Jumlah anak di seluruh dunia yang tak memiliki akses perlindungan sosial apa pun mencapai setidaknya 1,4 miliar. Ini merupakan anak di bawah usia 16 tahun berdasarkan data dari lembaga PBB dan badan amal Inggris Save the Children.

Data tersebut dikumpulkan oleh Organisasi Buruh Internasional (ILO), Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) dan Save the Children.

“Secara global, terdapat 333 juta anak yang hidup dalam kemiskinan ekstrem. Berjuang untuk bertahan hidup dengan pendapatan kurang dari 2,15 dolar AS (Rp33.565) per hari. Dan hampir satu miliar anak hidup dalam kemiskinan multidimensi.” kata Direktur Global Kebijakan Sosial dan Perlindungan Sosial UNICEF, Natalia Winder Rossi, dikutip dari Antara, Kamis (15/2).

Ancaman Generasi

Suharso selaku anggota Komisi XI DPR menjelaskan pemerintah akan terus konsisten mengentaskan kemiskinan ekstrem hingga 2024. Caranya dengan memperbaiki pemberian bantuan sosial secara lebih tepat sasaran. Tujuannya untuk mengurangi beban pengeluaran, pemberdayaan sosial dan ekonomi dengan memberikan jaminan peningkatan pendapatan, serta memperluas akses pelayanan dasar.

Namun yang perlu kita ketahui perbaikan yang pemerintah lakukan sampai saat ini tidak mampu diberikan secara nyata pada mereka yang membutuhkan khususnya anak-anak yang butuh jaminan sosial dari negara. Maka sebenarnya solusi atas program yang pemerintah tawarkan tidak dapat menyelesaikan masalah karena akar penyebab kemiskinan saat ini terbentuk secara struktur dari sistem yang dianut negara. 

Sistem kapitalisme milik negara salah satu penyebab kebijakan yang selama ini pemerintah keluarkan selalu berbasis pada keuntungan materi semata. untung rugi antar rakyat menjadi pertimbangan bagi pemerintah menjadi tidak ada pembeda antara penjual dan pembeli yang melakukan bisnis. Kemiskinan ekstrim menjadi problem dunia, akibatnya anak akan mengalami banyak problem kehidupan. Dan itu akan berpengaruh pada nasib dunia pada masa mendatang. Disisi lain, perlindungan sosial negara hari ini ibarat tambal sulam sistem ekonomi kapitalis yang tak akan membuat generasi sejahtera.

Dalam kegiatan ekonomi sistem ini memberi kebebasan dalam kegiatannya, sehingga pengusaha dapat menguasai hajat hidup rakyat termasuk menguasai sumber daya alam. Kondisi ini merupakan konsekuensi dari reinventing goverment, dimana negara hanya berperan sebagai regulator. Perusahaan jelas akan mengambil untung, sementara rakyat akan hidup miskin. Kondisi ini menjadi ancaman terhadap keselamatan generasi dan masa depan bangsa.

Solusi

Islam mewajibkan negara mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui berbagai mekanisme yang sudah ditetapkan dalam sistem Islam. Perlindungan generasi menjadi prioritas negara melalui berbagai kebijakan negara.

Adapun dalam hal pendidikan, kesehatan, dan keamanan, negara harus memenuhinya secara gratis tanpa dipungut biaya. Tidak boleh ada komersialisasi dan kapitalisasi dalam tiga kebutuhan ini. Layanan pendidikan dan kesehatan harus diberikan kepada rakyat secara cuma-cuma. Jaminan keamanan setiap warga juga menjadi tanggung jawab negara sebagai pemelihara urusan rakyat.