Parenting Ala Nabi Ibrahim As

majalahnabawi.com – Dalam perjalanan kehidupan manusia, keteladan menjadi sumber inspirasi dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam hal pendidikan dan keluarga. Salah satunya Nabi Ibrahim A.S seorang nabi yang tidak hanya dikenal karena pengabdian dan kesetiaannya kepada Allah, tetapi juga karena perannya sebagai seorang ayah yang teladan. Pola asuhnya bisa memberikan panduan berharga bagi setiap orang tua dalam mendidik anaknya, yang diabadikan dalam al-qur’an surat al-mumtahanah ayat 4 . Berikut kita simak pola asuh Nabi Ibrahim:

Dalam perjalanan kehidupan manusia, keteladan menjadi sumber inspirasi dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam hal pendidikan dan keluarga. Salah satunya Nabi Ibrahim As seorang nabi yang tidak hanya dikenal karena pengabdian dan kesetiaannya kepada Allah, tetapi juga karena perannya sebagai seorang ayah yang teladan. Pola asuhnya bisa memberikan panduan berharga bagi setiap orang tua dalam mendidik anaknya, yang diabadikan dalam Al-Quran surat al-mumtahanah ayat 4 . Berikut kita simak pola asuh nabi Ibrahim :

Pola asuh nabi Ibrahim

  1. Usaha pendekatan diri kepada Allah dengan  berdoa dianugerahi anak yang saleh

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

Artinya : Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. (Q.S As-Saffat ayat 100)

  • Menyiapkan lingkungan yang kondusif

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ

 فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُر

Artinya : Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cendrung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (Q.S Ibrahim ayat 37)

  • Menanamkan iman dengan keyakinan, bukan dengan ketaatan buta

Nabi Ibrahim tidak sekedar memberitahu kepada putranya tentang perintah Allah dan menuntut ketaatan mutlak atas nama Allah. Sebaliknya, beliau meminta pendapat putranya mengenai masalah ini.

فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ

Artinya : Bagaimana pendapatmu (Q.S Surah As-Saffat, ayat 102)

Disitulah letak pentingnya menanamkan pikiran kritis dalam pola asuh anak untuk menumbuhkan keimanan dan ketaatan dalam diri mereka melalui keyakinan pribadinya.

  • Mesra dalam berinteraksi

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَـٰبُنَىَّ 

Artinya : “Kemudian ketika anak laki-laki itu sudah cukup umur untuk bekerja bersamanya, Ibrahim berkata, “Wahai anakku sayang!..” (Q.S Surah As-Saffat, Ayat102)

Dalam ayat ini nabi Ibrahim menyapa putranya dengan “Ya Bunayya..” tidak menggunakan kalimat “Ya Ibni” atau “Ya Waladi” yang artinya wahai anakku. Beliau menggunakan ungkapan yang mengandung arti perasaan sayang dalam bahasa arab artinya wahai anakku tercinta atau tersayang. Pilihan kata-kata tersebut menyoroti pendekatan Nabi Ibrahim dalam menghadapi putranya dengan sopan santun dan cinta serta kasih sayang.

  • Berkolaborasi dengan anak

وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Artinya : Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Q.S Al-Baqarah ayat 127)

Ayat ini menggambarkan bagaimana Nabi Ibrahim dengan nabi Ismail bekerja sama untuk membangun Ka’bah.

Sebagai orang tua modern, kita dapat mengambil inspirasi dari pola asuh Nabi Ibrahim yang berlandaskan cinta, kesabaran, dan komunikasi yang baik. Dalam menghadapi tantangan zaman ini, penting bagi kita untuk memperkuat nilai-nilai spiritual dan moral dalam mendidik anak-anak. Dengan memberikan teladan yang baik dan lingkungan yang mendukung, kita dapat membantu membentuk generasi yang kuat, beriman, dan bermanfaat bagi masyarakat.

Similar Posts