Sebagai negara maju, Kanada layak dijadikan barometer bagi setiap negara yang ingin memakmurkan negaranya. Ketertiban, kebersihan, dan disiplin warganya dalam bekerja tidak diragukan lagi. Belum bicara infrastruktur, jasa kesehatan, dan biaya pendidikkan yang gratis hingga menengah atas.

Bila sejenak keliling-keliling kota di Kanada, semisal Toronto yang merupakan kota terbesar di Kanada, akan ditemukan ajaran Islam yang diaplikasikan di sini. Ajaran yang justru ada di tengah-tengah mayoritas non-muslim.
Misalnya, tidak ada pengemudi mobil yang saling adu klakson karena buru-buru atau ingin segera mendahului. Bila ruas jalan diperuntukkan untuk tiga mobil maka harus untuk sejumlah itu saja, tidak boleh lebih. Bila melanggar aturan, maka siap-siap terkena sanksi.

Setiap belokan, pertigaan, atau perempatan jalan, ada pejalan atau tidak, semua pengemudi pasti mengurangi kecepatannya. Bahkan berhenti bila terlihat ada pejalan yang mau menyeberang. Padahal tidak ada lampu merah atau rambu lalu lintas.

Ini bagi kami sungguh sangat indah. Tidak mentang-mentang berada di dalam mobil lalu seenaknya di jalanan. Nah, jati diri masyarakat Kanada inilah yang mampu menyatu dengan kehidupan warganya sehingga mereka bisa tertib dan saling menghormati.

Misalnya lagi, setiap mobil yang sedang dikemudikan wajib berjarak antara satu dengan lainnya. Oleh karena itu, wajar bila tingkat kecelakan di kota ini atau kota-kota lainnya di Kanada sangat rendah.

Inilah yang kami maksud dengan ajaran Islam yang teramalkan. Sangat indah dan langsung dirasakan manfaatnya. Bukankah mencegah kerusakan itu lebih utama dan harus diprioritaskan daripada hanya mengambil manfaat saja? Hemat kami, tentu demikian.

Hal yang baik itu bukan tertusuk duri dulu baru sibuk mencabutnya. Tapi mencegah dari duri dulu supaya tidak tertusuk. Caranya? Mulai dengan gotong royong membersihkan atau menghilangkan duri di jalanan (imathat al-adza ‘ani al-thariq) atau lebih luasnya dengan membersihkan sampah, dan seterusnya. Bila kerusakan mampu dicegah maka manfaat pun akan datang dengan mudah.

Hanya, negara terluas di Amerika bagian utara dengan lambang daun maple ini menjadi salah satu negara yang melegalkan LGBT. Konon, boleh jadi karena alasan penghargaan atas hak asasi. Bila di Indonesia atau di negara lain yang menolak LGBT, kamar mandi umum itu dibuat menjadi dua, yaitu khusus untuk laki-laki dan khusus untuk perempuan. Nah, di Kanada ini ditambah satu, yaitu kamar mandi umum khusus untuk LGBT. Bagaimana menurut Anda?

Pembaca yang budiman, demikian cerita kami kali ini. Ngomong-ngomong, kami juga diundang salah satu keluarga warga MIIT (Masyarakat Islam Indonesia Toronto) yang katanya sudah memasak sayur asem dan ikan pepes kesukaan kami untuk kami buka puasa bersama di kediamannya.

Baca Juga: Tradisi Salaman dan Asyiknya Buka Bersama

By Ali Mohammad al Hudhaibi

Dosen di Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences