Antara Istilah Maulid dan Haul
Majalahnabawi.com – Mengapa Rasulullah diperingati hari kelahirannya (maulid) sedangkan para ulama, orang-orang saleh yang diperingati adalah hari wafatnya (haul)?
Jawaban pertama: kelahiran Nabi Muhammad adalah sebuah kebahagiaan sedangkan wafatnya beliau adalah sebuah kesedihan yang mendalam. maka dari itu yang diperingati adalah hari kelahirannya (maulid) bukan hari wafatnya (haul)
Sebagaimana Imam Al-Suyuthi mengatakan:
وَقَوْلُهُ: مَعَ أَنَّ الشَّهْرَ الَّذِي وُلِدَ فِيهِ، إِلَى آخِرِهِ. جَوَابُهُ أَنْ يُقَالَ أَوَّلًا: إِنَّ وِلَادَتَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْظَمُ النِّعَمِ عَلَيْنَا، وَوَفَاتَهُ أَعْظَمُ الْمَصَائِبِ لَنَا، وَالشَّرِيعَةُ حَثَّتْ عَلَى إِظْهَارِ شُكْرِ النِّعَمِ وَالصَّبْرِ وَالسُّكُونِ وَالْكَتْمِ عِنْدَ الْمَصَائِبِ
“Sungguh kelahiran Nabi Muhammad Saw seagung-agungnya nikmat dan wafatnya nabi Muhammad Saw adalah seagung-agungnya musibah. Syariat Islam selalu mendorong untuk menampakkan syukur atas nikmat-nikmat dan sabar serta diam (tidak mengeluh) ketika tertimpa musibah-musibah.”
Kedua: Rasulullah Saw ketika lahir sudah tampak kemuliaannya & keistimewaannya sedangkan para ulama atau orang-orang saleh itu kemuliaannya setelah terlihat semasa hidupnya. Maka dari itu yang diperingati adalah hari kelahirannya (maulid) bukan wafatnya (haul).
Menjadi Wasilah
Imam Jalaluddin as-Suyuthi mengutip riwayat bahwa sebelum memanjatkan doa, Nabi Adam bertawassul dengan nama Muhammad. Beliau bermunajat: “Ya Allah, jika aku memohon kepada-Mu dengan nama Muhammad , apakah Engkau sudi mengampuni dosaku?” Allah menjawab, “Siapa Muhammad?”.
Nabi Adam berkata: “Maha Suci Engkau, ketika Engkau ciptakan aku, aku tengadahkan wajahku menghadap arasy-Mu dan di sana tertulis kalimat لا اله الا الله محمد رسول الله, maka aku tahu bahwa tidak ada seorang pun yang lebih tinggi derajatnya di sisi-Mu kecuali dia yang namanya bersanding dengan nama-Mu.”
Allah menjawab: “Hai Adam , dia adalah Nabi terakhir dari keturunanmu. Jika bukan karena dia, aku tidak akan menciptakanmu”. Masya Allah, betapa agungnya nama Nabi Muhammad SAW hingga menjadi sebab terkabulnya tobat Nabi Adam.
Peristiwa-peristiwa
Bukan hanya itu, di dalam sirrah Nabawiyah dijelaskan bahwa kemuliaan Nabi Muhammad terlihat dan diakui oleh Rahib Nasrani, mereka mengatakan, bahwa ia melihat utusan Allah yaitu Nabi Muhammad yang dinaungi awan dari teriknya panas matahari, padahal ia berada di antara banyak orang. Dan masih banyak lagi kisah kemuliaan Nabi Muhammad SAW ketika lahir ke bumi ini seperti berhala-berhala di muka bumi terjungkal.
Imam al-Bushiri dalam Qashîdah Burdah-nya menyampaikan:
وَبَعْدَمَا عَايَنُوْا فِيْ الْأُفُقِ مِنْ شُهُبِ # مُنْقَضَّةٍ وَّفْقَ مَا فِيْ الْأَرْضِ مِنْ صَنَمِ
Artinya, “Setelah orang-orang kafir melihat bintang-bintang di ufuk berjatuhan, berhala-berhala di muka bumi kemudian terjungkal.”
Selain terjungkalnya berhala-berhala, peristiwa yang tak kalah menggemparkan dengan matinya api sesembahan Majusi yang konon selama seribu tahun lamanya tidak pernah padam, selain itu ada juga peristiwa runtuhnya sejumlah tempat ibadah orang kafir, dan sebagainya.
Ketiga: memperingati hari kematian atau yang lebih umum dengan istilah “haul” bertujuan untuk mendoakan, mengenang dan mengharapkan ada regenerasi seperti beliau. Sedangkan Nabi Muhammad Saw adalah manusia sempurna dan khotamul anbiya’ (Nabi terakhir). Sehingga tidak ada Nabi & Rasul setelah Nabi Muhammad SAW.
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S Al Ahzab Ayat 40)
Wallahu a’lam