Dakwah dengan Suri Tauladan di Masyarakat
majalahnabawi.com– Dakwah merupakan mengajak kebaikan kepada seseorang melalui pendekatan lisan maupun perbuatan. Dalam hal ini, kita akan membahas dakwah bi al-hal (mengajak kebaikan melalui pendekatan perbuatan).
Bagaimana pun, dakwah di era milenial ini memiliki sangat banyak manhaj (metode). Sebagai siswa maupun mahasiswa sudah sepatutnya kita berperan aktif di tengah masyarakat. Apapun cara yang kita berikan, itulah yang mereka butuhkan. Seperti menjadi guru ngaji di mushalla, mengajar masyarakat kampung yang kurang mampu secara finansial biaya ataupun sumbangsih lainnya dalam bentuk yang nyata.
Mengajak dengan Perilaku
Berikut penjelasan Dr. Abdul Karim Zaidan tentang dakwah bi al-hal:
الْمَقْصُوْدُ بِالْعَمَلِ: نُرِيْدُ بِالْعَمَلِ هُنَا فِيْ مَجَالِ التَّبْلِيْغِ إِزَالَةُ الْمُنْكَرِ فِعْلًا وَهذَا هُوَ الْغَالِبُ وَيَجُوْزُ أَنْ لَا يَكُوْنَ فِي الْعَمَلِ إِزَالَةُ مُنْكَرٍ وَإِنَّمَا فِيْهِ إِقَامَةُ مَعْرُوْفٍ مِثْلُ بِنَاءِ مَسْجِدٍ أَوْ مَدْرَسَةٍ أَوْ نَحْوِ ذَالِكَ مِمَّا يَسْهُلُ أَوْ يُحَقِّقُ إِقَامَةَ شَرْعِ اللهِ فِيْ جَانِبٍ مِنْ جَوَانِبَ وَيَكُوْنُ هَذَا الْعَمَلُ كَدَعْوَةٍ صَامِتَةٍ إِلَى الْإِسْلَامِ وَسِيْلَةً فَعَالَةً مِنْ وَسَائِلِ نَشْرِ الدَّعْوَةِ إِلَى اللهِ
Dalam hal ini, kita dapat belajar bahwa dakwah itu bukan hanya ceramah dan penyampaikan publik di atas mimbar agama semata saja. Tapi, membangun masjid, membangun madrasah untuk sekolah, itu pun masuk dalam kategori menyebarkan agama Allah Swt yang mulia ini. Oleh karena itu, menyebarkan agama Islam ini sudah sepatutnya kita sebarkan dengan perbuatan kita. Dalam artian, bukan hanya perkataan dan nasehat saja. Tapi, tathbiq bil hal (praktik dengan perbuatan) pun menjadi salah satu jalan dakwah yang baik di tengah masyarakat. Karena, masyarakat tidak melihat apa yang telah kita baca, referensi apa yang kita gunakan, tapi mereka hanya melihat apa yang kita perbuat di tengah kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Dalam hal ini, bagi para pendakwah maupun ustaz kondang sudah sepatutnya mengikuti empat sifat Nabi Muhammad Saw, yaitu:
a. Shidiq (jujur) b. Amanah (dapat dipercaya) c. Tabhligh (menyampaikan) d. Fathanah (cerdas)
4 Kriteria Ajakan Nabi
Empat kriteria dakwah di atas merupakan hal yang sangat terpenuhi, terlebih dakwah bi al-hal bukanlah sesuatu yang mudah. Karena, kita terjun langsung di tengah masyarakat, memberi pengarahan intelektual (pengetahuan) maupun spiritual (keagamaan).
Shidhiq, artinya pendakwah harus bersifat jujur dan tidak boleh membohongi kalangan masyarakat awam yang butuh bimbingan ilmu darinya. Amanah artinya pendakwah harus menepati janji dan melaksanakan apa yang telah ia sampaikan melalui lisannya. Dalam artian pula, amanah bukan hanya keluar dari lisan al-da’i (pendakwah) tapi juga harus mempraktikkan dalam kehidupan sehari-harinya, tabligh artinya menyampaikan kepada semua masyarakat tidak pandang kasta (garis turun kehidupan), dan terakhir fathanah artinya ia harus pintar atau minimal lulusan pesantren agar ketika ia ditekan oleh suatu masalah maka ia menjawabnya dengan ilmu pengetahuan bukan asal-asalan. Dan, inilah problematika para pendakwah di tengah masyarakat perkotaan maupun perkampuan.
Ringkasan kitab Ushul al-Da’wah halaman 482 karya Syekh Dr. Abdul Karim Zaidan