali ke studi komparatif kualitas pendidikan Indonesia. Mari kita bersafari ke negara Finlandia terlebih dahulu, yang terkenal dengan sistem pendidikannya sehingga mendapatkan penghargaan dari World Economic Forum, keberhasilan pendidikan di negara ini karena tenaga pengajarnya yang sudah profesional dan teruji serta mendapatkan rekomendasi dari kampus, dengan minimal ketentuan sudah mengkalungi gelar S2, kuota perkelas pun sedikit guna mempermudah dalam pemastian kualitas murid. Anak-anak di tingkat dasar tidak dibebankan dengan tugas rumah, karena itu akan mengganggu waktu eksplorasi mereka dan masih banyak hal menarik lagi yang dapat kita ketahui tentang sistem pendidikan negara ini, silahkan mengakses buku Timothy D. Walker yang berjudul ­Teach Like Finland.

Menilik Pendidikan Negara Lain

Kemudian, pendidikan di Korea Selatan yang bisa dikategorikan sebagai negara yang ekstrem dalam pendidikan, bukan dakwaan tanpa bukti, negara ini mengimplementasikan sistem fullday, tanpa menutup kemungkinan berakibat adanya banyak murid yang stres karena persaingan yang semakin ketat bahkan lebih buruk lagi yakni bunuh diri.

Selanjutnya adalah Jepang, negara ini juga sudah terkenal dengan kesopanan, kecerdasan serta etos kerjanya yang baik, berbeda dengan Indonesia, di Jepang murid tidak akan diberikan ujian sampai kelas 4, karena mereka meyakini bahwa ujian bukan untuk menghakimi kecerdasan anak, dan 3 tahun pertama itu difokuskan pada pendidikan karakter yang akan menjadi landasan kedepannya.

Pastinya di balik semua sistem pendidikan masing-masing negara terdapat sisi gelap dan terang yang itu mengacu pada tujuan tertentu. Lalu, terkait kemampuan murid, kita perlu meyakini tentang kecerdasan majemuk dan nilai plus penerapan sikap humanis supaya tidak ada diskriminasi dalam dunia pendidikan dan ini bisa diselaraskan dengan sistem K13 yang dibahas di awal.

Tidak semestinya kita menganggap bahwa kemunduran pendidikan di Indonesia adalah problem tahunan, karena nyatanya Indonesia banyak meraih juara dalam kompetensi bergengsi di tingkat dunia baik dalam sektor akademisi maupun non-akademisi. Kita bisa menganggap bahwa kemunduran yang terjadi ini adalah alarm yang mengingatkan bahwa ada sistem dalam pendidikan yang perlu dievaluasi dan diperhatikan oleh kita bersama.

Similar Posts