www.majalahnabawi.com – Ketika berkunjung ke masjid Istiqlal beberapa waktu yang lalu, Wakil Ketua Majelis Mufti Rusia, Ustadz Rushan Rafiq Abbas menyampaikan cerita yang menarik. Pada waktu Presiden Soekarno berkunjung ke Uni Soviet pada tahun 1950-an di kota Moskow hanya terdapat satu masjid yang diizinkan oleh pemerintah Uni Soviet untuk dipakai oleh umat Islam. Bung Karno kemudian pergi ke kota Saint Petersburg dan melihat di situ ada satu masjid yang tidak diizinkan untuk dipakai oleh umat Islam. Bung Karno kemudian meminta kepada pemimpin Uni Soviet agar masjid itu diizinkan untuk dipakai kegiatan ibadah umat Islam. Pemimpin Uni Soviet akhirnya mengabulkan permintaan Bung Karno dengan membuka dan mengizinkan umat Islam untuk memakai masjid tersebut. Maka sejak saat itu sampai hari ini masjid yang dibangun pada tahun 1913 atas izin dari Tsar Nicholas II dan dapat menampung 5000 orang itu, ramai dikunjungi umat Islam di Rusia. Maka bagi umat Islam di Rusia, Bung Karno adalah pahlawan Islam yang tidak dapat dilupakan.

Ibadah Sosial

Sebagai manusia, Bung Karno mungkin mempunyai kesalahan -semoga kesalahannya sudah diampuni oleh Allah swt. Sebagai muslim, Bung Karno telah menjalankan dua ibadah; ibadah individual dan ibadah sosial. Ibadah individual beliau telah terputus dengan wafatnya beliau. Sementara ibadah sosial beliau terus berlanjut. Selama masjid di luar kota Moskow dipakai oleh umat Islam di Rusia, selama itu pula Bung Karno akan mendapatkan pahala sebesar pahala milik umat Islam yang menggunakan masjid tersebut.

Bung Karno juga mendukung bahkan mencarikan dana untuk pembangunan masjid Istiqlal di Jakarta. Tanpa dukungan Bung Karno baik secara moral maupun material, boleh jadi masjid Istiqlal belum terwujud. Karenanya selagi masjid Istiqlal dipakai oleh umat Islam, selama itu pula Bung Karno akan mendapatkan pahala sebesar pahala umat Islam yang beribadah di masjid Istiqlal. Kedua masjid itu hanya sebagai contoh dari ibadah sosial yang telah dilakukan oleh Bung Karno dan tidak menutup kemungkinan masih banyak ibadah sosial yang beliau lakukan tetapi kita tidak mengetahuinya.

Seperti halnya Bung Karno adalah pak Harto. Sebagai manusia, Presiden kedua Republik Indonesia ini boleh jadi mempunyai kesalahan. Semoga kesalahannya sudah diampuni oleh Allah swt. Sebagai muslim pak Harto telah menjalankan dua macam ibadah, ibadah individual dan ibadah sosial. Ibadah individual pak Harto telah berhenti dengan wafatnya beliau, sementara ibadah sosialnya tetap berlanjut kendati jasad beliau sudah hancur di perut bumi. Sekedar contoh, pak Harto memprakarsai ribuan masjid yang didirikan oleh Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila. Pak Harto juga meninggalkan masjid Agung at-Tin di Pondok Gede Jakarta Timur. Selagi masid-masjid itu dipakai oleh umat Islam, selama itulah pak Harto akan tetap mendapatkan pahala. sebesar pahala umat Islam yang menggunakan masjid-masjid tersebut.

Demikian pula pemimpin Libya yang baru saja wafat Muammar al-Qadzdzafi. Sebagai manusia, Qadzdzafi mungkin punya kesalahan. Semoga kesalahannya sudah diampuni oleh Allah swt. Sebagai Muslim Qadzdzafi telah melakukan dua macam ibadah, ibadah individual dan ibadah sosial. Ibadah individual Qadzdzafi sudah berhenti dengan wafatnya beliau. Sementara ibadah sosialnya tetap berlanjut. Sebagai contoh, Qadzdzafi membangun masjid di berbagai belahan dunia, antara lain di Toronto, Kanada dan di Sentul Bogor. Qadzdzafi juga mengirimkan dan menggaji lima ribu tujuh ratus dai yang disebarkan ke berbagai penjuru dunia untuk menyebarkan dakwah Islam. Selagi masjid-masjid itu digunakan oleh umat Islam dan murid-murid dari para dai yang dikirim oleh Qadzdzafi itu menjalankan ibadah, selama itu pula Qadzdzafi akan tetap mendapatkan pahala sejumlah pahala orang yang beribadah itu kendati jasadnya sudah hancur dimakan tanah.

Ibadah individual adalah ibadah yang manfaatnya hanya dirasakan oleh pelakunya, sementara ibadah sosial adalah ibadah yang manfaatnya dirasakan oleh diri sendiri dan orang lain. Sebuah Qaidah Fikih menyebutkan: Ibadah sosial lebih utama daripada ibadah individual. Dengan ketentuan dua macam ibadah tersebut hukumnya sama seperti Sunnah dengan Sunnah. Ibadah sosial itulah yang diprioritaskan oleh Rasulullah saw, karena ibadah sosial adalah ibadah yang pahalanya jauh lebih besar dari pada ibadah individual dan ibadah sosial merupakan ibadah yang berkelanjutan, boleh jadi sampai Hari Kiamat. Tidak mustahil dengan pahala dari ibadah-ibadah sosial itu, Bung Karno, Pak Harto dan Qadzdzafi menjadi orang-orang yang langsung masuk Surga di Akhirat nanti. Itulah keunggulan ibadah sosial. Namun sayang kita lebih memprioritaskan ibadah individual daripada ibadah sosial.