Bijak dalam Kehidupan Media Sosial

Majalahnabawi.com – “Masyarakat milenial” mungkin begitulah sebutan zaman yang di mana serba instan ini. Serba instan yang dimaksud di sini adalah kehidupan manusia yang menginginkan segala sesuatu dengan cara yang mudah dan tidak membuang-buang tenaga atau biaya. Dari itu semua, media sosial lah yang sangat berperan pada zaman milenial ini. Mengapa demikian? Karena dari media sosial kita bisa mendapatkan segala sesuatu yang kita mau pada hari itu juga, seperti belanja online, menjadi youtuber, dan lain-lain.

Tetapi semakin berkembangnya zaman, medsos perlahan-lahan mulai menghilang fungsinya. Media sosial yang sebelumnya berguna untuk masyarakat menyalurkan ide-idenya, menjalin silaturahmi, memotivasi segala sesuatu, sekarang menjelma sebagai alat untuk menghasut, menjatuhkan, bahkan bisa menjadi sarana pembunuhan berencana.

Walaupun bisa dibilang hanya sebagian orang saja yang berperilaku negatif di media sosial, namun sudah banyak juga kasus-kasus yang terjadi di dalamnya. Contohnya pada kasus yang terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan; seorang ibu rumah tangga yang dijerat hukuman pidana karena pencemaran nama baik dalam unggahan status Facebook-nya. Walaupun pada akhirnya dia dinyatakan vonis bebas.

Kecanduan Medsos

Yang lebih parahnya lagi kalau seseorang sudah kecanduan dengan medsos, maka dia akan acuh terhadap segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Apalagi kalau yang kecanduan itu masih terbilang di bawah umur (setingkat Taman Kanak-kanak) pasti dia akan sangat acuh terhadap bimbingan orang tuanya. Sebagai orang tua pasti akan merasa sangat kesulitan untuk berkomunikasi dengan anaknya sendiri.

Maka daripada itu, semua media sosial adalah gambaran di mana dunia itu banyak dihuni oleh manusia yang masing-masing memiliki sifat dan adat istiadat yang berbeda dan tidak bisa disamaratakan menjadi satu. Tetapi untuk menghindari segala sesuatu yang negatif itu bukanlah suatu yang mudah, karena di dalam media sosial sendiri sudah disiapkan kolom untuk mengunggah atau mengkritik seseorang. Apalagi ditambahnya negeri kita ini adalah yang beraliran demokrasi. Jadi sangat tidak mungkin bagi seorang pengguna media sosial tidak mengkritik sesuatu yang berkaitan dengan negerinya sendiri.

Cerdas dan Bijak Bermedsos

Maka daripada itu semua penulis mengajak pembaca untuk bijak dalam menggunakan media sosial yang pembaca miliki. Yaitu kita semua harus berani mengambil langkah untuk memahami nilai-nilai yang terkandung dalam media sosial itu sendiri, mulai dari yang positif sampai yang negatif. Juga kita harus bisa menjaga diri kita sendiri agar tidak ikut terjerumus ke dalam negatifnya media sosial dan tetap pada pendirian yang telah kita pegang di tengah polemik bangsa sendiri.

Jangan sampai media sosial membuat kita lupa diri dan kemudian menuhankannya. Karena riset-riset yang bertebaran dari berbagai macam lembaga menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat tepatnya di Indonesia masih tidak terkontrol dalam mengendalikan teknologi . Sudah waktunya bangkit, sudah waktunya cerdas dalam bermedia sosial.

Similar Posts