SEMUT

Majalahnabawi.com – Semut merupakan hewan yang kecil, unik, darahnya tidak ada mungkin atau tidak mengalir. Meskipun kecil, setidaknya ada tiga pelajaran yang bisa diambil darinya:

1. Gotong Royong

Ketika ada makanan atau bangkai hewan, seekor semut biasanya memanggil teman-temannya untuk membawa makanan atau bangkai tersebut. Begitulah semut, walaupun kecil tapi dia menyadari bahwa dia tidak mampu melakukannya sendirian, dia harus meminta tolong teman-temannya, dan dia menyadari bahwa sesuatu yang besar jika dilakukan dan diselesaikan dengan bersama dan gotong royong maka akan mudah cepat selesai.

Hendaknya kita sebagai manusia bisa mencontoh hal tersebut. Manusia sebagai makhluk sosial, hendaknya bergaul, saling gotong royong, bekerja sama, saling perhatian, saling membantu. Karena ketika seorang mempunyai beban hidup atau tugas yang besar, lalu dia hanya pikirkan dan selesaikan sendiri itu terasa berat. Oleh karenanya, dia harus meminta tolong orang lain agar bisa diselesaikan bersama.

2. Tidak Rakus dan Senang Berbagi

Semut ketika menemukan makanan, dia tidak makan sendirian, tetapi dia ajak teman-temannya untuk makan bersama. Karena jika dia makan sendiri, bisa mati kekenyangan.

Manusia juga seharusnya tidak rakus, tidak serakah, dan harus gemar berbagi. Jangan egois dengan memenuhi kebutuhannya sendiri, tanpa memperdulikan orang lain.

3. Ramah

Semut biasanya “bersalaman” dengan semut lain ketika mereka saling berjumpa. Kita sering melihat rombongan semut yang berbaris panjang, mereka saling sapa, dan mungkin mereka saling ramah tamah, meskipun kita tidak mengetahui bahasa mereka.

Kita manusia pun seharusnya saling sapa, ramah kepada orang, khususnya memberikan salam ketika bertemu muslim lain. Karena dengan saling sapa dan saling mengucapkan salam akan timbul kecintaan dan kepedulian.

By Faiz Aidin

Dilahirkan tanggal 25 Juni 2000 di Jakarta Barat, anak ketiga dari lima bersaudara dari pasangan H. Muharifin dan Hj. Nurhayati, bertempat tinggal di jalan raya Kembangan, Kembangan Utara Rt 09/02 No. 83 Gang H. Naim, Kembangan, Jakarta Barat. Mahasantri Darus-Sunnah angkatan Auliya dan mahasiswa PAI FITK UIN Jakarta.