hidayah

Tanda Sukses Akhir Perjalanan Seseorang

Majalahnabawi.com – “Siapa yang awal perjalanannya bersinar, maka akhir perjalanan pun akan bersinar.”

Khutbah Jumat, (31/12/2021) merupakan edisi khutbah Jumat terakhir di tahun 2021 yang DKM Masjid Raya Jakarta Islamic Centre, Jakarta Utara selenggarakan. Kegiatan rutin kali ini sudah barang tentu menjadi momen introspeksi/muhasabah, serta refleksi diri atas amal dan perbuatan yang dilakukan selama sekurang-kurangnya satu tahun terakhir, karena khutbah tersebut bertepatan dengan momen pergantian tahun 2021 menuju 2022.

Tampil sebagai khatib, Ustaz Ali Mohammad Al-Hudhaibi, S.S.I., LC., MA., yang merupakan dosen hadis di Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences Ciputat Banten, Imam Masjid UIN Jakarta, sekaligus dai internasional untuk Kanada, Amerika Utara. Beliau membuka sidang khutbahnya dengan mengajak kaum muslim agar senantiasa meningkatkan kualitas ketakwaan kepada Allah Swt dengan berupaya menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, karena pada dasarnya tidak ada bekal terbaik dan paling istimewa untuk menghadap hadirat-Nya kelak selain dari bekal takwa.

Tanda Kesuksesan

Dalam pendahuluan kalamnya, khatib mengutip perkataan Imam Ibnu Athaillah al-Sakandari dalam karyanya al-Hikam yang mengatakan:

مِنْ عَلَامَاتِ النَّجَاحِ فِي النِّهَايَاتِ الرُّجُوْعُ إِلَى اللّٰهِ فِي الْبِدَايَاتِ

Di antara tanda suksesnya perjalanan seseorang di akhir adalah dia kembali kepada Allah Swt di awal perjalanan.”

Dalam perkataannya yang lain:

مَنْ أَشْرَقَتْ بِدَايَتُهُ أَشْرَقَتْ نِهَايَتُهُ

Siapa yang awal perjalanannya bersinar, maka akhir perjalanannya pun akan bersinar.”

“Kalam hikmah ini mengajarkan kepada kita bahwa apabila seseorang menginginkan kehidupannya menjadi berkah, berhasil, dan sukses, maka ia harus kembali kepada Allah Swt dari awal, menggantungkan segala persoalannya kepada Allah di awal perjalanan. Tentu, dengan berupaya konsisten, istiqamah di jalannya.” Papar sang khatib.

Beliau kemudian menjelaskan gambaran beberapa riwayat Nabi ﷺ dalam implementasi nilai-nilai tersebut.

Misalnya, Rasulullah ﷺ mengatakan: “Siapa yang keluar rumah lalu mengatakan bismillahi tawakaltu ‘ala Allah La haula wala quwwata illa Billah, dikatakan kepadanya pada saat itu, dia diberikan petunjuk dalam perjalanannya, dia akan dicukupkan rizkinya selama perjalanan, dia akan dijaga dari segala sesuatu yang buruk dan tidak sukai, bahkan setan sekalipun enggan menggodanya, enggan mengganggunya, hingga mengatakan, ‘bagaimana aku mengganggu orang tersebut sementara dia dalam jaminan keselamatan Allah Swt, rizkinya dipenuhi oleh Allah Swt, perjalanannya diberikan petunjuk oleh Allah Swt”.

Mengapa orang tersebut Allah Swt jamin keselamatannya? Karena dia mengawali perjalanannya dengan bersandar kepada Allah Swt dengan menggantungkan diri kepada-Nya.

Berubah kepada Kebaikan

Intisari dari khutbah akhir tahun 2021 ini adalah, sebagai kaum muslim kita harus senantiasa kembali kepada Allah Swt. Sudah barang tentu selama tahun ini banyak sekali kesalahan dan kealpaan yang kita perbuat, apalagi terhitung dengan tahun sebelum-sebelumnya. Makna kembali kepada Allah Swt adalah kembali dari bermaksiat menuju taat, dari takabur kepada tawadu, kembali dari kikir kepada dermawan, kembali dari gibah kepada muhasabah/introspeksi diri, kembali dari yang tadinya tidak pernah membaca al-Quran menjadi sering membaca al-Quran, dari tidak pernah salat kepada salat, dari tidak mau belajar kepada semangat belajar, dari tidak mau salat berjamaah di masjid kepada salat berjamaah di masjid, dari tidak mau tahajud kepada tahajud, kembali dari segala sesuatu yang tidak selaras dengan kebaikan dan manfaat kepada segala sesuatu yang selaras dengan kebaikan dan manfaat, dengan harapan akhir hayat kita dalam keadaan melakukan kebaikan, ketaatan, dan dalam keadaan husnul khatimah.

Beliau mengakhiri khutbahnya dengan berwasiat agar di tahun baru 2022 dan seterusnya dapat terus berupaya memperbanyak amal saleh dan sekuat tenaga menjauhi amal salah sehingga berharap memperoleh akhir hayat yang husnul khatimah dengan mengutip sebuah hadis:

Rasulullah ﷺ bersabda:

اِعْمَلُوْا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ مَنْ خُلِقَ لِلْجَّنَّةِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ, وَمَنْ خُلِقَ لِلنَّارِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ

Berbuatlah kalian, karena setiap orang dimudahkan melakukan apa yang ditakdirkan untuknya. Orang yang ditakdirkan untuk surga, dia diberi kemudahan untuk melakukan amalan penduduk surga, dan orang yang ditakdirkan untuk neraka, dia diberi kemudahan untuk melakukan amalan penduduk neraka.”

Similar Posts