Majalahnabawi.comAgama Islam memerintahkan kepada para pemeluknya agar senantiasa selalu berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Dalam Al-Quran Allah swt. Telah berjanji bahwa siapa saja yang berdoa kepada-Nya, niscaya Ia akan mengabulkannya.

Sebagaimana Firman-Nya:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (Q.S. Gafir {40}: 60)

Selain itu, berdoa juga merupakan ibadah, sebagaimana terdapat dalam hadis sahih bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الدُّعَاءَ هُوَ الْعِبَادَةُ.

“Sesungguhnya doa adalah ibadah.” (H.R. Ibnu Majah no. 3828)

Namun secara realitas, ternyata ada sebagian orang yang mengeluh bahwa doanya masih belum dikabulkan oleh Allah Swt. Padahal setiap siang maupun malam dia selalu menengadahkan tangannya memohon kepada yang Maha Kuasa, akan tetapi apa yang didambakannya tak kunjung tiba.

Lantas, terbesitlah pertanyaan di dalam hatinya, “Entah mengapa permohonanku itu masih belum dikabulkan oleh Allah?”

Dari peristiwa di atas, dapat diketahui bahwa terkadang memang jarang ada orang yang berusaha mengintrospeksi diri, apa saja kendala-kendala dikabulkannya doa itu.

Jika dicermati lebih dalam, ternyata kendala-kendalanya itu justru ada pada diri orang yang berdoa itu sendiri.

Untuk mengetahui kendala-kendala dikabulkannya doa tersebut, di sini Penulis ingin mengemukakan nasihat seorang sufi terkenal yang bernama Syekh Ibrahim bin Adham (w. 160 H), yang mana ucapan-ucapannya itu banyak mengandung mutiara hikmah.

Dalam kitab Hayat Al-Qulub karya Syekh Muhammad Baqir Majlisi (w. 1110 H) dikisahkan bahwa suatu ketika Syekh Ibrahim bin Adham berjalan di pasar Bashrah, beliau menerima pertanyaan dari sebagian penduduk, “Mengapa nasib kami belum berubah, padahal kami selalu berdoa siang malam, sedangkan Allah Swt. Telah menjanjikan dalam Al-Qur’an akan mengabulkan doa setiap hamba yang berdoa kepada-Nya?”

Lantas Syekh Ibrahim bin Adham memberikan jawaban dengan tegas kepada mereka:

يَا اَهلَ الْبَصْرَةِ! مَاتَتْ قُلُوْبُكُمْ فِيْ عَشْرَةِ أَشْيَاءَ، فَكَيْفَ يُسْتَجَابُ دُعَاؤُكُمْ؟

“Wahai penduduk Bashrah! Hati kalian telah mati pada 10 perkara, maka bagaimana mungkin doa kalian akan dikabulkan?

Kemudian beliau merinci 10 perkara yang menjadi kendalanya itu satu persatu, sebagai berikut:

1. Tidak memenuhi hak Allah:

عَرَفْتُمُ اللهَ وَلَمْ تُؤَدُّوْا حَقَّهُ.

“Kalian mengenal Allah, tetapi tidak memenuhi hak-Nya.”

2. Tidak mengamalkan isi Al-Qur’an:

قَرَأْتُمُ الْقُرْآنَ وَلَمْ تَعْمَلُوْا بِهِ.

“Kalian membaca Al-Qur’an, tetapi tidak mengamalkan isinya.”

3. Tidak mengikuti sunnah Rasulullah:

اِدَّعَيْتُمْ حُبَّ رَسُوْلِ اللهِ وَتَرَكْتُمْ سُنَّتَهُ.

“Kalian mengaku cinta kepada Rasulullah, tetapi sunnahnya ditinggalkan.”

4. Tunduk kepada setan:

اِدَّعَيْتُمْ عَدَاوَةَ الشَّيْطَانِ وَاَطَعْتُمُوْهُ وَوَافَقْتُمُوْهُ.

“Kalian mengaku memusuhi setan, tetapi mematuhi dan menyetujuinya.”

5. Mau masuk surga, tetapi tidak mau beramal:

اِدَّعَيْتُمْ دُخُوْلَ الْجَنَّةَ وَلَمْ تَعْمَلُوْا لَهَا.

“Kalian mengaku ingin masuk surga, tetapi tidak mau beramal untuknya.”

6. Menjerumuskan diri sendiri ke jurang api neraka:

اِدَّعَيْتُمُ النَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَرَمَيْتُمْ فِيْهَا أَنْفُسَكُمْ.

“Kalian mengaku ingin selamat dari api neraka, tapi menjerumuskan diri kalian sendiri ke dalamnya.”

7. Menyadari akan mati, tapi tidak bersiap-siap untuk menghadapinya:

قُلْتُمْ اِنَّ الْمَوْتَ حَقٌّ وَلَمْ تَسْتَعِدُّوْا لَهُ.

“Kalian mengatakan bahwa kematian itu pasti datang, tapi tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya.”

8. Gemar melihat aib orang lain, tapi aib sendiri tidak dilihat:

اِشْتَغَلْتُمْ بِعُيُوْبِ اِخْوَانِكُمْ وَلَا تَرَوْنَ عُيُوْبَ أَنْفُسِكُمْ.

“Kalian sibuk memikirkan dan mengurus aib saudara kalian, tapi tidak melihat aib kalian sendiri.”

9. Merasakan nikmat, tapi tidak mau bersyukur:

اَكَلْتُمْ نِعْمَةَ رَبِّكُمْ وَلَمْ تَشْكُرُوْا لَهُ.

“Kalian memakan nikmat Ilahi, tapi tidak pandai bersyukur kepada-Nya.”

10. Menguburkan jenazah, tapi tidak menjadikan pelajaran darinya:

دَفَنْتُمْ مَوْتَاكُمْ وَلَمْ تَعْتَبِرُوْا بِهِمْ.

“Kalian ikut menguburkan orang yang mati, tapi tidak mengambil pelajaran dari peristwa itu.”

Demikianlah 10 macam kendala yang mengakibatkan doa seseorang itu tidak dikabulkan oleh Allah Swt.

Semoga butir-butir hikmah syekh Ibrahim bin Adham di atas dapat mengetuk kalbu setiap muslim untuk mampu dan mau muhasabatun nafs (Introspeksi diri), sehingga setiap ia berdoa, senantiasa segera dikabulkan oleh Allah Swt.

Oleh karena itu, janganlah merasa putus asa apalagi kecewa. Teruslah berdoa kepada Allah Yang Maha Kuasa, karena hanya kepada-Nya lah kita bisa meminta pertolongan.

By Muhammad Faiz

Mahasiswa Fakultas Dirasat Islamiyah wal 'Arabiyyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Mahasantri Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences