Majalahnabawi.com – Kata “Adzkiya” mungkin sekilas tidak kita dapati dalam al-Quran. Tetapi sebenarnya jika kita melihat kalimat asal dari pembentuk kata adzkiya ini maka bisa kita dapati bahwa al-Quran pun merekam nama Adzkiya dengan cara yang sedikit berbeda. Kata ” الأذكياء ” merupakan kalimat jamak dari kata ” ذكي ” yang sering kita artikan dengan kata “orang yang cerdas”. Lalu bagaimana al-Quran merespon kata ini?

Adzkiya dalam Rekaman Al-Quran

Jika kita mengamati asal dari kata “ذكي” kita bisa mengetahui bahwa kata itu merupakan sifat musyabbahat dari kalimat ” ذكا – ذكو ” atau ” ذكي “. Al-Quran merekam satu-satunya ayat yang menggunakan kata ذكو berupa fiil tsulatsi mazid dengan wazan ” فعّل ” yaitu pada ayat ke 3 surat al-Maidah pada kata ke 21:

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَأَن تَسْتَقْسِمُوا بِالْأَزْلَامِ ۚ ذَٰلِكُمْ فِسْقٌ ۗ الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِن دِينِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ ۚ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ۚ فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ ۙ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Yaitu pada kata ذَكَّيْتُمْ yang berasal dari kata ذكّا. Lalu apa makna yang terkandung dalam kata ذكو atau ذكا itu? Dalam kitab Mufradat Alfadzul Quran (مفردات ألفاظ القرآن) al-Raghib al-Ashfihani (w. 502 H) menyampaikan:

وحقيقة التّذكية: إخراج الحرارة الغريزيّة، لكن خصّ في الشرع بإبطال الحياة على وجه دون وجه، ويدلّ على هذا الاشتقاق قولهم في الميّت: خامد وهامد

“Hakikat kata “Tadzkiyah” Iyalah mengeluarkan panas yang bersifat tabiat, tetapi dalam syariat kata ini khusus untuk merujuk pada memutuskan kehidupan (menyembelih) dari satu sisi. Dan ini ditunjukkan oleh ucapan arab dengan sebutan (khomid atau hamid/yang padam) untuk menyebut mayit”

Makna Lain Yang Terkandung

Syekh al-Raghib juga menambahkan bahwa makna ذكا ialah اتقد atau أضاء yang berarti menyala atau menerangi. Karena itu kata ذكاء juga merupakan nama untuk matahari. Selain itu kemampuan yang cepat untuk memahami atau menemukan sesuatu juga orang Arab ungkapkan dengan kata الذكاء. Dan sepertinya makna kata inilah yang seringkali kita gunakan dalam memahami kata tersebut dengan menerjemahkannya sebagai “kecerdasan”. Ibnu mandzur dalam Lisanul ‘Arab (لسان العرب) juga mengatakan “وذَكَّى الرَّجُلُ، إذا أسنّ” bahwa makna kata ذكي adalah dewasa. Selanjutnya terdapat penjelasan dari al-Raghib al-Ashfihani bahwa alasannya adalah karena banyaknya riyadhoh yang orang dewasa lakukan. Sehingga kata الذكاء merujuk pada makna tersebut. Dari sini bisa kita tarik kesimpulan bahwa walaupun al-Quran merekam kata ذكّا dengan makna menyembelih namun kata ini dan juga kata yang semusytaq dengan kata ini memiliki banyak arti yang salah satunya menunjukkan “panas” yang menjadi tanda kehidupan.

Sehingga nama ذكي atau jamaknya أذكياء tidak hanya bermakna orang-orang cerdas. Tetapi juga orang yang mampu menjadi pencerah dan juga orang yang banyak melakukan riyadhoh atau latihan diri. Betapa uniknya al-Quran merekam makna kata ini dalam satu ayat yang menunjukkan sisi lain yang seringkali kita lewatkan.Wallahu A’lam

By Trisna Yudistira

Mahasantri Darus-Sunnah 2020 dan Mahasiswa Ilmu Al-Quran dan Tafsir 2021