nasehat nabi

Majalahnabawi.com – Kitab tafsir adalah salah satu sarana bagi muslim untuk memahami maksud Allah. Hal ini karena untuk dapat memahami ayat al-Quran secara langsung terdapat persyaratan yang sangat ketat. Untuk memahami kitab tafsir secara lebih mendalam pengkajian terhadap perkembangan penafsiran sangatlah penting. Perkembangan ini berawal jauh sebelum kitab-kitab tafsir yang populer saat ini. mengkaji kitab tafsir dan perkembangannya akan membawa kita pada pertanyaan “apa kitab tafsir pertama yang ada di dunia?”

Nabi Muhammad tentu adalah orang pertama di muka bumi yang menafsirkan al-Quran. Namun penafsiran Baginda Nabi tidak ia tulis dalam lembaran kertas melainkan ia sampaikan kepada para sahabat. Kemudian para sahabat Nabi menghafal dan mengingat perkataan baginda Nabi dalam hati mereka. Hal Ini menyebabkan penafsiran al-Quran pada masa-masa awal bercampur dengan periwayatan hadis dan belum terkodifikasi secara khusus.

Pemahaman Nabi terhadap al-Quran secara umum dan juga secara terperinci adalah sesuatu yang pasti (Al-Dzahabi, al-Tafsir wa al-Mufassiruun, jilid 1 hal 29). Hal ini karena Allah telah menjamin untuk menjaga dan menjelaskan al-Quran. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

إِنَّ عَلَيۡنَا جَمۡعَهُۥ وَقُرۡءَانَهُۥ ١٧ فَإِذَا قَرَأۡنَٰهُ فَٱتَّبِعۡ قُرۡءَانَهُۥ ١٨ ثُمَّ إِنَّ عَلَيۡنَا بَيَانَهُۥ ١٩  

“Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu) dan membacakannya. Apabila Kami selesai membacakannya maka ikutilah bacaanya itu. Kemudiann sesungguhnya Kami yang akan menjelaskannya.”

Namun meski Baginda Nabi memahami seluruh ayat al-Quran, baginda Nabi hanya menjelaskan sebagian dari ayat-ayat tersebut. Hal ini karena para sahabat juga memahami ayat al-Quran yang maknanya jelas bagi mereka. sehingga penafsiran yang Baginda Nabi sampaikan kepada para sahabat sebagian besar adalah terhadap ayat yang mereka tanyakan. Dan tafsiran ini tentunya tidak Nabi tulis menjadi sebuah kitab.

Kitab Tafsir Pertama di Dunia

Di sisi lain, kita mengetahui bahwa terdapat kitab tafsir yang dinisbatkan kepada sahabat seperti kitab Tanwiir al-Miqbaas min Tafsiir Ibn ‘Abbaas. Ada juga kitab tafsir yang nisbatnya kepada tabi’in seperti Tafsir Mujahid. Tetapi ada yang mengatakan bahwa penisbatan kitab Tanwiir al-Miqbas kepada Ibnu ‘Abbas tidak shahih. Dan jika kita telaah, kitab Tafsir Mujahid tidak ia tulis sendiri melainkan ditulis oleh muridnya yang menisbatkan penafsirannya kepada Imam Mujahid bin Jabr.

Al-Dzahabi mengatakan bahwa tahapan dalam perkembangan tafsir dimulai dari penafsiran Baginda Nabi. Kemudian setelah itu pada masa penulisan dan kodifikasi keilmuan islam, penafsiran al-Quran terbukukan namun masih bercampur dengan hadis-hadis nabi. Barulah pada abad ketiga hijriyyah kitab tafsir terpisah dari kitab-kitab hadis. Pada masa ini mulai muncul kitab-kitab tafsir seperti Tafsiir al-Quran ‘Inda ibn Maajah karya imam Ibnu Majah (w 273 H), Jaami’ al-Bayan fii Ta’wiil ayyi al-Quran karya Imam al-Thabari (w 310 H) dan kitab tafsir lainya. (Al-Dzahabi, al-Tafsir wa al-Mufassiruun, jilid 1 hal 105)

Hal ini tidak lantas menjadikan Ibnu Majah menjadi penulis kitab tafsir pertama. Al-Dzahabi mengatakan bahwa tidaklah mudah mengetahui orang yang mengkodifikasi tafsir al-Quran secara lengkap 30 juz. Hal ini karena banyak sekali data yang menunjukkan bahwa pengkodifikasian tafsir sudah dimulai pada abad-abad pertama Hijriyyah. Terdapat beberapa tokoh yang bisa jadi merupakan penulis kitab tafsir pertama seperti Mujahid (w 104 H), Hasan al-Bashri (w 110 H), Sa’id bin Jubair (w 94 H). (Al-Dzahabi, al-Tafsir wa al-Mufassiruun, jilid 1 hal 105)

Al-Dzahabi mengatakan bahwa kita tidak bisa menentukan kitab tafsir mana yang benar-benar merupakan kitab tafsir pertama di dunia karena sebagian besar kitab-kitab itu tidak dapat kita akses. ia menambahkan jika saja ia bisa mendapatkan kitab-kitab tafsir yang disusun pada abad-abad pertama tentu merupakan hal yang mungkin untuk menentukan apa itu kitab tafsir pertama di dunia.

By Trisna Yudistira

Mahasantri Darus-Sunnah 2020 dan Mahasiswa Ilmu Al-Quran dan Tafsir 2021