Keutamaan puasa Syawal yaitu mendapatkan pahala yang berlipat ganda, yaitu setara dengan menjalankan puasa selama setahun. Puasa sunnah di bulan Syawal hanya dikerjakan selama enam hari, akan tetapi Allah akan memberi ganjaran atau pahala seperti seseorang yang puasa selama 12 bulan.

Keutamaan puasa syawal ini dijelaskan dalam hadis, Rasulullah bersabda:

مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ (مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا)

“Barang siapa berpuasa enam hari setelah hari raya Idul Fitri, maka dia seperti berpuasa setahun penuh. Barang siapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan.” (HR. Ibnu Majah dan an-Nasa’i)

Keutamaan puasa enam hari di bulan Syawal bisa diperoleh dengan mengerjakannya secara terpisah dari hari Idul Fitri selama masih dalam bulan kesepuluh itu. Hanya saja, mengamalkan secara berturut-turut lebih utama. Keutamaan sunnah puasa Syawal luput seiring berakhirnya bulan Syawal. Tetapi para ulama menganjurkan untuk mengqadhanya.

Sebagaimana diterangkan dalam Kitab I’anatut Thalibin (2/304), mengiringi hari raya Id dengan puasa sunah Syawal lebih utama daripada tidak menyambung keduanya. Namun orang yang mengamalkan puasa sunah Syawal yang terpisah dari hari Id tetap mendapatkan keutamaan sunah Syawal.

Imam Abdurrauf al-Munawi dalam syarah kitab al-Jami al-Shaghir menyampaikan keutamaan pahala puasa Syawal disebabkan beratnya melaksanakan ibadah puasa di bulan tersebut. Bulan Syawal adalah waktu di mana makanan dibangkitkan (berbagai jenis makanan dihidangkan), karena Syawal terletak setelah bulan Ramadan. Sehingga puasa di waktu itu (Syawal) lebih sulit dan pahalanya besar.

Rasionalisasi Keutamaan Puasa Syawal dari Penjelasan QS. Al-An’am: 160

Salah satu ikhtiar untuk meningkatkan kualitas puasa adalah dengan mengetahui keutamaan amal ibadah tersebut. Sebab dengan mengetahuinya semangat kita akan bertambah dalam mengerjakannya dan terdorong untuk terus memperbaiki kualitas dan berusaha supaya amal ibadah kita dapat diterima. Oleh karena itu, dalam hal ini keutamaan puasa Syawal penting ditelusuri dan diketahui supaya puasa sunnah sebanyak enam hari memiliki nilai dan efek baik bagi yang melaksanakannya.

Mengenai keutamaan puasa enam hari di bulan Syawal, Syekh Khatib al-Syarbini menerangkan hadis di atas bahwa pahala puasa Ramadan sebanding dengan berpuasa sepuluh bulan, sedang puasa enam hari Syawal sebanding dengan berpuasa dua bulan, maka yang demikian itu adalah puasa satu tahun.

Maksudnya seperti berpuasa wajib selama setahun, sebab jika tidak demikian maka tidak terkhusus dengan Ramadan dan enam hari Syawal, sebab satu kebaikan dilipatgandakan pahalanya menjadi sepuluh kali lipat. (Mughni al-Muhtaj 2/184)

Allah Maha Melipatgandakan Pahala

Hal ini sebagaimana yang termaktub dalam QS. al-An’am [6]: 160,

مَنْ جَاۤءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ عَشْرُ اَمْثَالِهَا ۚوَمَنْ جَاۤءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزٰٓى اِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ

“Siapa yang berbuat kebaikan, dia akan mendapat balasan sepuluh kali lipatnya. Siapa yang berbuat keburukan, dia tidak akan diberi balasan melainkan yang seimbang dengannya. Mereka (sedikit pun) tidak dirugikan.”

Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah memaparkan pendapatnya, “Penilaian dan pelipatgandaan itu tentunya kembali kepada Allah . Di sisi lain, ia tidak hanya terbatas pada 10 kali lipat, tetapi bisa melebihinya, sebagaimana diisyaratkan oleh Surat Al Baqarah: 261.”

وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَن يَشَاءُۚ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ﴾

“Dan Allah akan melipatgandakan bagi siapa pun yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261)

Para ulama menyimpulkan bahwa amalan saleh bahkan bisa saja dilipatgandakan melebihi 700 kali lipat. (Tafsir ath-Thabari 24/174) Hal ini sebagaimana pula dijelaskan dalam hadis Nabi, bahwa pelipatgandaan pahala kebaikan dapat mencapai 700 kali lipat. Nabi Muhammad ﷺ bersabda,

الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ

“Kebaikan dilipatgandakan dari 10 kali lipat hingga 700 kali lipat.” (HR. Muslim)

Dari penjelasan ayat tersebut dapat dipahami bahwa terdapat hubungan dengan hadis tentang pahala berpuasa enam hari setelah puasa Ramadan. Yaitu penegasan pada kalimat setara dengan pahala puasa setahun ada keterkaitannya dengan redaksi ayat yang menerangkan bahwa Allah melipatgandakan setiap amal kebaikan menjadi sepuluh kali.

Perhitungan Setara dengan Setahun

Penjelasannya sebagai berikut:

Jumlah hari dalam satu tahun adalah 360 hari.  Puasa di bulan Ramadan adalah selama 30 hari (1 bulan). Berdasarkan ayat 160 surah al-An’am di atas, jika dilipat gandakan sepuluh kali lipat akan bernilai 300 kebaikan. Kemudian ditambah dengan puasa Syawal sebanyak enam hari yang bernilai 60 kebaikan. Dengan demikian, orang yang berpuasa Ramadan, kemudian diikuti dengan puasa Syawal, maka nilainya setara dengan satu tahun (360 hari).

Imam Ibrahim Al-Baijuri juga memberikan alasan sebagai berikut, “Karena puasa satu bulan Ramadhan sama dengan berpuasa selama sepuluh bulan (300 hari) . Sedangkan puasa enam hari di bulan Syawal, itu sama dengan puasa selama dua bulan (60 hari) . Sehingga totalnya adalah berpuasa selama setahun seperti puasa fardhu. (Hasyiyah Al-Baijuri, 1: 579-580)

Meskipun demikian, bahwa pahala setara setahun dapat dijelaskan secara rasional kita harus meyakini bahwa balasan kebaikan dari Allah tidak terbatas sebagaimana telah dijelaskan para mufassirin. Karena itu, setelah mengetahui tentang keutamaan puasa Syawal menjadi stimulus bagi kita untuk lebih berusaha, terus memperbaiki kualitas ibadah, serta bersungguh-sungguh dalamberamal baik, khususnya berpuasa enam hari di bulan Syawal.[]